Oke yeorobun jangan lupa Vote.
.
.
.
.
.
.
"Diluar boleh rusak, tapi didalam jangan" ~Jea
...Toxic life
Sedangkan diruang tamu kini Jea sedang di introgasi Sena.
"Lo ngerokok" Tanya.
Ersya, Delvin, dan Tisya terkejut mendengarnya.
"Keberatan?" Jawab Jea dengan alis terangkat.
Sena dibuat naik darah jika berhadapan dengan Jea. Bagaimana tidak sifatnya yg keras kepala, pembangkang dan suka bertindak semaunya.
Menghembuskan nafas kasar mencoba menenangkan diri.
"bibir hitam, badan kurusan, mata panda, dan tangan sama muka lo lebam-lebam" Ucap Sena mengabsen perubahan yg ada pada adiknya.
"Apa yg lo lakuin diluar pengawasan gue Jea" Sambungnya bertanya.
"Lo kan tau segalanya tentang gue" Jawab Jea.
Jawaban yg keluar dari mulut Jea membuat Sena mendelik tidak suka "lo masih temenan sama anak geng-geng itu" Tanyanya.
Tersenyum miring, lalu berdiri dan mendekat kearah Sena, mendudukkan dirinya disamping sang kakak, dan memperlihatkan tato kecil yg ada dibelakang lehernya kepada Sena.
"Gue bahkan udah gabung sama mereka" Jawabnya.
Melihat tato kecil membentuk bunga lavender yg ada di belakang leher sang adik membuat Sena geram.
"Lo ngerasa hebat dengan tatoan? Lo ngerasa hebat kalau nakal?" Tanya Sena mencengkram pundak adiknya.
Suasana menjadi mencekam saat kedua kakak beradik itu mengeluarkan aura menyeramkan, membuat Tisya tanpa sadar memegang seragam Delvin.
"GUE BANGGA JADI DIRI GUE SENDIRI, TANPA HARUS MEMAKAI TOPENG. IT'S ME" Teriaknya lantang didepan wajah Sena, melepaskan cengkraman tangan Sena.
Sena yg melihat itu melototkan mata, adiknya sangat berubah, rasanya Sena ingin menangis melihat ini. Kedua orang tuanya mempercayakan Jea kepada dirinya, Sena merasa gagal menjadi seorang kakak.
Wajah Sena memerah menandakan dia marah sekaligus kecewa.
"ORANG TUA KITA BERHARAP LEBIH DARI KITA JEA, MEREKA NGAJARIN KITA MANA HAL BAIK DAN HAL YG BURUK" bentaknya kepada Jea.
Jea, Tisya, Ersya, dan Delvin yg terlonjak kaget. Jika seorang Sena sudah mengeluarkan nada tingginya berarti dia sangat marah.
Mata Jea berkaca-kaca setelah terkejut mendengar bentakan dari sang kakak.
"Apa lo bilang orang tua kita? Hahaha" Tanya Jea setelahnya tertawa.
Semua dibuat heran melihat Jea tertawa keras tapi juga mengeluarkan air mata. Sena, dia merasa bersalah karena mengungkit kembali hal yg membuat hubungan keduanya renggang.
"ITU ORANG TUA LO BANG, BUKAN GUE.
GUE BAHKAN BELAJAR JALAN SENDIRI TANPA BANTUAN IBU ATAUPUN AYAH. MEREKA HANYA PUNYA SATU ANAK BANG, DAN ITU LO BUKAN GUE" teriak Jea histeris, menjambak rambutnya, menangis, berteriak sekencang-kencangnya.Ersya yg melihat Jea seperti memerlukan sandaran mendekat, tapi saat melihat tatapan Jea menajam membuatnya meurungkan niatnya.
Sena yg sudah tau bagaimana adiknya, membuatnya sedikit waspada.
Bleesss.....
Sreetttt...
Pisau kecil melayang kearah Sena dan melukai lehernya. Semua yg menyaksikan itu semua terperangah, Jea tersenyum bak iblis. Ya, Jea orang yg melemparkan pisau kearah Sena.
"Harusnya gue gak ikut ajakan Vitha buat kesini" Katanya nya mendekat kearah Sena.
Sena yg sudah mengerti keadaan pun hanya menatap adiknya miris.
"Jea tenang" Ucapnya mendekat kearah Jea mencoba untuk tidak memakai kekerasan.
Sena yg melihat Jea mendekat kembali dan mengeluarkan pisau, ingin menusuk perut Sena, tapi dengan cepat Sena memukul tangan Jea membuat pisau itu jatuh kelantai.
"JANGAN MENDEKAT, LO SIAPA ANJING" teriak Jea berjalan mundur saat Sena mencoba memeluknya.
Melihat sang adik kehilangan kendali membuat Sena semakin merasa bersalah.
"Sorryy Jea" Gumam seseorang dibelakang Jea dengan membawa suntikan.
Brukk...
Jea pingsan setelah Vitha menyuntikkan obat bius ke lengannya. Sena dengan cepat mengangkat Jea ke kamar.
Flasback on
"Jangan nunduk" Suruh Alpha
Vitha langsung mendongakkan kepala nya saat mendengar suara Alpha.
"Lo ngapain ngikutin gue" Tanya nya.
Dibalas naikkan bahu oleh Alpha. Sedangkan hidungnya mengeluarkan banyak darah membuat Alpha semakin ketakutan.
"Lo napa pucet njir, gue yg mimisan lo yg mau pingsan" Panik Vitha saat melihat wajah pucat Alpha.
Vitha dengan cepat membuang tisu bekas darah dan mencuci tangannya setelah dirasa darahnya tidak keluar lagi.
Saat Vitha mencuci tangan dia mendengar keributan dibawah.
Dia yg tau bagaimana Jea langsung pergi ke ruangan khusus obat-obatan milik Sena, dan mengambil obat bius.
"Lo ngapain ngambil obat bius" Tanya Alpha.
"Lo denger dibawah kenapa"
Dijawab gelengan kepala oleh Alpha mwmbuat Vitha mendengus dan langsung berlari menuruni tangga. Dia bisa melihat pisau yg menempel didinding, leher Sena yg berdarah, dan keaadan Jea yg bisa dibilang tidak baik.
"Sorryy Jea" Gumamnya disaat dia sudah berhasil memasukkan obat biusnya kebadan Jea.
Flashback off
...
.
.
.
.
.
Hay hay gimana part ini?Next ga?

KAMU SEDANG MEMBACA
CENTAURUS [END]
FantasyRoman tipis-tipis. Action 99%. Romance 1%. Jika memang dirinya tidak dibiarkan untuk bahagia, lalu mengapa mereka datang untuk mengisi kebahagiaan itu???. Eros, orang pertama yang membuatnya tahu arti kasih sayang dan cinta. Tapi, itu sia-sia. Terny...