Setelah sarapan dengan cepat, Kaede mengeluarkan pakaian dari lemari, terlihat begitu bersemangat tentang pakaian apa yang akan dikenakannya hari ini. Aku mengenakan T-shirt dan celana jeans. Ini setelan yang sederhana dengan jaket musim semi di atasnya, jadi sejujurnya itu sedikit bermasalah jika dia menjadi terlalu bersemangat seperti itu.
“Kau memliliki tubuh yang tinggi dan style yang bagus, jadi setelan sederhana seperti itu saja terlihat sangat cocok untukmu, malahan kau terlihat seperti seorang model loh?”
Kaede mengatakan padaku untuk menjadi lebih percaya diri, tapi aku tidak begitu yakin tentang itu. Yah, aku sih tidak terlalu tertarik dengan gagasan menghabiskan uang untuk fashion, tapi jika Kaede bilang itu keren, maka tidak ada masalah.
“Maaf membuatmu menunggu! Baiklah, ayo pergi, Yuya-kun!”
Kaede mengenakan kaus putih dan rok panjang bermotif bunga. Itu adalah pakaian musim semi yang menonjolokan keimutan serta keindahan Kaede. Namun, rambutnya tidak ditata seperti biasanya, kali ini itu ditata dengan model half-up, membuatnya terlihat lebih dewasa.
Duh, pakaiannya sih tidak terlalu berbeda, tapi apakah dia akan jadi terlihat seimut ini hanya karena gaya rambutnya berbeda dari biasanya?
“B-Bagaimana? Apa aku terlihat imut?”
Aku segera kembali ke diriku sendiri ketika mendegar suara Kaede, yang terdengar sedikit cemas. Gawat, dia terlalu imut sampai aku sempat kehilangan kesadaranku.
“Tentu saja! Itu terlihat cocok dan imut untukmu! Tidak, menurutku sih apapun yang kau kenakan akan tetap terlihat imut padamu, tapi apa yang terlihat sangat bagus sekarang adalah rok bermotif bunga itu! Aku ingin sekali melihatmu memgenakan celana panajang, tapi kau yang mengenakan rok panjang juga 120% cantik dan imut! Merasakan hal seperti itu, membuatku mendapatkan perasaan ingin terus melindungmu.”
“Yu-Yuya-kun!?”
“Tapi, tapi! Yang mencolok juga adalah gaya rambut yang terlihat cocok untukmu! Kau biasanya menguraikannya, tapi kau yang mengikatnya seperti itu juga terlihat sangat bagus! Kesannya seperti keimutan dewasa gitu? Kalau harus kubilang, ini adalah dua keindahan dalam satu sosok? Kau terlihat imut dan dewasa pada yang sama, jadi—”
“Berhentiiiii!! Udah cukup, Yuya-kun! Jika kau mengatakan lebih dari itu, aku akan mati karena malu!”
Pipi Kaede memerah saat dia memegangi mulutku dengan tangannya, mencegahku untuk tidak mengatakan apa-apa lagi. Kenapa! Kan aku hanya menekankan betapa imutnya Kaede hari ini!
“Uuuh, Yuya-kun tolol! Jangan mengatakan hal-hal seperti itu! Aku memang senang, tapi aku juga tidak menahan rasa maluku!”
Kaede pun memukul-mukul dadaku dan mengeluarkan suara protes. Aku suka dengan dia yang ngambekkan seperti ini. Itu membuatku secara tidak sadar jadi jadi tersenyum dan menepuk-nepuk kepalanya. Setelah itu, Kaede menundukkan wajahnya dan terdiam.
“Uu... itu curang. Jika kau membelai kepalaku seperti itu, aku jadi sangat senang dan tidak bisa memprotes.”
Reaksinya sangat lucu, jadi aku tidak bisa menahan diri untuk memeluknya dengan erat dan menepuk-nepuk punggungnya. Aku merasa diriku tidak bisa meninggalkan rumah untuk waktu yang lama, tapi jika aku bersamanya yang seimut ini, berapa lama pun aku sama sekali tidak peduli.
“Isssh... Yuya-kun tolol... tapi aku senang kau menyebutku imut.”
Kaede juga merangkulkan lengannya di pinggangku dan menarik dirinya lebih dekat.
