16

5.9K 560 35
                                    

Di dalam kamar, Wen Kexing duduk di tepi ranjang, tempat Zhou Zishu berbaring. Lalu Wen Kexing menggenggam tangan Zhou Zishu untuk mengaliri energi spiritualnya. Wen Kexing bisa merasakan tangan Zhou Zishu sangat kurus dan penuh dengan goresan dari pecahan giok semalam.

Seketika hati Wen Kexing menjadi sedih dan penuh rasa bersalah. Dia sangat menyesal karena di kehidupan lalu dia tidak pernah mempercayai Zhou Zishu. Seandainya dulu dia bisa percaya dan menerimanya, mungkin Zhou Zishu tidak akan menderita sampai akhir hayatnya.

‘Maafkan aku, A Xu. Kau jadi seperti ini karena kesalahanku. Aku berjanji tidak akan menyakitimu lagi’ batin Wen Kexing sendu.

Sambil terus mengalir energi spiritualnya, Wen Kexing mulai menyusun rencana untuk membalaskan dendamnya kepada Liu Riyu dan Wen Huangfu. Untuk menjalankan rencananya, Wen Kexing harus berpura-pura percaya dan baik di depan Liu Riyu dan Wen Huangfu agar mereka tidak curigai nya. Wen Kexing berharap dia bisa segera membalas perbuatan mereka.

Tok… Tok…

Saat mendengar ketukan pintu, Wen Kexing tersadar dari lamunannya dan langsung melepaskan genggaman tangannya pada Zhou Zishu, kemudian berkata, “Masuk” Segera Shen Linyao masuk sambil membawa semangkuk bubur dan segelas air untuk Zhou Zishu.

“Taruh saja nampan itu di atas meja itu” Shen Linyao langsung menaruh nampan itu di atas meja dekat dengan tempat tidur.

Kemudian Shen Linyao berkata kepada Wen Kexing, “Wangye, saya ingin memberitahu Anda bahwa Nona Liu sedang menunggu Anda di taman”

Sontak wajah Wen Kexing berubah menjadi marah, membuat Shen Linyao ketakutan sekaligus bingung. Tetapi tidak lama kemudian, wajah Wen Kexing kembali datar. Segera Wen Kexing menyuruh Shen Linyao menyampaikan pesan kepada Liu Riyu bahwa dia akan segera menemuinya.

Sebelum pergi, Wen Kexing membelai lembut surai panjang Zhou Zishu sambil menatap wajahnya yang sudah mulai membaik. Semakin lama Wen Kexing menatap Zhou Zishu, semakin dia tidak tega meninggalkannya sendirian. Sebenarnya saat ini Wen Kexing tidak ingin pergi menemui Liu Riyu dan ingin tetap bersama Zhou Zishu. Tetapi Wen Kexing tidak boleh gegabah, dia harus bisa mengendalikan perasaannya dan berusaha untuk menjadi Wen Kexing yang dulu di depan Liu Riyu untuk membalaskan dendamnya.

Akhirnya Wen Kexing menjauhkan tangannya dari Zhou Zishu, dan kemudian dia berdiri untuk pergi menemui Liu Riyu. Tetapi belum sempat Wen Kexing menyentuh gagang pintu, dia berbalik dan mendekati Zhou Zishu.

Segera Wen Kexing menundukkan kepalanya dan mencium kening Zhou Zishu. Kemudian dia mendekati telinganya dan berbisik, “Zhou Zishu, aku pergi sebentar. Tolong tunggu aku di sini, aku pasti akan segera kembali”. Setelah itu Wen Kexing benar-benar pergi meninggalkan Zhou Zishu untuk menemui Liu Riyu.

Tanpa Wen Kexing sadari, wajah Zhou Zishu memerah dan perlahan-lahan matanya mulai terbuka. Tangan Zhou Zishu bergerak menyentuh keningnya yang dicium Wen Kexing. Jantung berdebar sangat kencang dan wajahnya semakin memerah ketika mengingat kata-kata Wen Kexing di telinganya.

“Lao Wen, aku pasti akan selalu menunggumu” gumam Zhou Zishu.

*
*

Di taman terlihat Liu Riyu sedang duduk di gazebo menunggu Wen Kexing. Wajahnya terlihat sangat kesal karena dia sudah menunggu Wen Kexing terlalu lama.

“Ke mana dia? Kenapa dia lama sekali” gumam Liu Riyu.

“Kau merindukan ku, A Yu? Maafkan aku karena telah membuatmu menunggu” ucap Wen Kexing sambil memeluk Liu Riyu dari belakang.

Liu Riyu segera berbalik dan berkata, “A Xing, kau dari mana saja? Aku telah menunggumu dari tadi dan kau baru datang sekarang, kau sangat jahat A Xing”

You Are My Strength (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang