Langsung aje yekan, jangan banyak cincong.
But sebelumnya jangan lupa buat vote+koment ya yorobun.
.
.
.
.
.
.
...
Rumah SenadaSetelah cukup lama berkelana dengan jalanan, akhirnya Vitha sampai ketempat tujuan, yaitu rumah orang yg sangat membantu hidupnya, Senada.
Setelah memarkirkan motornya, Vitha langsung bergegas menekan bel yg ada di samping rumah tersebut.
Ting tong...
"Tunggu sebentar" Sahut orang yg berada di dalam rumah.
Setelah 5 menit akhirnya pintu dibuka, dan menampilkan sosok Sena dengan piyama tidurnya yg bergambar banana.
"Loh Vitha" Kata Sena heran.
"Lo gaperlu repot-repot dateng kesini buat bilang makasih" Sambungnya
Tidak ada pergerakan dari Vitha, Sena pun mendekat dan menyentuh bahu Vitha. Dan
Brukkk.....
Vitha pingsan yg langsung di sambut Sena.
"Vit bangun" Kata Sena menepuk-nepuk pipi Vitha.
Dan tepat saat itu juga Sena bisa melihat wajah Vitha.
"Buset berapa orang sih" Batin Sena bertanya-tanya.
Sena pun langsung membawa Vitha kedalam rumah dan merebahkannya di sofa besar.
Dirumah Sena tidak ada siapapun karena dia yatim piatu, ayah dan ibunya dibunuh oleh orang-orang jahat, musuh dari perusahaan Keluarganya.
Senada, laki-laki berumur 21 tahun dengan wajah seperti bocah. Memulai semuanya dari nol dengan bantuan Vitha, akhirnya sekarang Sena memiliki perusahaan yg jauh lebih sukses dari dulu.
Setelah mendapatkan kotak obat, Sena langsung mendudukkan diri disamping Vitha, membersihan darah yg ada di hidung Vitha, menempelkan plaster luka disetiap sudut wajah Vitha yg terluka.
30 menit berlalu
Pukul 19.30Sena meminta para pembantunya untuk menyiapkan makanan, karena menjaga tuan putri tertidur itu cukup membuatnya sedikit lapar.
Setelah selesai memakan makanannya, Sena pun pergi ketempat dimana Vitha sedang pingsan. Dan dia bisa melihat sekarang Vitha malah asik menonton tv.
"Sudah sadar ternyata" Batin Sena lega.
"Udah beres, kata suruhan gue itu anak buah ayah lo, beneran?" Tanya Sena mendudukkan diri di samping Vitha yg juga sedang duduk.
"Siapa lagi kalo bukan ayah" Jawab Vitha tersenyum miring.
Mendengar hal itu membuat Sena terbahak "ternyata dia nekat juga hampir membuat lo mati ditangan anak buahnya" Katanya membuat Vitha mendengus kesal.
"Oh. Ohiya dari tadi hp lo bunyi terus nih" Sambung nga menyerahkan hp Vitha.
Mengambil hpnya dari tangan Sena dan membuka roomchatnya dengan Tisya.
"Gue lupa ngasih kabar sama Tisya" Gumam Vitha, yg masih dapat didengar jelas oleh Sena.
Setelah memberi kabar ke Tisya bahwa dirinya baik-baik saja, akhirnya Sena dan Vitha malah larut dalam keheningan yg hanya didominasi suara tv.
"Lo ga pulang kerumah Vit?" Tanya Sena setelah lama bungkam, dengan mata yg pokus kearah Tv.
"Sama aja gue coba bunuh diri kalau balik lagi kesana"
"Tapi gimana kondisi tante" Tanya Sena lagi, tante yg dimaksud adalah bundanya Vitha.
"Gue udah nyuruh semua anak buah yg gue punya buat lindungin bunda sebelum gue pergi dari rumah" Jawab Vitha dengan suara rendah.
Vitha rindu bundanya, kalau bisa dia juga membawa bundanya pergi, tapi itu sama saja membahayakan nyawa bundanya.
"Lo ga coba nelpon gitu" Saran Sena.
"Yg artinya gue ngasih tau keberadaan gue ke ayah gue gitu Sen" Jawab Vitha dengan pertanyaan.
"Iya juga ya" Gumam Sena.
Lama hening memikirkan bagaimana menghentikan aksi ayah Vitha.
Brakkk....
Pintu rumah Sena didobrak dari luar, dan beberapa orang berbaju hitam masuk kedalamnya sambil membawa pistol.
"Kalian siapa" Tanya Sena dingin. Wajahnya berubah, yg asalnya menggemaskan macam bayi, sekarang terlihat lebih menyeramkan.
"Kami ingin membawa nona Zee, jadi tolong jangan melawan, atau kami akan menembak anda" Jawab salah satu dari orang-orang itu dengan menodongkan pistol ke arah Sena.
Sena yg diperlakukan seperti itu hanya menaikkan sebelah alisnya, "menantangku heh" Ucapnya.
Dorrr....
Seseorang tumbang, bukan Sena melainkan orang yg mengancamnya dengan menodongkan pistol.
Vitha lah pelakunya, dia menemukan pistol dibawah meja dan langsung mengambilnya.
Masih dengan pistol ditangannya Vitha kembali menodongkan pistol kearah orang yg berada ditengah-tengah dan mengatakan hal yg membuat Sena tersenyum miring."Kalian menyentuhnya sama saja mengantarkan nyawa kalian ke malaikat maut" Katanya.
Mendengar hal itu sontak membuat orang-orang itu sedikit takut.
"Kuburan or rumah sakit" Tanya Sena mengambil pistol dari dalam piyama tidurnya. Pistol lengkap dengan peredam. Menodongkannya kearah yg sama dengan Vitha.
Membuat musuh semakin tidak berkutik.
Melihat musuh hanya sedikit yg memiliki pistol Vitha pun mempunyai sebuah ide yg keluar dari otak cantiknya. Melemparkan pistolnya kesembarang arah.
"Bagaimana kalau kita one by one, tanpa senjata kalian berani" Tantang nya.
Vitha tau bahwa suruhan ayahnya tidak memiliki skill yg bagus untuk berkelahi, mereka hanya mengandalkan senjata.
Sena juga ikut kembali memasukkan pistolnya kedalam piyama tidurnya dan mengatakan kata-kata yg membuat mereka makin kepanasan.
"Gue tau kalian gak berani jadi lebih baik kalian pergi"
"Kami tidak akan pergi sebelum membawa nona Zee" Sahutnya dan membuang pistolnya diikuti yg lain.
Melihat hal itu Vitha dan Sena saling pandang dan tersenyum miring.
"SERANGGG" teriak salah satunya, menyerang Vitha dan Sena secara bersamaan.
Vitha dan Sena sudah memasang pertahanan mereka. Disaat mendapatkan serangan, mereka hanya membalas dengan mengenai titik yg akan langsung membuat musuh tumbang, tidak ingin terlalu membuang-buang tenaga.
...
.
.
.
.
.
.
.
.
Ada pesan buat Vitha atau yg lainnya?Next gak?

KAMU SEDANG MEMBACA
CENTAURUS [END]
FantasíaRoman tipis-tipis. Action 99%. Romance 1%. Jika memang dirinya tidak dibiarkan untuk bahagia, lalu mengapa mereka datang untuk mengisi kebahagiaan itu???. Eros, orang pertama yang membuatnya tahu arti kasih sayang dan cinta. Tapi, itu sia-sia. Terny...