Pagi hari diruangan yang penuh dengan bau obat-obatan dan beberapa alat yang terlihat mengerikan membuat Vitha terbangun tanpa diminta.
"Duh tegang banget leher gue" gumamnya merilekskan lehernya yang terasa kaku.
"Laper lagi"
"Haus juga"
"Belom mandi dari kemaren"
"Apalagi ini eww bau banget" ucapnya setelah mencium aroma ketiaknya.
"Kabur aja lah gue kek gini" gumamnya.
"Gabisa liat cogan"
"Hiburan gaada"
"Mending gue streaming mv"
"Gimana yak kabarnya choi San"
"Lakik gue ga kelaparan kan ya gue tinggal satu hari doang"
"Ah elah halu aja gue mau jadi istri sahnya Choi San" gumamnya lagi menepuk pelan pipinya guna menyadarkan kawarasannya yang sudah hampir melayang ke Bali.
"Oke fiks gue kangen Choi San, mari kita kabur gengg" katanya pelan sambil melepaskan jarum-jarum yang melekat di sekujur tubuhnya.
Walaupun sedikit mengeluarkan darah tapi tidak mengurungkan niatnya untuk kabur dari neraka yang dibuat oleh ayahnya.
Tidak ada jalan lain kecuali melewati lift yang sering digunakan Ayahnya untuk keluar masuk ruangan Laboratorium itu.
Mencari sesuatu guna untuk melancarkan aksinya. Dan sangat beruntungnya dia mendapatkan suntikan bius yang sangat banyak dari laci lemari samping tempat tidurnya.
Ada juga uap gas yang membuat seseorang mengalami halusinasi berat maupun ringan tergantung pemakaikannya.
Vitha mengambil sebanyak mungkin obat bius dan uap gas lalu memasukkannya kedalam kantong baju dan celana yang dipakainya.
Ting...
Lift terbuka menampilkan sosok perempuan muda dengan baju seperti pembantu dengan membawa nampan makanan ditangannya.
"Nona ada yang perlu saya bantu?" Tanya pembantu tersebut.
Vitha kembali mendudukkan badannya ketempat tidur, dan menetralisir kegugupan yang sempat hadir.
"Ah aku sangat lapar, jadi aku mencari makanan disekitar sini tapi ternyata tidak ada" terang Vitha dengan wajah dibuat seserius mungkin.
"Nah tepat waktu saya juga membawakan makanan untuk nona" jawabnya mendekat ke arah Vitha dan meletakkan nampan diatas meja.
Tanpa membuat banyak waktu Vitha langsung menancapkan suntik bius keleher sang pembantu tersebut.
"Beritahu aku apa kode untuk keluar masuk rumah ini atau kau akan ku cincang-cincang" Tanya Vitha sebelum Pembantu itu benar-benar kehilangan kesadarannya.
"666" ucapnya setengah sadar.
"kode macam apa itu" gumam Vitha.
Melihat-lihat sekitar dan dia merutuki kebodohannya yang lupa bahwa setiap rumah memiliki cctv. Tanpa banyak kata dia langsung melempar kan pisau bedah kearah kaca cctv tersebut.
Memasukkan kode lift yang diberitahu oleh sang pembantu, dan gotcha pintu lift terbuka lebar untuk sang tuan putri yang ingin kabur dari kerajaannya sendiri.
"Eh ini bisa langsung ke halaman gitu liftnya mantep banget" serunya kegirangan saat melihat banyaknya tombol yang berada disamping pintu lift, dari sekian banyak tombol itu terdapat tulisan halaman belakang dan depan.
Tentu saja Vitha tidak bodoh dengan menekan tombol halaman depan karena dia tau seberapa ketat ayahnya menjaga ketentraman rumahnya.
Setelah lift terbuka dan menampilkan halaman belakang yang sangat luas dan asri membuat hati Vitha meneduh.
"Ck kerjaan bengong, gimana mau dapat jodoh" rutuknya memukul kepala.
"Oke Vitha santai, mari kita cari tombol sekitar sini". Dengan penuh kehati-hatian Vitha mencari tombol yang tidak terlihat tapi bisa terasa, tombol yang dapat membebaskannya dari semua masalahnya.
"Yes dapet" pekiknya senang menekan tombol yang berada didalam kolam ikan cupang yang tepat berada disamping pagar pembatas rumahnya dengan hutan.
