Suasana hati Rika-chan tidak kunjung membaik. Bahkan saat aku mencoba berbicara dengannya, dia akan mengembungkan pipinya lalu berpaling dariku. Dia bahkan tidak memberiku kesempatan untuk memberikan penjelasan padanya.
"Hei Yuya-kun. Apa kau bisa mengeringkan rambutku? Sebenarnya aku juga ingin kau merapikan rambutku, tapi sepertinya lebih baik tidak usah saja, jadi anggap saja ini sebagai ganti dari itu. Mau kan?"
Di sisi lain, Kaede meraih lenganku dan meminta sesuatu yang justru membuat suasana hati Rika-chan menjadi semakin buruk.
"Hmpf! Kalau aku sih bisa melakukannya sendiri, Kak Kaede sungguh anak yang manja! Benar-benar merepotkan!"
Sebenarnya aku benar ingin memanjakan diri dengan mengeringkan rambut Kaede, tapi karena dialah ulah dari semua masalah ini, aku mengambil pengering rambut darinya dan kemudian meletetakkan tanganku di bahu kecil Rika-chan.
"Aku akan mengeringkan rambutmu, jadi duduklah. Jika kita tidak cepat-cepat, kau nanti akan masuk angin."
"――Kak Yuya! Mm! Terima kasih!"
Senyuman muncul di wajah Rika-chan, dan dia duduk di sofa dan mengggelengkan bahunya dengan penuh semangat. Kemudian, aku dengan lembut mengeringkan rambutnya yang basah dengan pengering rambut sambil tersenyum terhadap perubahan suasana hatinya yang membaik dengan sangat cepat.
"Yu-Yuya-kun. Bukankah itu tidak adil kalau cuman Rika-chan yang terus diperlakukan seperti itu!? Aku bahkan belum menerima perlakuan apapun!"
"Kak Kaede sudah cukup dimanja sama Kak Yuya tadi, jadi tidak ada masalah! Bahkan aku juga sangat ingin mandi dengan Kak Yuya, tapi..., Kak Kaede telah menjadi benar-benar sinting tadi."
Kedua gadis itu berbicara dengan suara yang keras, mencoba untuk melebihi suara dari pengering rambut. Yah, seperti yang Rika-chan bilang, di kamar mandi tandi Kaede benar-benar menjadi sinting, dan menurutku dia belum cukup dewasa. Tapi yah, aku sendiri patut disalahkan karena tidak menolaknya dan dibuat mabuk oleh suasana yang manis.
"Nah, begitulah! Besok, Kak Kaede akan pergi mandi sendiri! Jangan menghalangi aku dan Kak Yuya yang mandi bareng!"
"T-Tidak boleh! Aku tidak bisa menerimanya! Yuya-kun, kau juga ingin kita bertiga mandi bersama-sama, kan!?"
Aku menimbang klaim Rika-chan, yang menatap ke arahku seperi kecantikan dalam retospeksi, dan Kaede, yang menempel padaku dengan air mata di sudut matanya. Jawabannya kudapatkan.
"...Nah, dinginkankah sedikit kepalamu itu, Kaede-san,"
"Yuya-kun!? Hal seperti itu..."
"Mantap! Kak Yuya emang bisa diharapkan dah!"
Rika-chan melomat kegirangan, sedangkan Kaede berlutut di lantai dengan perasaan yang hancur lebur. Jika dilihat dari sudut pandang biasa, reaksi mereka berdua yang sangat kontras terlihat seperti suatu komedi, tapi aku yakin kalau aku tidak akan bisa bertahan hidup jika aku mengatakan itu. Secara spesifik, kami bertiga divonis mandi bersama.
"Yah..., aku mengerti. Aku akan menahan diri untuk besok. Besok loh ya. Hanya besok."
"Ini penting, jadi kurasa aku harus menegaskannya, tapi aku tidak akan mandi bersamamu seetiap hari, kau mengerti?"
Gaah! seru Kaede, yang menjadi lebih hancur. Jangan salah paham ya, kami tidak benar-benar pergi mandi bersama setiap hari. Cuman sesekali. Ya sesekali, sekitaran seminggu sekali.
"Yuya-kun, kau menjadi sangat jahat..., aku lagi sedih sekarang, jadi aku akan pergi tidur lebih dulu..."
"Pastikan kau mengeringkan rambut dan menyikat gigimu terlebih dahulu. Jangan tidur begitu saja."
"Uh..., Saran tenang dari Yuya-kun memang menentramkan hatiku..."
Setelah mengatakan 'Aku mengerti', Kaede meninggalkan ruang tamu dengan gaya berjalan yang sempoyongan.
