50

2.9K 291 62
                                    

Di dalam aula...
Terlihat Wen Kexing masih sibuk berbicara dengan para menteri. Sangking terlarutnya dalam obrolan mereka, Wen Kexing tidak menyadari bahwa Zhou Zishu sudah beranjak pergi dari sisinya.

"Yang Mulia, apakah tidak sebaiknya Anda mengangkat selir? Saya memiliki banyak kandidat yang bisa Anda pilih. Mereka semua adalah gadis terhormat dari keluarga bangsawan, yang tentunya sangat cantik dengan juga memiliki pendidikan yang tinggi" ucap salah seorang menteri.

"Itu benar Yang Mulia, Anda harus segera mengangkat Selir untuk mendapatkan keturunan" timpal menteri yang lain.

"Selir? Keturunan? Ku rasa tidak, aku tidak akan mengambil selir. Aku sudah merasa cukup memiliki ratu sebagai pasangan hidupku. Dan untuk keturunan kalian tidak perlu khawatir, aku dan A Xu bisa mengangkat seorang anak" ucap Wen Kexing masih berusaha untuk tetap tenang.

"Tapi Yang Mulia, anak angkat dan anak kandung tentu saja berbeda. Bagaimana bisa Anda menyerah tahta kerajaan kepada anak yang bukan darah daging Anda sendiri?!"

"Kalian ini sangat aneh. Aku baru saja diangkat menjadi raja baru, dan kalian malah menyuruhku memilih selir. Apakah kalian tidak memiliki tata ramah?!!" Ucap Wen Kexing mulai menaiki suaranya.

"Ini semua demi kebaikan Anda, Yang Mulia. Kami hanya ingin yang terbaik untuk yang mulia"

"Jawaban ku tetap sama, aku tidak akan mengambil seorang selir pun. Lagipula saat menikah dengan A Xu, aku memiliki perjanjian untuk tidak mengambil seorang selir pun selir"

"Tapi perjanjian itu sudah tidak berlaku karena sekarang Anda adalah seorang raja. Anda sekarang bebas memilih selir-selir cantik untuk hidup bersama Anda"

Kepala Wen Kexing terasa sangat panas. Dia ingin sekali membungkam mulut para menteri ini agar mereka diam. Saat Wen Kexing ingin memarahi para menteri, dia mendengar samar-samar suara seseorang yang memanggilnya.

"Xing ge! Xing ge!" Panggil Wen Guxiang yang tengah berlari kearah Wen Kexing.

"A Xiang, ada apa? Kenapa kau berlarian di aula?" Tanya Wen Kexing.

"Zhou ge, dia ada di luar aula" ucap Wen Guxiang.

"A Xu? Bukankah dia ada di si..." Saat Wen Kexing membalikkan badannya, dia tidak dapat menemukan Zhou Zishu didekatnya.

"Kau benar-benar suami yang buruk, Xing ge. Bagaimana bisa kau tidak menyadari istrimu telah pergi sambil menahan tangisannya?!" ucap Wen Guxiang kesal.

"Apa?! A Xu pergi sambil menangis?!"  Tanya Wen Kexing sedikit berteriak.

"Iya, dari tadi dia mendengar orang-orang berbicara buruk tentangnya. Aku ingin sekali merobek mulut mereka satu persatu. Tetapi aku  tidak bisa melakukan itu, karena Zhou Ge melarang ku. Aku merasa sangat kesal dan akhirnya memutuskan untuk mencari mu" ucap Wen Guxiang sambil mengepalkan tangannya, menahan emosinya.

"Sekarang di mana A Xu?" Tanya Wen Kexing.

"Dia berada di depan aula, di dekat kolam" jawab Wen Guxiang.

Segera Wen Kexing berlari keluar dari aula untuk mencari Zhou Zishu. Dia melesat pergi tanpa mengindahkan panggilan para menteri di belakang.

'A Xu maafkan aku karena terus mengulangi kebodohan yang sama. Seharusnya aku lebih memperhatikan mu, bukannya membiarkan mu bersedih sendirian. Aku mohon tetaplah di sana sampai aku tiba, sayang' batin Wen Kexing.

*
*

Di luar aula istana...
Zhou Zishu sedang duduk di pinggir kolam sambil mengamati ikan-ikan yang berenang di sana. Sesekali telinganya akan menangkap suara sindiran yang ditujukan padanya dari orang-orang di sekitarnya. Dadanya terasa sangat sakit dan air matanya terus menggenang di pelupuk matanya. Seberapa keras Zhou Zishu mencoba untuk menahannya, air matanya tetap turun dengan bebas dari kedua matanya.

You Are My Strength (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang