56

2.7K 235 17
                                    

Satu bulan kemudian...

Terlihat banyak ornamen-ornamen merah yang menghiasi seluruh sudut istana Utara. Para pelayan dan pengawal pun sibuk berlalu-lalang untuk mempersiapkan upacara pernikahan yang sebentar lagi akan di mulai. Sementara itu, para tamu undangan dari kalangan rakyat, bangsawan, dan kerajaan mulai berdatangan dan memasuki aula istana. 

Di dalam kamar pengantin, Wen Guxiang sedang duduk di depan meja rias di temani oleh Permaisuri Luo, Zhou Zishu, serta beberapa orang pelayan. Para pelayan sedang sibuk merias wajah Wen Guxiang dengan berbagai macam riasan. Sementara Zhou Zishu, mulai mengikat setengah rambut panjang Wen Guxiang. Kemudian Zhou Zishu mengambil sebuah tiara keemasan yang indah dan memasangnya di atas kepada Wen Guxiang.

Setelah selesai, Permaisuri Luo segera mengambil kain tipis berwarna merah dan menutupi wajah cantik Wen Guxiang. Lalu mereka semua memperhatikan penampilan Wen Guxiang dari atas sampai bawah dan tersenyum puas.

"A Xiang sangat cantik" puji Zhou Zishu dengan senyum lembutnya.

"Terimakasih Zhou ge" ucap Wen Guxiang dengan wajah memerah malu. 

"Ibu tidak menyangka, putri kecil ibu sudah besar dan akan segera pergi meninggalkan ibu" ucap Permaisuri Luo sambil melayangkan tatapan sendu ke arah Wen Guxiang.

"Walaupun nanti aku sudah menikah, aku tidak akan pernah meninggalkan ibu. Aku pasti akan selalu menemani ibu, jadi ibu jangan bersedih lagi. Jika ibu sedih, aku akan ikut sedih" ucap Wen Guxiang seraya mengusap lembut air mata Permaisuri Luo.

Zhou Zishu terharu dengan kedekatan ibu dan anak itu. Dia jadi teringat masa kecilnya dulu, saat ibunya masih hidup. Dia dan Yang Zhilin sangat dekat, bahkan mereka tidak pernah terpisahkan. Namun karena takdir yang sudah tertulis, mereka akhirnya harus berpisah untuk selamanya. Meski begitu, Zhou Zishu tetap bersyukur masih diberi kesempatan untuk merasakan cinta dari ibunya.

"Ibu, A Xiang, ayo kita pergi ke aula sekarang! Aku yakin A Ning sudah menunggu A Xiang" ucap Zhou Zishu kepada dua wanita yang sedang berhadapan dengannya.

Permaisuri Luo dan Wen Guxiang menganggukkan kepala mereka. Kemudian ketiganya melangkahkan kaki mereka menuju ke aula istana dengan senyum merekah di wajah mereka.

*
*

Di dalam aula istana, suasana sudah ramai dengan para tamu dan juga keluarga inti dari kerajaan Timur dan Utara.

Kaisar Wen sibuk mendampingi calon keluarga besannya, sedangkan Wen Kexing sedang menemani Cao Weining yang berkeringat dingin karena gugup.

"A Ning, tenangkan dirimu! Sebentar lagi pernikahan kalian akan segera di mulai" ujar Wen Kexing sambil menepuk pundak Cao Weining.

"Xing ge, aku gugup sekali! Apakah dulu saat menikahi Zhou ge, kau tidak merasa gugup?" Tanya Cao Weining yang langsung membuat Wen Kexing termenung mengingat pernikahannya dulu.

Saat pernikahannya dulu, Wen Kexing sangat membenci Zhou Zishu hingga dia berniat untuk menghancurkan pernikahannya sendiri. Jika dulu Wen Kexing mengikuti egonya dan menghentikan pernikahannya dengan Zhou Zishu, dia pasti akan hidup dalam penyesalan karena telah menyia-nyiakan orang yang sangat tulus mencintainya.

"Xing ge?!" Panggil Cao Weining yang membuat Wen Kexing kembali dari lamunannya.

"Dulu aku tidak seperti kalian yang saling mencintai. Saat pernikahanku dengan A Xu, aku sangat membencinya, bahkan aku berencana untuk menghancurkan pernikahan kami. Karena saat itu aku telah dibutakan oleh cintaku kepada Liu Riyu, yang bahkan tidak pernah mencintaiku. Tapi sekarang aku merasa sangat bersyukur menikahi A Xu dan tidak melakukannya hal bodoh itu. Jika aku sampai melakukan hal bodoh itu, aku pasti akan menyesalinya seumur hidupku" ucap Wen Kexing dengan nada sendu menyayat hati.

You Are My Strength (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang