“Duhhh... udah. Aku tidak bisa. Aku tidak bisa melakukannya...”“Aku tidak menyangka akan sampai sejauh ini...”
Otsuki-san membaringkan dirinya di atas meja dan kelelahan dalam sosok yang sangat pucat. Dan seorang yang menyerukan kalimat terkenal dari agen FBI tertentu sambil melihat ke arah langit-langit adalah Shinji.
Sekarang sudah lewat pukul 17:30. Terkadang kami istirahat, dan sesekali disela oleh obrolan, tapi kupikir kami membuat kemajuan yang baik dalam sesi belajar kami. Lasagna yang kusajikan pada siang hari diterima dengan baik oleh semua orang, termasuk Kaede, dan menerima tiga bintang. Komentar Kaede yang mengatakan ‘Enak banget’ adalah kesan yang paling membahagiakan.
“Kerja bagus kalian berdua. Rasanya menyenangkan bisa berkumpul dan belajar seperti ini. Haruskan kita melakukannya lagi besok?”
Itu memang disayangkan bahwa waktu berduaanku dengan Kaede akan berkurang, tapi aku harus menahannya untuk mendapatkan nilai yang bagus dalam ujian. Pada awalnya, aku tidak dalam suasana hati ingin belajar, tapi ketika aku melihat orang lain di sekitarku berkonsentrasi, aku secara alami menjadi bersemengat, jadi seperti ini juga tidak terlalu buruk.
Namun, Shinji menggelengkan kepalanya tanpa daya.
“Kami benar-benar sudah dibuat grogi karena tingkah pengantin baru antara dirimu dan Hitotsuba-san yang terjadi sesekali. Seperti yang diharapkan dari Meotople. Jika kami harus melihat hal seperti itu setiap hari, kami mungkin akan mati muda. Kira-kira penyebab kematiannya karena diabetes.”
Dia ini ngomong apa sih? Saat aku memikirkan itu, Otsuki mendongak dan menganggukan kepalanya seolah dirinya setuju dengan Shinji.
“Yoshi mencuci piring seolah itu adalah hal biasa, dan Kaede-chan dengan hati-hati mengatur piring yang sudah dicuci di rak piring. Kalian berdua benar-benar luar biasa dalam membagi pekerjaan sehingga aku ragu apakah kita ini benar-benar teman sekelas. Kemudian ketika ada yang membuat kesalahan. kalian jadi saling memandang dan mulai berbicara tanpa suara akan cinta kalian, itu terlalu manis sampai aku dibuat ingin muntah...”
Begitukah? Memang sih ada banyak momen ketika aku dan Kaede saling memandang, tapi kami tidak pernah berbicara tentang cinta. Yah meski aku mengakui kalau aku menatapnya dengan persasaan ‘Aku mencintaimu, Kaede-san.”
“Kupikir kau tidak menyadarinya karena terlalu fokus. Tapi kau tahu, saat aku mengejarkan soal, Kaede-chan terus menatapimu. Apalagi tatapanya memiliki ekspresi yang tidak sopan sampai-sampai suara hatinya yang mengatakan [Aaah, Yuya-kun yang berkonsentrasi keren banget.] terdengar.”
Seriusan? Aku sama sekali tidak menyadarinya. Kaede-san, apa kau terus-terusan menatapiku?
“A-Akiho-chan!? Itu tidak seperti aku menatapi Yuya-kun dengan pemikiran seperti itu!? Dan lagi, apa yang kau maksud dengan suara hati!?”
“Kalau begitu, apa yang kau pikirkan saat dirimu menatapi Yoshi? Bahkan kau sampai melupakan belajarmu.”
Peran Kaede hari ini adalah seorang guru, jadi tidak heran jika dirinya tidak membuat banyak kemajuan dalam belajarnya sendiri. Ngomong-ngomong, Kaede sudah memiliki perisapan dan tinjauan ulang materi sebagai fondasinya, jadi dia harusnya tidak akan memiliki kesulitan seperti kami. Yah, aku tidak peduli dengan masalah itu, yang terpenting adalah alasan mengapa Kaede menatapku.
“—A-Aku berpikir dia sangat keren.”
“Apa kau bilang? Aku tidak bisa mendengarmu dengan baik, jadi aku ingin kau mengatakannya lagi? Kau juga tidak mendengarnya, kan, Yoshi?”
“Y-Ya, aku tidak mendengarnya dengan baik karena suaranya begitu kecil. Kaede-san, bisakah kau mengatakannya lagi?”
“Uh... Itu sangat keren! Aku terpesona oleh Yuya-kun yang memiliki ekspresi serius, karena dia sangat keren! Apa itu salah!?”
Sambil memukul meja, Kaede berkata dengan wajah yang merah cerah. Otsuki, yang menerima tatapan tajamnya, terkejut, Shinji tertawa getir, dan aku menjadi malu dan memalingkan pandanganku.
“Orang yang kucintai memiliki raut wajah yang berbeda dari yang biasanya dia tunjukkan, jadi tidak dapat dihindari kalau mataku tertuju olehnya! Dan ketika aku menatapnya, aku tidak bisa menahan diri untuk tidak bergumam seperrti ‘aku mencintaimu. Yuya-kun’.”
Kaede lagi dalam mode boost, ini adalah mode yang harus dihentikan. Otsuki perlu melakukan sesuatu! Keluhan seperti itu tiba-tiba melintas di benakku. Dan sejak awal, dialah yang meyebabkan situasi ini, jadi memang dia yang harus disalahkan.
“Di tempat pertama, ada juga saat-saat ketika Akiho-chan menatap Higure-kun dan tanganmu jadi berhenti. Apa kau pikir aku tidak menyadarinya? Kau benar-benar menampilan wajah yang begitu imut ketika dirimu menatap Higure-kun. Jadi aku tidak ingin diberitahu hal seperti itu oleh dirimu. Akiho-chan!”
“Ka-Kaede-chan!? A-Aku tidak menatap Shin-kun atau semacamnya—”
Kaede dan Otsuki saling berdebat. Jika sudah begini, tidak akan mudah bagi kami kedua pria untuk turun tangan. Nah, apa yang harus kami lakukan sekarang?
“Hahaha, kupikir yang terbaik adalah membiarkannya saja. Jika kau terlalu banyak ikut campur, itu hanya akan menambah minyak ke dalam api. Yah, sekalipun kau memang masih ingin menghentikan mereka, cara untuk menghentikan mereka tidak banyak. loh!?”
“...Kupikir sebagian besar waktu ketika dirimu bersikap bijak seperti itu, kau hanya memikirkan sesuatu yang tolol, tapi biarkan aku mendengar cara itu.”
Shinji berbicara tentang teknik kekuatan paksa yang tidak bisa disebut strategi. Rasanya sangat memalukan untuk memutuskan akan melakukannya pada saat yang sama dengan Shinji, tapi Shinji si ahli strategi mengatakan bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk menenangkan mereka. Aku menarik napas dalam-dalam dan mempersiapkan diriku. Kami bergerak dengan tenang dan melakukan kontak mata. Yosh, ayo lakukan!
Ini adalah operasi arbitrase!
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Like You
Storie d'amoreSinopsis : ~Ryoushin no Shakkin wo Katagawari Shite Morau Jouken wa Nihon'ichi Kawaii Joshikousei to Issho ni Kurasu Koto Deshita~ ( Judul Asli ) Si MC, Yoshizumi Yuya, dipaksa untuk melunasi hutang yang ditinggalkan oleh orang tuanya yang telah me...