Centaurus 9

3.1K 260 72
                                    

"Kita sudah dipaksa mandiri sejak kecil, jika hanya masalah seperti ini aku yakin kita bisa melaluinya" ~Senada
...
.
.
.
.
.
Perangsang

Melihat Vitha yg tidak berprikemanusiaan nya menendang anunya musuh membuat Sena bergidik ngeri.
"Keputusan yg sangat bagus Vit" Ejek Sena terkekeh.

Mendengar suara Sena yg mengejeknya membuat Vitha kesal, masih dengan membabi buta musuh.
"Gue lupa fakta bahwa mereka tidak mengenal aturan" Katanya menghembuskan nafas kasar.

Sena terbahak sambil mematahkan tangan musuh dengan sangat mudah. Melihat sekitar dan hanya ada satu orang tersisa, orang itu berdiri menatap teman-teman nya yg sudah terkapar tak berdaya membuat nyalinya menciut.

"Bagaimana mau lawan gue" Tantang Sena kepada orang itu.

Melihat Sena sudah selesai bermain-main Vitha pun juga mengakhiri permainannya dengan mematahkan leher musuh sampai wajahnya berputar menghadap belakang.

Vitha tersenyum menatap mayat-mayat musuh yg berserakan diruang tamu rumah Sena.
"Lo urus yg satu itu sen" Ucapnya.

"Hm, gue gamau jadi pembunuh" Balas Sena dengan smirknya.

"Whaatt, lalu yg tadi itu apa" Batin Vitha melihat mayat-mayat yg dibunuh Sena.

Vitha yg tau maksud Sena dengan cepat berlari kedalam kamar khusus dimana ada senjata-senjata dan peralatan milik Sena disimpan. Mengambil borgol dengan kunci dan menyerahkan nya kepada Sena.

Melihat Vitha mengambil borgol tentu saja membuat orang itu takut dan memutuskan untuk lari dari tempat itu.

Mengambil pistol yg ada didalam piyama tidurnya, Sena dengan sengaja menembak kaki orang itu.

Dor....

"Ck keputusan yg salah" Gumam Sena.

Vitha yg melihat itu hanya terkekeh dan mengucapkan kata yg membuat Sena Tertawa.

"Benar, kalo ada peluru yg lebih cepat ngapain lari buat nangkep, yekan".

Sena dengan sabar membantu orang itu duduk dikursi kayu dan memasangkan borgolnya dikaki orang itu.

Melihat hal itu membuat Vitha melotot, dia bingung dimana letak otak Sena.
"Goblok dimana-mana borgol masangnya ditangan mana ada dikaki" Semprot nya.

"Biar estetik Vit" Balas Sena membuat Vitha menghembuskan nafas pasrah.

Dan berakhir dengan kaki yg diborgol dan tangan yg diikat dengan tali, walau harus berdebat untuk mencari tali, akhirnya mereka mendapatkannya dibantu oleh pembantunya.

Melihat situasi sudah tepat untuk introgasi Vitha mulai membuka suara.
"Jadi kenapa ayah nyuruh kalian nangkap gue" Tanya dengan nada dingin.

Hening.

Orang itu enggan menjawab. Vitha yg diacuhkan hanya memasang raut bosan.

"Ck udah ketangkep so jual mahal lagi" Kata Sena menimpali.

Berjalan mengelilingi orang itu membuat Sena mendapatkan inspirasi.
"Kayanya minta di ancem deh Vit" Katanya lagi.

Mendengar hal itu Vitha dengan cepat mengambil cairan yg ada didalam kotak rahasia milik Sena yg sempat dia bawa dari ruangan khusus tadi.

Mengangkat dua botol kecil yg berisi cairan  berbeda. Vitha menyodorkan dua botol  kepada orang itu.
"Minum racun apa minum obat perangsang" Tanyanya.

Tanpa aba-aba Vitha langsung meminumkan obat perangsang kepada orang itu, dan tersenyum miring.
"Nikmatin malam lo" Katanya sambil menepuk-nepuk kepala orang itu.

Vitha dan Sena pergi kesofa dan merebahkan diri mereka, soal mayat-mayat musuh sudah dibersihkan oleh orang-orang suruhan Sena.

Merasa sangat lelah, Vitha hanya bisa pasrah.
"Hadeh double malam ini gue" Gumam Vitha yg masih dapat didengar oleh Sena

"Kita sudah dipaksa mandiri sejak kecil, jika hanya masalah seperti ini aku yakin kita bisa melaluinya" Kata Sena menatap langit-langit rumahnya.

Mendengar kata-kata bijak dari Sena membuat senyum Vitha mengembang.
"Tumben bijak" Balasnya membuat Sena mendengus.

"Sshhh tolong" Ucap orang yg mereka borgol tadi.

Membuat atensi mereka teralihkan kepada orang itu. Dia terlihat sangat bergairah. Dengan bergerak-gerak gelisah, dan peluh yg membanjiri dahi dan lehernya.

Melihat hal itu membuat Vitha mendekati dan menyentuh leher orang itu dengan sensual, membuat gairah nya semakin tak terkendali.

"Sshhh ahhh plis lepasin" Ucapnya memandang Vitha dengan kabut gairah.

Vitha yg ditatap seperti itu terkekeh dan mendekatkan wajahnya ke wajah orang itu.
"Bilang dulu apa niat ayah" Katanya sambil menggigit bibir menggoda.

"Dia ingin mencoba sebuah hasil karya dari penelitiannya selama ini, dan yg cocok untuk mencoba nya hanya anda nona" Jawabnya dengan satu tarikan nafas dan terengah-engah.

Vitha yg mendengarnya pun terkejut, dan menjauhkan wajahnya dari orang itu.
"Apa yg dia inginkan dari gue" Tanyanya lagi.

"Dia ingin menciptakan orang yg jujur dan patuh, sosok sempurna tanpa cela, dia juga sudah mencobanya ke orang lain dan itu tidak berhasil, berakhir dengan kematian. Dan yg bisa menghadapi itu semua hanya nona" Jawabnya lagi dengan mata memelas menahan gairah.

Lagi-lagi Vitha dan Sena terkejut mendengarnya.
Memang faktanya ayah Vitha adalah seorang dokter yg bekerja meneliti disebuah laboratorium. Sembilan bulan terakhir ini ayahnya sering menghabiskan waktu ditempat itu, entah apa yg dia kerjakan.
Vitha tidak mengetahui kalau objek yg menjadi incaran percobaan nya adalah dia. Sungguh mengejutkan.

...
.
.
.
.
...

Ada yg mau disampein buat ayahnya Vitha? Atau sama Senada?
Atau sama yg lainnya juga?.

Jangan lupa buat ninggalin jejak.
See you makasih❤

CENTAURUS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang