Beberapa bulan berlalu...
Tak terasa usia kehamilan Zhou Zishu sudah memasuki masa persalinan. Seluruh penghuni istana mulai sibuk mempersiapkan persalinan sang ratu. Mereka selalu bersiap siaga, bila sang ratu menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan.Sementara Wen Kexing selalu berada di sisi Zhou Zishu, tanpa mau meninggalkannya sedetik pun. Dia terlalu khawatir dengan kondisi Zhou Zishu dan calon anaknya yang akan segera lahir. Sang calon ayah itu selalu mengikuti kemanapun sang calon ibu pergi. Dia juga selalu berjaga-jaga jika ada tanda-tanda Zhou Zishu akan melahirkan.
"A Xu, beristirahatlah di kamar. Kau pasti kelelahan, karena sejak pagi kita terus berputar-putar mengelilingi taman" bujuk Wen Kexing sambil menggenggam erat tangan Zhou Zishu.
"Aku masih ingin tetap di sini Lao Wen" ujar Zhou Zishu dengan senyum manisnya.
"Tapi sayang, ini sudah 5 kalinya kita berputar-putar mengelilingi taman. Aku takut kau akan kelelahan. Ingat A Xu, sebenarnya lagi kau akan melahirkan anak kita" ucap Wen Kexing sambil mengusap lembut perut besar Zhou Zishu.
"Aku tahu, tetapi anak kita masih mau berjalan lagi. Aku mohon satu kali lagi saja ya, Lao Wen. Aku mohon sayang.." Rayu Zhou Zishu dengan senyuman memikatnya yang tidak mungkin bisa ditolak oleh Wen Kexing.
"Baiklah, tapi hanya satu kali lagi saja ya... Setelah itu kita kembali ke kamar dan kau harus beristirahat, kau mengerti A Xu?"
"Terimakasih raja tampanku"
"Sama-sama ratu cantikku" Setelah itu, Zhou Zishu kembali memutari taman dengan Wen Kexing yang setia menemaninya.
"Aduh... Perutku... Sakit sekali.. Lao Wen tolong aku!" Ucap Zhou Zishu sambil memegangi perut besarnya dengan satu tangannya, sementara tangan lainnya meremas kuat tangan Wen Kexing.
Dengan raut wajah panik, Wen Kexing segera berteriak memanggil para pelayan dan pengawal yang ada di sekitar mereka. Segera para pelayan dan pengawal berdatangan menghampiri Zhou Zishu, lalu membantu Wen Kexing membawanya masuk ke dalam kamar. Sedangkan salah seorang pelayan pergi memanggil tabib Lu Qianqiao.
"Lao Wen Hiks... Hiks... Sakit..." Ucap Zhou Zishu mulai merintih kesakitan.
"Tenanglah sayang, tabib Lu akan segera datang. Aku mohon bertahanlah sebentar lagi. Aku berjanji akan selalu berada di sisimu" ucap Wen Kexing seraya mengusap lembut perut besar Zhou Zishu.
"Tapi... Lao Wen.. aku tidak tahan lagi... Aku..."
"Ssttt... Jangan berbicara dulu sayang. Simpan tenaga mu untuk melahirkan anak kita" ucap Wen Kexing yang mendapat anggukan dari Zhou Zishu.
Keringat dingin mulai turun deras dari kening Zhou Zishu. Bahkan air matanya ikut mengalir deras dari kedua mata beningnya. Zhou Zishu juga menggigit bibir bawahnya hingga berdarah untuk menahan suara pilunya. Salah satu tangannya menggenggam erat tangan Wen Kexing, sementara tangan lainnya mencengkeram erat seprai tempat tidur mereka yang mulai berantakan.
Wen Kexing sungguh merasa tidak tega melihat keadaan Zhou Zishu saat ini. Hatinya terasa sangat sakit melihat Zhou Zishu terus-menerus menahan rasa sakitnya. Tak henti-hentinya Wen Kexing berdoa kepada Dewa agar persalinan istrinya dapat berjalan dengan lancar dan dia tidak merasakan kesakitan lagi.
Brakkk
Pintu kamar segera terbuka, Tabib Lu Qianqiao dan beberapa pelayan masuk ke dalam kamar dan mulai melakukan persiapan untuk proses persalinan. Tabib Lu mendekati Wen Kexing dan berkata, "Yang Mulia, Anda bisa keluar dari sini sekarang. Kami akan memulai proses persalinan"
"Aku tidak ingin keluar, aku akan tetap di sini bersama A Xu" ucap Wen Kexing tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari Zhou Zishu.
"Baiklah kalau begitu, saya akan memulai proses persalinannya"

KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Strength (End)
Fanfic'Lao Wen, kenapa kau tidak bisa percaya kepadaku sekali saja? Walaupun Kau membenciku dan tidak mempercayai ku, aku akan terus berusaha melindungi mu dari mereka. Aku mencintaimu, Lao Wen' ucap Zhou Zishu dalam batinnya sambil menangis. 'A Xu maafka...