<<>>
Tiba-tiba mereka menjadi jahat, seolah-olah hanya aku yang paling bersalah.
<>
Tidak ada yang tau hari esok. Situasi dan keadaan selalu berubah tiap hari, jam, menit dan detiknya . Begitu pun perasaan seseorang, tidak setiap saat selalu dalam keadaan baik-baik saja.
"Kenapa sih Vin?" Sejak tadi Ersya lihat, Delvin sedang melamun dipojokkan. Entah, karena masalah apa.
"Gak kenapa-kenapa kok, Sya" Elak Delvin tersenyum tipis.
"Dih kayak cewek" Cibir Alpha, yang tiba-tiba datang dan menduduki mejanya Ersya.
"Bilangnya gak kenapa-kenapa, tapi ntar mewek" Lanjut Alpha dengan wajah mengejek.
"Sialan lo" Delvin menabok leher Alpha pelan sambil tekekeh.
"Gue cuman lagi perlu duit" Jujur Delvin pada akhirnya. Benar saja, akhir-akhir ini. Mamanya tidak bekerja karena sakit. Dia juga dilarang Sang Mama untuk bekerja sambil sekolah.
"Kenapa diem aja?" Tanya Ersya mengambil dompetnya yang berada di kantong celananya.
"Nih, pake aja seperlu lo" Blackcard, Ersya memberikan kartunya kepada Delvin.
Delvin melotot kan matanya melihat kartu hitam itu berada di tangannya.
"Omo Sya, ini berlebihan banget" Bergegas dia mengembalikan kartu tersebut kepada pemiliknya."Ck, pake aja dulu Vin" Ersya kembali meletakkan kartunya ditangan kanan Delvin.
"Gak, gue gak mau" Tolak nya mengembalikannya kembali.
"Yaudah. Kalau gitu lo mau apa?" Tanya Alpha bersuara, sejak tadi dia melihat pertikain dua Upin Ipin ini.
"Gue cuman perlu buat beli obat Mama doang" Raut wajahnya murung, mengingat Sang Mama yang berada dirumah, sedang menahan sakit.
"Bukannya gue gak mau pinjamin ya Vin, tapi bukannya lo ada tabungan ya?" Alpha bertanya.
Raut wajah Delvin bertambah buruk, bahkan kini matanya mulai berair. Ersya mendengus, pasti akan ada drama.
"Di ambil sama Ayah gue" Jawab Delvin pelan, sambil mengusap matanya.
Ersya dan Alpha terkejut, mereka tau tabungan itu untuk Delvin lulus nanti dan akan melanjutkan kuliah.
"nih segini cukup?" Alpha memberikan uang tunai sebesar satu juta ketangan Delvin.
Delvin mengangguk dan tersenyum.
"Ntar gue ganti kalau ada rezeki lebih"."Gak usah, Vin. Hitung-hitung, buat bayar hutang gue sama Mama lo" Tolak Alpha terkekeh. Mengingat, dulu mereka bertiga setelah pulang sekolah dari SD sampai SMP, sering mampir ke kedai Mama nya Delvin.
Karena pulang sekolah, otomatis uang saku dari orang tua udah habis, jadi jalan lainnya ya ngutang buat memuaskan perut. Karena perut number one.
Terlebih Mamanya Delvin baik banget, Alpha dan Ersya hampir tiap hari setelah pulang sekolah, selalu numpang makan di kedainya. Tapi, Mama nya Delvin tidak pernah sekali pun menagih hutang mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
CENTAURUS [END]
FantasyRoman tipis-tipis. Action 99%. Romance 1%. Jika memang dirinya tidak dibiarkan untuk bahagia, lalu mengapa mereka datang untuk mengisi kebahagiaan itu???. Eros, orang pertama yang membuatnya tahu arti kasih sayang dan cinta. Tapi, itu sia-sia. Terny...