Kolam ikan tergeser kesamping dan terdapat terowongan dibawahnya, terowongan yang hanya bisa Vitha lewati karena didalamnya terdapat sensor badan, mata dan sidik jari, jika yang masuk bukan seorang Ranvitha sudah dipastikan sensor itu akan menyentrum orang yang masuk kedalam terowongan itu.
Melihat kondisi sekitar apakah ada orang yang melihat aksinya, setelah merasa tidak ada Vitha langsung masuk kedalam terowongan itu dan kembali menekan tombol untuk menutup kembali terowongan nya.
Kolam ikan kembali seperti semula seperti tidak ada jejak untuk seorang Vitha telah masuk kedalamnya.
...
Setelah berita tidak baik tentang Vitha sudah menghilang, kini sekolah kembali tentram dengan sedikit bumbu-bumbu kenakalan anak zaman sekarang.
"Bu saya gak ikut mereka berdua kebut-kebutan bu" jelas Alpha.
"Tetap saja kalian selalu bersama setiap waktu dan tentu saja waktu insiden dimana Delvin menabrak pagar sekolah sampai pagarnya copot juga pasti ada kamu" marah sang Legenda BK sekolah SMA Ibu Pertiwi.
Pagi ini mereka bertiga sedang berdiri di tengah lapangan bendera karena aksi Delvin dengan Ersya yang kebut-kebutan bersama, berakhir tidak bisa mengontrol laju kendaraan membuat motor Delvin menghantam pagar sekolah dan merusaknya.
"Tapi kan bu yang nabrak pagernya si Delvin" kata Ersya setelah sekian lama diam.
"Iya emang Delvin tapi tetap saja kan kalian sebagai saksi" sahut sang legenda Bk dengan watadosnya.
"Emang nih ya kalian ga setia kawan banget, disaat kita kena masalah, kalian malah mau nyalahin semuanya ke gue." Melas Delvin menatap kedua sahabatnya.
"Dih gue ngapain juga setia kawan sama modelan monyet kayak lo." Sahut Alpha membuat wajah Delvin merenggut.
"Kamu juga Ersya notabetnya anak baik, ketua OSIS, tapi kenapa malah ikut-ikutan buat rusuh sama mereka sih?." Tanya Ibu Bk itu lagi dengan wajah menatap garang Ersya.
"Maaf bu, kebawa arus ga baik." Jawab Ersya menggaruk belakang kepalanya tidak enak.
"Dih dih dih sok sok an kebawa arus." Ejek Delvin.
Disaat bersamaan dimana mereka bertiga adu mulut, tanpa pengetahuan mereka Ibu BK juga pergi ke kantin untuk membeli minuman.
Posisi mereka yaitu Alpha ditengah, Delvin dan Ersya disamping kiri dan kanan, menghadap tiang bendera dan membelakangi kantin.
Seseorang memegang bahu Delvin membuatnya refleks memiting tangan tersebut, membuat sang empu berteriak kesakitan.
"AKHHHH KURANG AJAR KAMU DELVIIIIN." Teriak orang itu, tidak lain yakni sang Legenda Ibu BK.
"Ups maaf bu refleks, lagian ibu ngagetin saya sih" cicit Delvin melepaskan tangan sang legenda, sambil menundukkan kepalanya.
"Maklumin bu Delvin kan anak taekwondo refleks nya bahaya." Jelas Alpha Cekikikan.
"Padahal niat Ibu baik ingin memberi kalian air minum, tapi karena Delvin miting tangan Ibu, yaudah ibu cancel" omel Ibu Bk sambil melotot memijit tangannya yang sedikit sakit, lalu pergi meninggalkan lapangan tersebut dengan wajah kesal.
"Gara-gara Delvin nih, gue aus lagi" keluh Alpha.
"Gapapa Al, ntar kejadian ini bisa jadi sejarah dimana Delvin berani memiting tangan sang legenda BK" ucap Ersya menengahi.
Sedangkan Delvin hanya cekikikan tidak jelas.
See you next part honey...
thanxx for reading my cerita😅...
Bye-bye...
KAMU SEDANG MEMBACA
CENTAURUS [END]
FantasyRoman tipis-tipis. Action 99%. Romance 1%. Jika memang dirinya tidak dibiarkan untuk bahagia, lalu mengapa mereka datang untuk mengisi kebahagiaan itu???. Eros, orang pertama yang membuatnya tahu arti kasih sayang dan cinta. Tapi, itu sia-sia. Terny...