"...Sungguh, Kak Yuya dan Kak Kaede benar-benar pasangan yang kasmaran ya. Kalian seperti Papa dan Mama."
Aku akan menganggap itu sebagai pujian, Rika-chan.
---
Setelah mengeringkan rambutnya Rika-chan, aku juga menghilangkan kelembapannya dengan udara panas dari pengering rambut. Itu tidak butuh waktu lama karena rambutnya hampir setengah kering, jadi kami kemudian pergi ke kamar mandi untuk menyikat gigi.
Setelah selesai sikat gigi, yang tersisa hanyalah naik ke atas ranjang dan pergi tidur..., hanya saja, sama seperti saat mandi, ini adalah momen yang sulit. Pertanyaannya adalah, dalam posisi apa aku harus tidur?
"Jawabannya ya sudah jelas, aku ingin berada di sampingnya Kak Yuya! Aku tidak akan memberikan tempat itu pada Kak Kaede!"
"Kumohon, kalian nanti jangan bertengkar, oke."
Jika Kaede merajuk di sini, cukup menakutkan untuk membayangkan apa yang akan terjadi setelah Rika-chan pulang ke rumahnya. Nah, yang kumaksud di sini itu, apakah akal sehatku nanti akan mampu bertahan atau tidak.
Aku membuka kamar tidur, sambil berharap kalau Kaede telah mendapatkan kembalai ketenangannya dalam waktu singkat ini.
"――Maaf membuatmu menunggu, Kaede-san. Eh, kau tidur dimana?"
"Ehehe. Memangnya kau tidak tahu dari melihatnya?"
"Ya. Aku tahu. Aku tahu kalau sekarang kau sedang menguburkan wajahmu di bantalku. Kau ini kenapa?"
Kaede mengubur wajahnya di bantalku lagi, seolah dia tidak bisa mendengar seluruh komentarku. Tunggu! Jangan menarik napas dalam-dalam dan mencoba mencium bauku! Jika baunya terasa aneh, aku yakin kalau aku tidak akan punya semangat hidup lagi
"Mmmnn..., tidak apa-apa kok. Aku suka baunya Yuya-kun. Eheheh, ini sungguh membahagiakan."
"...Hei, Kak Yuya. Ini pasti maksudnya itu kan, ini tantangan yang ditujukan untukku, bukan? Tidak masalah 'kan kalau kami baku hantam di sini?"
"Umu, ini tidak seperti itu. Jelas tidak seperti itu."
Aku menahan Rika-chan, yang akan melakukan ring in di atas ranjang dengan sorot mata yang kosong. Nah sekarang, apa yang harus kulakukan terhadap situasi ini? Kurasa aku tidak perlu memikirkannya.
"Jika Kaede-san tidak mau pindah dari bantalku, maka aku akan menggunakan bantalnya Kaede-san. Nah Rika-chan, kau bisa tidur di sampingku."
Aku menyerah untuk mendapatkan kembali bantalku dan pindah ke tampat Kaede biasa tidur. Dan selanjutnya, aku memanggil Rika-chan untuk bergabung di antara aku dan Kaede.
"Aku selalu ingin kita bertiga tidur berdampingan seperti ini. Nah Rika-chan, ayo kita tidur dengan nyenyak sama-sama."
"M-Mm......"
Kaede memeluk Rika-chan, yang menjadi gugup begitu dia memasuki selimut saat mode bertempurnya memudar. Kalau sudah begini, maka tidak mungkin untuk keluar dari situasi ini. Aku tidak yakin ada orang yang bisa menahan kehangatan dan kelembutan dari sentuhan tingkat tingginya Kaede. Nah, aku sih sama sekali tidak berniat membiarkan orang lain mengalaminya.
"Fufufu. Selamat malam, Rika-chan."
"Selamat malam..."
Dia pasti kelelahan setelah seharian bermain-main dan tersesat..., alhasil, tidak butuh waktu lama bagi Rika-chan untuk berkelana ke dunia mimpinya.
"Selamat malam juga, Yuya-kun."
"Terima kasih untuk kerja kerasmu hari ini, Kaede-san. Selamat malam"
Hari yang panjang akhirnya berakhir.
![](https://img.wattpad.com/cover/281662124-288-k862513.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Like You
RomanceSinopsis : ~Ryoushin no Shakkin wo Katagawari Shite Morau Jouken wa Nihon'ichi Kawaii Joshikousei to Issho ni Kurasu Koto Deshita~ ( Judul Asli ) Si MC, Yoshizumi Yuya, dipaksa untuk melunasi hutang yang ditinggalkan oleh orang tuanya yang telah me...