Extra Part II

681 19 6
                                    

***Happy Reading***

٨٨٨٨

S

eminggu belakang ini, Alpha menjadi pribadi yang dingin dan tidak tersentuh.

Dia bukan perokok berat. Namun, setelah kehilangan gadisnya, dia menjadi seorang yang candu akan rokok.

Selain itu.

"Awsss", Alpha meringis, merasakan pedihnya luka di lengannya, saat terkena air.

"Gilak, gini doang kesakitan, gimana Vitha yang waktu Lo siksa gak pernah teriak", sarkasnya sembari memukul pipinya.

Alpha sudah sejak lama mengalami self harm. Tapi, dia selalu bersikeras, menyembunyikan sisi lain dirinya dari orang lain.

Tepat di bagian urat nadi, terdapat luka goresan yang seperti sudah hampir mengering. Tapi dikarenakan Alpha yang tidak membalutnya, membuatnya kembali terbuka dan basah terkena air.

Luka itu tercipta akibat dirinya merasa tertekan sekaligus kecewa pada keadaan.

Keadaan tidak akan selamanya indah pada hidup seseorang.

"Sial, gue nggak kuat", ringisnya memegang kepala. Kebiasaan buruk yang tidak pernah Alpha hilangkan adalah, sering terlambat makan. Mengakibatkan dirinya mengalami maagh yang lumayan parah.

Bruk

Dia terjatuh pingsan dengan lelehan darah pada hidungnya.

....


Kepergian tokoh utama dalam sebuah cerita, yang berarti itu adalah akhir dari sebuah cerita.

Akhir-akhir ini Eros sering membaca sebuah buku yang selalu berakhir sad ending.

“berarti, kisah gue udah berakhir?, karena Vitha udah gaada?”. Gumam Eros bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Dengan tatapan sayu, dia memandang foto Vitha yang menjadi wallpaper ponselnya.

Bohong jika dia sudah melupakan Vitha, nyatanya dia masih mengaku jika rasa sayang itu masih ada didalam hatinya.

“lemah banget lo Vi, ditusuk Alpha doang udah mati”.

Eros terkekeh sinis, dirinya membohongi otaknya sendiri.

‘Vitha akan tetap hidup, jika lo jaga dia dengan benar’.

‘lo bodoh Er, kalo aja Lo ngak koma, Vitha tetep hidup’.

Bisikan-bisikan halus memenuhi telinga dan otak Eros.

Dan sialnya, hatinya selalu membenarkan.

Siapa dirinya? Melupakan jati dirinya sendiri.

Eros seolah hilang dari muka bumi.

Malam itu, senyum polos juga lugu tersimpan apik di wajahnya.

Entah kemana tatapan tajam penuh intimidasi yang selalu menjadi ciri khas Eros.

&&&

Varendra menyerngit heran, saat mendapati anak laki-lakinya sudah duduk dengan rapi dimeja makan, dengan sebuah jas yang melekat di badannya.

Meneruskan perusahaan sang Ayah, tentu bukan kehendak Eros. Tapi, mau bagaimana lagi. Vitha yang di gadang-gadang menjadi penerus Varendra sudah pergi ke pangkuan Tuhan.

feel's better, Son?”, Tanya Varendra yang merasa hari ini Eros terasa sedikit berbeda, dengan tatapan anehnya.

Dan apa itu??, senyuman manis tersemat di wajahnya, astaga.

Ya, Dad.” jawabnya dengan nada yabg terdengar begitu kecil.

Varendra hanya bergidik acuh, dia rasa Eros mencoba untuk menyembunyikan kesedihannya dengan cara seperti itu.

Nyatanya, dia tidak tau. Sejak malam itu, Eros yang kejam dan dingin, diambil alih oleh sosok lain dari dalam dirinya.

Kebalikannya, sosok yang penuh dengan kehangatan. Mungkin, dia datang karena perasaan kecewa Eros yang tidak dapat memperlakukan Vitha dengan baik selagi hidup.

Eros yang kejam sedang tertidur, dan sekarang dirinya dikuasai oleh seorang yang baru.

Sosok baru yang akan menjadi awalnya cerita Eros.

&&&

Alpha terbangun dengan perasaan abu, dia menatap sekeliling ini bukan kamarnya.

“udah punya banyak amal baik, lo?”, Sarkas Ersya yang menatap Alpha dengan dingin.

“Vitha gaakan senang, lo kaya gini”.

“Sya, gue kenapa?”. Alpha bertanya dengan nada lemas.

Benar-benar lemas, badannya tidak bisa bergerak sedikit pun.

Sejenak Ersya terdiam dengan tatapan kosong, “Maag lo kambuh, dokter juga bilang, dan parah banget”.

Alpha tersenyum sinis, “bentar lagi, Sya. Gue bakalan nyusul Vitha”. Kekehnya.

“ngak ketemu, dia di surga, lo belok ke neraka, bodoh”, Sarkas Ersya tajam.

666

Maafkan jika Ektra part kali ini tidak sememuaskan bayangan kalian.

See you

CENTAURUS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang