Besoknya, pagi-pagi sekali aku dan Kaede segera pergi membeli jas. Toko yang kami tuju adalah toko yang direkomendasikan oleh Kaede, yang rupanya, tadi malam dia sempat menghubungi Sakurako-san untuk menanyakan toko mana yang kira-kira bagus untuk dikunjungi. Ngomong-ngomong, toko yang sedang kami tuju ini akhir-akhir ini sangat populer karena toko itu menawarkan harga yang masuk akal meskipun jas itu dipesan dengan khusus.
Segera setelah memasuki toko dengan banyak sekali harapan di benakku—
“Maaf, jika anda membelinya hari ini, maka paling cepat kami baru bisa menyelesaikan pesanan anda setelah sekitar satu minggu dari sekarang.”—Aku langsung terpuruk dalam keputusasaan.
Saat ini, aku benar-benar dipenuhi dengan keinginan untuk berlutut pasrah di tempat itu, tapi aku menahannya, tersenyum, mengatakan bahwa aku akan memikirkannya sebentar, dan memutuskan untuk meninggalkan toko itu.
“Kan sudah kubilang, kalau kau baru mau membeli jasnya hari ini, kau tidak akan bisa langsung membawa jas itu pulang begitu saja.”
Terhadapku yang ingin menangis, Kaede mengaakan itu sambil tersenyum masam.
Jadi begitu ya, Apa karena ini tidak seperti mengelim, jadinya akan memakan waktu yang cukup lama?
“Dan menurutku, seminggu saja itu sudah cepat sekali loh. Tentunya, kalau itu adalah produk yang sudah jadi, maka kau bisa langsung membawanya pulang. Tapi jika kau mau membeli sesuatu, maka kau mesti membeli yang bagusnya.”
Apa yang Kaede katakan memang benar. Tidak diragukan lagi bahwa kau akan dapat mengenakan pakaian dalam jangka waktu yang lama jika pakaian itu dibuat agar itu sesuai dengan ukuran tubuhmu, terlebih lagi, dengan begitu kau juga bisa memesannya dengan diberikan warna, kain, kancing, serta apapun yang kau sukai.
“Tapi yah, saat ini kau masih duduk di bangku SMA. Dan dengan begitu, aku yakin kalau tubuhmu akan tetap tumbuh, jadi menurutku pakaianmu tidak perlu dipesan dengan khusus.”
“...Lah, terus kenapa kau malah membawaku ke sini?”
“Habisnya sejak kemarin kau terus merasa was-was, jadi bisa dibilang ini untuk menenangkan kewas-wasanmu itu. Ini tidak seperti aku melakukan ini karena aku merasa dendam padamu yang tidak mencium atau memelukku tadi malam, oke? Jadi yah, bukan berarti aku marah tentang itu.”
“Ya. Aku sangat mengerti apa yang kau maksud saat kau mengucapkan kata ‘marah’ itu.”
Aku mengelus-ngelus kepala Kaede yang mengembungkan pipinya seperti ikan buntal yang lucu. Maaf ya, sudah membuatmu jadi merasa kesepian.
“Eehehe..., engggak, aku tidak marah kok!? Tapi tidak apa-apa loh kalau kau ingin mengelus-ngelus kepalaku lagi?”
Sesuai perintahmu, Princes. Nah, sebenarnya aku ingin mengelus kepalanya sampai dia merasa puas, tapi aku terlalu malu untuk melakukannya di depan toko, dan yang terpenting, waktu masih terus berjalan saat kami melakukan ini. Itu sebabnya, aku harus segera memikirkan langkahku selanjutnya.
“Kalau soal itu, serahkan saja padaku! Aku akan mengkoordinasikan fesyen yang terbaik untukmu, Yuya-kun! Fesyen ini pasti akan membuatmu jadi terlihat keren! Bahkan dengan ini kau akan akan bisa terpilih sebagai pemenang Grand Pix di Kontes Laki-Laki Nasional jenjang SMA!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Like You
RomanceSinopsis : ~Ryoushin no Shakkin wo Katagawari Shite Morau Jouken wa Nihon'ichi Kawaii Joshikousei to Issho ni Kurasu Koto Deshita~ ( Judul Asli ) Si MC, Yoshizumi Yuya, dipaksa untuk melunasi hutang yang ditinggalkan oleh orang tuanya yang telah me...