“Hari ini kau keren sekali, Yuya-kun! Seperti yang kupikirkan, dirimu yang sedang bermain bola itu memang benar-benar berbeda daripada biasanya!”
“Astaga... sudah berapa kali kau mengatakan itu. Mendengar itu aku jadi merasa malu, jadi udah, tidak perlu mengatakannya lagi.”
Selagi kami makan malam, untuk yang kesekian kalinya, Kaede mulai mengutarakan kesannya tentang pertandingan antara tim merah vs tim putih. Nah, sebenarnya aku merasa sudah cukup dengan pujian yang dia berikan, tapi tampaknya Kaede masih merasa belum cukup untuk berkata-kata.
“Penampilanmu yang menyisir rambutmu ke atas tepat sebelum peluit berbunyi itu sangat keren, apalagi ketikau kau berlari layaknya angin meninggalkan lawanmu dibelakang saat mengejar umpan panjang dari Higure-kun lalu melakukan shoot dan gol.”
Aku benar-benar merasa malu hingga aku cuman bisa tersenyum pada Kaede saat dia berbicara dalam satu tarikan nafas, apalagi matanya berbinar seperti anak kecil yang seolah-olah sedang melihat pemain bintang secara langsung.
“Bahkan Akiho-chan juga mengatakan kalau kau itu terlihat berbeda dari biasanya ketika kau bermain sepak bola. Tapi yah, Akiho-chan yang sedang menyemangati Higure-kun tadi itu juga terlihat seperti orang yang berbeda.”
Mengatakan itu, Kaede tertawa. Entah kenapa, aku merasa kalau perasaannya yang terlalu bersemangat itu sama seperti ketika Ibuku sedang mabuk. Nah, mengesampingkan soal itu, tadi dia bilang Otsuki-san tampak seperti orang yang berbeda, ya? Aku ingin tahu, memangnya loli legal itu jadi seperti apa?
“Fufufu. Akiho-chan yang melihati Higure-kun sedang bermain itu benar-benar terlihat seperti gadis polos! Sepanjang waktu, dia terus menyatukan tangannya seolah-olah sedang beroda dan bersorak di dalam hati untuk Higure-kun yang berada di lapangan. Tidakkah menurutmu tingkahnya itu mengejutkan?”
Memang sih, Otsuki-san yang biasanya selalu buka-bukaan dalam menunjukkan cintanya pada Shinji akan terlihat seperti orang yang berbeda jika dia sedang berdoa dengan tenang ketika orang-orang berpikir kalau dia itu jauh lebih ceria daripada Kade. Memikirkannya seperti itu, rasanya cukup lucu. Mungkinkah, ini adalah apa yang disebut gap moe? Tapi yah, orang yang membawa topik ini, Kaede sendiri juga memiliki pesona gap moe saat dia bersorak dengan terlalu bersemangat.
“Ishh, memang aku bersorak dengan kuat, tapi kalau kau mengatakan bahwa aku terlalu bersemangat itu jahat, tau! Yah, baiklah, aku akui kalau aku memang terlalu bersemangat saat melihatmu di lapangan..., tapi itu semua gara-gara Yuya-kun tampil dengan sangat keren! Jadi itu bukan salahku jika aku sampai bertingkah seperti itu!”
“Kau hanya mengalihkan kesalahan, tau, Kaede-san”
Entah bagaimana, tau-tau saja akulah yang menjadi orang yang salah dalam hal ini. Aku sama sekali tidak bisa mengerti, mengapa aku yang salah? Aku ingin memperdebatkan ini dengannya, tapi Kaede hanya tertawa, membuatku menjadi tidak memiliki apa-apa untuk dilontarkan.
“Tapi karena Yuya-kun benar-benar serius dalam bermain, semua anggota baru itu dengan cepat menjadi seperti zombie. Aku merasa kasihan pada mereka.”
“Yah, mau tak mau aku harus bermain serius, tau? Karena bagaimanapun juga kau sedang menontonku, jadi aku akan bermain dengan serius entah siapapun lawan yang kuhadapi. Tapi yah, gara-gara itu juga, aku harus di ganti di tengah pertandingan.”
Setelah mencetak dua gol di lima belas menit pertama pertandingan, pelatih jadi marah kepadaku karena bermain dengan terlalu serius, dan memerintahkan supaya aku segera digantikan. Ngomong-ngomong, karena Shinji memainkan peran sebagai pembuat alur permainan, jadi dia tetap berada di lapangan sampai akhir. Sungguh, aku tidak bisa memahami pemikiran pelatih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Like You
RomanceSinopsis : ~Ryoushin no Shakkin wo Katagawari Shite Morau Jouken wa Nihon'ichi Kawaii Joshikousei to Issho ni Kurasu Koto Deshita~ ( Judul Asli ) Si MC, Yoshizumi Yuya, dipaksa untuk melunasi hutang yang ditinggalkan oleh orang tuanya yang telah me...