Hai hai gais 👋
Pakabar?....Ohiya author mo nanya.
Ini cerita perlu kita kasih visual ga sih?Kalo iya komen ya + request siapa orangnya.
Btw jangan lupa vote and komen..
Warning typo berhamburan...
.
.
.
.
.
...Titisan malaikat maut
Mendekati kawasan perkelahian, mereka bertiga semakin dibuat merinding dengan banyaknya mata dan jari putus yg berserakan dijalan.
"Buset psychopath ini mah" Batin Delvin, merasa mual karena melihat banyaknya darah dan beberapa potongan badan yg ada di jalanan.
"Heh gue kira cowok, ternyata cewek, keren parah sii" Batin Ersya mengamati siapa perempuan yg berani melawan penjahat sebanyak itu hanya seorang diri.
Keadaan Vitha yg membelakangi mereka pun membuat mereka semakin tidak sabar ingin mengetahui siapa perempuan ini
Merasa ada yg datang Vitha pun berbalik dan melihat ada tiga laki-laki dengan motor sport nya, hitam, putih dan biru, dengan warna helm yg sama yaitu hitam.
Melihat ada orang lain selain perempuan yg ditargetkan untuk mereka bawa, orang-orang itu pun pergi.
Ersya sempat mengelus dadanya karena merasa terkejut saat melihat sosok cantik didepannya berbalik badan dengan wajah penuh darah.
"lo" Tunjuk Alpha kepada Vitha dengan mata melotot.
Merasa dirinya ditunjuk Vitha pun hanya menaikkan sebelah alisnya tanda bahwa dirinya bingung.
"Lo yg kemarin itu kan" Tanya Delvin, masih tidak bisa mencerna keadaan.
"Gue? Kemarin? Kita pernah ketemu?" Tanya Vitha beruntun, sepertinya Vitha memiliki ingatan yg buruk.
"Lo yg kemarin nempel didada gue kan, cewek centil" Jawab Alpha menatap Vitha horor.
"Oh iya, lupa. Jadi kita satu sekolah ya" Sahut Vitha mengamati seragam mereka yg sama. Bedanya seragam Vitha sudah kotor dengan darah.
Tidak ada yg menjawab dari ketiga laki-laki didepannya, membuat Vitha mendengus.
"Udah tau nanya" Batin Ersya.
"Jadi ngapain kalian disini" Tanya Vitha setelah lama tidak ada yg membuka suara.
Delvin pun turun dari motornya diikuti oleh Alpha dan Ersya. Delvin membuka tasnya untuk mengambil tissu basah yg selalu dia bawa kemana-mana.
"Nih bersihin dulu muka lo, serem gue liatnya" Kata Delvin sambil menyerahkan tissu itu.
Vitha pun mendekat dan menerima tissu itu dengan riang, lalu membersihkan wajahnya yg penuh dengan percikan darah. Setelah bersih Vitha hendak mengembalikan tissu Delvin.
"Makasih ya" Kata Vitha sambil tersenyum.
"Gausah buat lo aja gue ada pabriknya" Jawab Delvin mengalihkan pandangan nya ke atas langit, karena Delvin phobia dengan darah.
Mendengar kata Delvin membuat Vitha semakin melebarkan senyumnya.
"Makasih lagi ganteng" Kata Vitha."Heleh semua laki-laki aja lo bilang ganteng, bahkan yg standar-standar aja juga dibilang ganteng jangan-jangan" Batin Alpha mencibir.
Merasa ada yg aneh pada lengannya, Vitha pun melihat ada luka goresan yg cukup panjang tapi tidak dalam.
Vitha berjalan mendekati mayat orang yg sudah berani melukainya, dan mengambil pisaunya yg masih menempel di dada orang itu.
Vitha pun duduk dipinggir jalan dan melepaskan jaket almamater nya, meletakkan di atas batu besar yg ada di sampingnya, dan melepaskan lagi baju putihnya menyisakan tanktop hitamnya.
Alpha, Delvin dan Ersya hanya membuntuti Vitha dan ikut mendudukkan diri tidak jauh dari tempat Vitha duduk. Semua yg Vitha lakukan tidak lepas dari penglihatan mereka.
Melihat Vitha hanya menggunakan tanktop sontak saja membuat Ersya beristighfar dan mengalihkan pandangannya.
Vitha merobek baju putihnya dengan pisau untuk melilit lukanya. Sebelumnya Vitha juga sudah membersihkan darah-darah disekitar lukanya dengan tissu basah Delvin. Dan setelah bersih Vitha langsung melilitkan robekan kain baju itu ke lengannya agar darahnya tidak keluar semakin banyak.
Melihat tidak ada raut kesakitan diwajah Vitha membuat Alpha heran.
"Lo manusia pa bukan" Tanya Alpha meneliti wajah Vitha.
"Yakali gue setan" Jawab Vitha mendengus.
"Oh" Gumam Alpha, semakin membuat Vitha mendengus kesal.
Harapan agar diperhatikan orang-orang ganteng pupus seketika.
Vitha bangkit dari duduknya diikuti Alpha, Delvin, dan Ersya. Memakai jaket almameternya lagi, mengambil hp yg berada di saku almameternya, dan menelpon seseorang.
"Halo Sen, bersihin mayat-mayat yg ada di jalan, ntar gue kirim lokasinya" Suruh Vitha kepada Sena. Dan langsung mematikan panggilannya.
Ersya menyerngit mendengar Vitha yg dengan mudahnya membereskan mayat-mayat yg berada dijalanan.
"Bukan sembarang orang" Batin Ersya.
"Lo siapa" Tanya Alpha kepada Vitha yg sudah berada di samping motor bekas penjahat itu.
"Gue? Titisan malaikat maut" Jawab Vitha tersenyum miring. Lalu pergi menaiki motor para penjahat tadi.
Melihat senyuman Vitha membuat bulu kuduk Delvin berdiri.
"ANJROT MERINDING GUE" Teriak Delvin sambil memeluk badannya sendiri.
"Diem ntar para arwah mereka gajadi pergi" Tunjuk Ersya kepada mayat-mayat itu.
"Pulang dah mo magrib" Sahut Alpha melirik jam dipergelangannya sudah menunjukkan pukul 18.00.
...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Ngefeel gk?Lanjut?
See you next chapter....❤

KAMU SEDANG MEMBACA
CENTAURUS [END]
FantasyRoman tipis-tipis. Action 99%. Romance 1%. Jika memang dirinya tidak dibiarkan untuk bahagia, lalu mengapa mereka datang untuk mengisi kebahagiaan itu???. Eros, orang pertama yang membuatnya tahu arti kasih sayang dan cinta. Tapi, itu sia-sia. Terny...