Aku terlalu banyak membelai kepalanya, dan jadinya kami melewati jadwal yang direncanakan, tapi aku merasa senang, jadi itu tidak masalah!
---
Setelah naik kereta, kami menuju ke kuil di kawasan pusat bisnis, yang terkenal akan perjodohannya. Kuil ini populer sebagai spot kekuatan percintaaan, dan meskipun sekarang adalah hari kerja, tempat itu ramai dengan anak muda, dan ada antrean panjang yang menunggu untuk menyerukan harapan.
“Padahal ini hari kerja, tapi di sini ramai sekali. Seperti yang bisa dibayangkan dari tempat yang di sebut spot kekuatan percintaan.”
“Aku bisa mengerti bahwa ada banyak pelajar dan anak muda seperti kita, tapi... ada apa dengan ketiga pria berjas itu. Apa mereka bolos kerja?”
Tiga pria berjas berdiri tidak jauh di depan kami dalam antrrean. Di antara mereka ada yang usianya sekitaran 20-an, dan ada yang 40-an. Mungkinkah mereka itu adalah bos dan bawahan? Tapi, percakapan yang kudengar sangat menarik.
[Tahun ini aku pasti akan menikah! Nishi-chan, kuserahkan padamu untuk mempertemukanku dengan jodohku!]
[Itu musathil. Lagian Ketua Katou maunya dengan orang Armenia, kan?]
[Itu benar! Bukankah orang Armenia itu level keimutannya terlalu tinggi??]
Aku bahkan tidak tahu di mana Armenia itu berada, tapi setidaknya aku tahu bahwa alasan mengapa kelompok berjas itu datang ke kuil ini adalah atas inisiatif atasan mereka. Apa kalian tidak masalah dengan itu, para salaryman? Atau lebih tepatnya, bos yang menyukai orang Armenia itu cukup maniak, bukan?
“Fufufu. Ada begitu banyak orang dengan harapan yang berbeda-beda di sini. Dengan begini, kita tidak akan bosan menunggu.”
Kaede tersenyum dan memelukku lenganku dengar erat. Sweatshirt yang dikenakan Kaede memiliki ukuran yang besar, jadi saat dia menempel seperti ini, aku bisa merasakan kesan lembut dan montok.
Tapi tetap saja, rasanya memalukan saat lenganku dipeluk secara terbuka di hadapan banyak orang seperti ini.
[Apaa-apaan dengan pasangan yang ada di belakangan itu! Mereka terlihat sangat bahagia sambil bergandengan tangan! Apalagi mereka memamerkanya di depan publik! Mati aja kalian bangsat!]
[Pasangan dari pria tampan dan gadis cantik, ya. Kenapa mereka datang ke kuil perjodohan? Apa mereka mau ngejek orang-orang seperti kita?]
[Enaknya! Aku juga ingin bermesraan dengan gadis cantik!]
[Ketua... itu memalukan, jadi harap diam sedikit.]
Pria termuda dari ketiga orang itu tersenyum dan meredam suara yang dilontarkan ole si ketua. Tatapanku bertemu dengannya, dan dia membungkuk kepadaku. Secara refleks, aku juga balas membungkuk kapadanya dengan ringan. Semoga beruntung, salaryman!
Ketika kami mendengarkan percakapan para salaryman yang menyenangkan itu, akhirnya giliran kami tiba dalam waktu singkat. Sambil sedikit gugup, kami memasukkan uang, membunyikan bel, dan membungkuk dua kali. Dan setelah bertepuk tangan dua kali, kami berdoa kepada Dewa.
Kuharap aku akan sekelas dengan Kaede.
Kuharap aku bisa terus bersama Kaede selamanya.
Ini adalah dua hal yang kuharapkan. Saat aku melirik Kaede yang berdiri di sampingku, dia terlihat sedang mendoakan harapannya dengan sungguh-sungguh. Aku pun menunggu Kaede menyelesaikan doanya, kemudian membungkuk lagi di bagian akhir dan sesi doa selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Like You
RomanceSinopsis : ~Ryoushin no Shakkin wo Katagawari Shite Morau Jouken wa Nihon'ichi Kawaii Joshikousei to Issho ni Kurasu Koto Deshita~ ( Judul Asli ) Si MC, Yoshizumi Yuya, dipaksa untuk melunasi hutang yang ditinggalkan oleh orang tuanya yang telah me...