Saat Kaede sedang mengeringkan rambut dan merawat kulitnya, aku memanfaat waktu tersebut untuk menyembunyikan hadiah yang kubeli di samping ranjang.
“A-Ada apa begitu tiba-tiba seperti ini, Yuya-kun? Hadiah? Ulang tahunku kan masih jauh? Kita juga belum lama ini membicarakan untuk tidak perlu mengkhawatrikan hari jadi kita...”
Kaede berpikir dengan ekspresi bingung. Aku tidak tahu bagaimana dia bisa mengingat segala sesuatu tentang hari-hari dimana dia yang menjadi pihak memberikan hadiah seperti Valentine atau kesempatan lain, tapi ketika dia menjadi pihak yang diberikan hadiah, dia jadi seperti tidak tahu apa-apa. Yah, ini mungkin bagus karena itu menjadi kejutan yang tidak disengaja.
“Kaede-san, hari ini tanggal berapa dan bulan berapa?”
“Eh? Hari ini? Karena tanggal sudah berubah, jadi 14 Maret... eh!? Mungkinkah—!”
“Sip, tampaknya kau sudah menyadarinya. Hari ini adalah White Day. Aku memilih hadiah ini sebagai tanda terima kasihku kepadamu, Kaede-san. Maukah kau menerimanya?”
Sebisa mungkin aku menjaga agar suaraku tidak gemetar, dan menyerahkan bungkusan hadiah itu kepada Kaede sambil merasa khawatir apakah dia bisa mendengar suara jantungku yang berdegub kencang.
Kaede menerimanya, tapi untuk beberapa alasan dia hanya melihat ke arah hadiah itu dan tidak mengucapkan sepatah kata pun. Keheningan mengalir di malam yang sunyi. Aku sangat gugup hingga terasa seolah jantungku akan melompat keluar dari mulutku.
Ketegangan ini berada pada level yang sama seperti saat aku mengungkapkan perasaanku di bawah langit berbintang.
“Yuya-kun... bisakah aku membukanya sekarang?”
Setelah beberapa saat, Kaede memcah keheningan, dan aku mengangguk dalam diam. Keheningan yang terasa seperti berlangsung selamanya itu kini telah berakhir, tapi apa yang terjadi selanjunya adalah sesuatu yang terasa sulit untuk melihatnya membuka hadiah itu.
Kaede pun membuka bungkus hadiah itu dengan hati-hati, padahal dia bisa merobeknya begitu saja. Tenggorokkanku terasa kering, hingga suaraku yang menelan ludah bisa terdengar dengan keras.
Akhirnya, Kaede selesai membuka bungkusnya. Dia membuka kotak kubus merah muda muda yang muncul darinya dengan tangan yang gemetar.
“Ini... jam tangan...? Dan lagi model kucing... imut banget.”
“Karena kau memiliki kesan yang seperti anak kucing. Jadi kupikir itu akan terlihat bagus untukmu. Selain itu, aku tidak pernah melihatmu memakai jam tangan sebelumnya, jadi kupikir itu akan menjadi hadiah yang bagus.”
Terkadang dia begitu lucu seperti anak kucing, dan terkadang akan menyihir seperti macan tutul, jadi kupikir itu sempurna. Warna pink-gold tidak hanya imut, tapi juga memiliki kilauan yang menciptakan suasana dewasa. Ini akan terlihat bagus di kulit putih Kaede.
“Aku sempat memikirkan kalung dan hal-hal selain jam tangan, tapi... kalau itu jam tangan, maka kau akan bisa memakainya sekalipun itu di sekolah, kan? Jadi... kupikir itu adalah cara yang bagus untuk menunjukkan bahwa kau selalu bersamaku... atau, untuk menunjukkan bahwa kau adalah pacarku.”
Aku bahkan sudah tidak tahu lagi apa yang kubicarakan.Aku ingin tahu, apakah dia akan dapat merasakanku jika dia selalu memakai jam tangan itu, aku akan senang jika bisa melihat Kaede memakai jam tangan yang kuberikan padanya setiap hari. Meski begitu, Kaede tidak menjawab apa-apa, justru dia dengan lembut mengeluarkan jam itu dari kotak dan menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Like You
RomanceSinopsis : ~Ryoushin no Shakkin wo Katagawari Shite Morau Jouken wa Nihon'ichi Kawaii Joshikousei to Issho ni Kurasu Koto Deshita~ ( Judul Asli ) Si MC, Yoshizumi Yuya, dipaksa untuk melunasi hutang yang ditinggalkan oleh orang tuanya yang telah me...