Aku dan Kade terus menmandangi langit berbintag hingga menit-menit terakhir. Tentu saja, sepanjang waktu kami terus bergandengan tangan. Mulutnya berkedut tidak puas, tapi kalau-kalau ada sesuatu yang tidak teduga terjadi, akan memalukan jika saat itu kami masih saling berpaling berpelukan.
“Mmh... kau harus pastikan untuk menebus ini, oke?”
“...Iya, iya. Aku akan menebusnya saat kita pulang.”
Justru di sini aku ingin memintanya untuk membiarkanku memeluknya sesuka hatiku. Hanya dengan merasakan panas dan aroma tubuhnya Kaede, aku jadi begitu bahagia hingga ingin tetidur apa adanya.
“Oh ya... malam ini aku ingin tidur bersamamu. Kau satu kamar dengan Higure-kun, bukan? Karena aku sekamar dengan Akiho-chan, tidak bisakah kita bertukar kamar secara diam-diam? Dengan begitu semua orang akan bahagia!”
Memang benar, jika kami bertukar kamar secara diam-diam, kami tidak akan ketahuan. Bahkan jika ada pematrol yang datang, aku bisa memberi tahu mereka kalau Shinji terlalu lelah hingga dia tertidur pulas. Tapi—
“Aku sangat ingin melakukan itu, tapi tidak bisa. Sekalipun Shinji dan Otsuki-san setuju, aku akan dengan tegas menentangnya. Aku tidak akan mau menerimanya.”
“Kenapa? Apa kau tidak mau menghabiskan malam bersamaku?”
“Bukannya begitu. Jika bisa, aku sendiri maunya tidur di ranjang yang sama denganmu seperti biasanya. Apalagi di hari-hari seperti ini. Tapi. aku tidak suka jika ada pria selain diriku yang melihit dirimu... gimana bilangnya, melihat dirimu yang mengenakan piyama...”
Memang mungkin untuk bertukar kamar tanpa memberitahu Mogi dan Sakaguchi. Tapi bagaimana jika mereka tiba-tiba masuk ke kamar begitu saja? Sosok Kaede yang mengenakan piyama akan terlihat oleh mereka. Itu tidak boleh. Itu tidak bisa diterima.
“Cuman aku satu-satunya pria yang boleh melihat sosok Kaede yang mengenakan piyama. Sekalipun itu adalah Shinji yang merupakan sahabatku, itu tetap tidak boleh. Apalagi kalau Mogi dan Sakaguchi, itu tidak perlu ditanya lagi apakah boleh atau tidak. Selama ada kemungkinan seperti itu, aku tidak mau menerima ini. Maaf ya, Kaede-san.”
“...Mungkinkah kau ini sebenarnya posesif?”
“Begitukah? Bukankah itu wajar untuk berpikir kalau kaulah satu-satunya orang yang tahu betapa cantiknya orang yang kau sukai?”
Mungkin benar jika ini disebut posesif. Tapi bukankah semua pria seperti itu? Aku sangat yakin kalau ada sisi dari Otsuki-san yang hanya diketahui oleh Shinji dan tidak akan dia tunjukkan atau beritahukan padaku. Itu sama saja
“Issh... Yuya-kun benar-benar orang yang spontan. Itu curang tahu membuatku deg-degan begitu saja. Tapi... yah, aku sendiri tidak ingin ada pria lain yang melihatku dalam sosok piyama selain dirimu. Lagian itu adalah sosokku yang tak berdaya.”
Mengatakan itu dia memeluk lenganku. Senyumnya bersinar secerah bintang di langit malam. Rambut hitam mengkilapnya sehalus pasir yang tidak bisa tersangkut di jemariku. Sensainya begitu enak ketika dibelai,
“A-ada apa Yuya-kun? Tiba-tiba membelai kepalaku seperti itu!?”
“Apa kau tidak menyukainya? Aku akan berhenti jika kau memang tidak menyukainya...”
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Like You
RomanceSinopsis : ~Ryoushin no Shakkin wo Katagawari Shite Morau Jouken wa Nihon'ichi Kawaii Joshikousei to Issho ni Kurasu Koto Deshita~ ( Judul Asli ) Si MC, Yoshizumi Yuya, dipaksa untuk melunasi hutang yang ditinggalkan oleh orang tuanya yang telah me...