Setelah makan malam, kami langsung pulang ke rumah. Saat itu waktu sudah mendekati pukul 21:00. Berbaring di kursi ruang tamu, aku memandang Kaede dan Rika-chan yang lagi duduk di sofa. Mereka berdua menonton film pahlawan berefek kuhusus dengan sangat antusias.
“Oh iya..., Kaede-san, Rika-chan. Kalau mau nonton film sih gak masalah, tapi kenapa kalian tidak pergi ganti baju dulu? Kan sayang kalau baju baru itu lansgsung kusut?”
“Tidak apa-apa kok tetap seperti ini sampai kami pergi mandi, benar begitu kan, Rika-chan?”
“Ya! Ini adalah pakaian yang serasi dengan Kak Kaede! Aku ingin memakainya selamanya.”
“Duh! Kau ini benar-benar imut ya Rika-chan! Kalau begitu, ayo kita pergi beli piyama yang serasi besok! Kita bisa menyimpan itu di rumah, dan dengan begitu, kau bisa datang untuk menginap kapan pun kau mau!”
“Ide bagus tuh! Ya, ayo kita lakukan seperti itu! Tidak apa-apa ‘kan, Kak Yuya!?”
Untukku sendiri, aku sama sekali tidak keberatan, tapi kupikir Taka-san mungkin akan menangis jika Rika-chan sering sekali datang ke rumah ini. Selain itu, ada kemungkingan kalau akan ada percobaan pembunuhan yang terjadi padaku dengan alasan ‘Apa yang kau lakukan pada Rika ku?’ atau sesuatu seperti itu.
“Tentu saja tidak apa-apa, Rika-chan. Kau harus memilih piyama yang lucu.”
Yah, tidak peduli sebarapa marah Taka-san, pada akhirnya dia tidak akan bisa menang melawan permohonan Rika-chan yang penuh air mata. Dan juga, gadis ini memiliki senjata pamungkas, “Aku benci papa!”. Kalau sudah diberitahu seperti itu, Taka-san pasti akan memucat seperti abu.
“Nah, karena Yuya-kun tidak keberatan, ako kita pergi berbelanja piyama besok! Selain itu, aku juga ingin membeli piyama untuk musim semi dan musim panas, jadi ini kesempatan yang sempurna. Ayo kita pastikan itu serasi dan lucu.”
“Kalau gitu, bagaimana kalau Kak Yuya juga mengenakan piyama yang serasi!? Dengan begitu, kita bertiga bias bisa tidur dengan mengenakan piyama yang sama!”
“Itu ide yang bagus! Jadi, Yuya-kun, besok kita akan pergi berbelanja lagi, oke?”
Aku tidak punya hak untuk menolak, dan aku juga tidak ada niatan untuk menolak. Mengenakan piyama yang serasi dengan Kade bukanlah ide yang buruk, malah itu ide yang baik. Tentunya, piyama lembut yang biasa dia pakai juga bagus, tapi bagaima kalau dia mengenakan piyama musim semi atau musim panas? Apakah kainnya akan lebih tipis dan lebih terasa sensasi kulit dibailiknya? Kalau aku sampai terlena dengan sosoknya yang seperti itu—
“Hei, Kak Kaede. Wajah Kak Yuya terlihat seperti dia mengalami suatu hal yang sangat sulit, kira-kira apa yang dia pikirkan?”
“Mmm. Wajah itu pasti adalah wajah yang berfantasi tentang aku dan Rika-chan yang sedang mengenakan piyama. Aku yakin kalau dia sedang memikirkan sesuatu yang tidak bermoral.”
“Memangya apa salahnya memikirkan Kaede-san mengenakan piyama yang imut? Aku yakin karena itu adalah Kaede-san, kau mungkin akan menggodaku dengan memilih kombinasi kamisol dan celana pendek, kan?”
Giku! Fantasiku terkonfirmasi ketika dia memberikan reaksi yang klasik dan mudah dimengerti. Kupikir aku harus mempersiapkan diri untuk besok malam. Tidak, mungkin hal yang sesungguhnya adalah malam setelah Rika-chan pulang ke rumahnya?
“Aaah, melihat wajahmu yang seperti itu, bahkan aku juga bisa mengerti! Kak Yuya, kau pasti sedang membayangkan momen dimana kau bermesraan dengan Kak Kaede, kan! Astaga, kau tidak boleh memikirkan sesuatu seperti itu. tahu!”
Kau ini sungguh tidak bermoral, tambah Rika-chan. Aku tidak bisa memahaminya. Kalau kau mengatakan itu, maka coba lihat wajahnya Kaede yang lagi memelukmu sekarang. Wajahnya cengar-cengir sampai-sampai dia akan bisa ngiler kapan saja, bukan? Bukankah itu adalah wajah dari seseorang yang sedang memikirkan [ha-hal seperti itu]?
“Ehehe. Fantasi tentang Yuya-kun sedang bermesraan denganku..., Guhehe.”
“K-Kak Kaede sudah benar-benar rusak...”
“Tidak, asal kau tahu saja, ini adalah perilaku normalnya Kaede-san, Rika-chan.”
Karena kalau tidak seperti itu, dia tidak akan mencoba menyerangku di kamar mandi pada malam pertama kami tinggal bersama, dan keesokan paginya, dia benar-benar menyerangku. Dan juga, dia pasti tidak akan mengatakan kalau dia tidak bisa tidur kecuali dia dipeluk. Nah, aku sih bahagia bisa memeluk Kaede, jadinya aku tidak keberatan.
“...Kalian berdua benar-benar dimabuk cinta! Kalian pasti akan bermesraan begitu aku pulang ke rumahku, kan?”
“Yang mana yang putih dan yang mana yang hitam, ya? Tidak,, bukan bgeitu. Itu tidak seperti kami akan bermesraan begitu kau sudah pulang, Rika-chan!?”
Aku bereaksi secara refleks saat Rika-chan menatapku dengan dingin dan membuat lelucon yang membuatku meragukan usianya, Tapi yang terpenting, adalah apa yang dia katakan selanjutnya. Itu tidak seperti ada bedanya meskipun Rika-chan pulang, kan?... Tidak ada bedanya bahwa kami akan tetap bermesraan.
Di layar televisi, pejuang terkemuka berubah menjadi wujud terkuatnya, yang hanya tersedia di versi film, dan mengirimkan tendangan ke musuhnya.
“...Uu, dasar Kak Yuya tolol.”
Aku merasa seperti aku bisa memahami perasaan monster itu ketika dia terkena jurus pamungkas dan meledak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Like You
Roman d'amourSinopsis : ~Ryoushin no Shakkin wo Katagawari Shite Morau Jouken wa Nihon'ichi Kawaii Joshikousei to Issho ni Kurasu Koto Deshita~ ( Judul Asli ) Si MC, Yoshizumi Yuya, dipaksa untuk melunasi hutang yang ditinggalkan oleh orang tuanya yang telah me...