"Maafin abang, Vi" Lirih Eros lemas seperti tidak ada gairah hidup.
Posisinya masih sama, memeluk erat adiknya yang tersayang.
Tiba-tiba mulut Vitha kembali menyemburkan darah, membuat leher Eros bersimbah dengan darah itu.
Eros terkejut mendapati Vitha yang meraup oksigen banyak-banyak.
Apa ini kesempatan nya? Untuk menjadi seorang kakak yang baik.
Uhuk uhuk uhuk
Vitha terbatuk-batuk, semua orang menyaksikannya.
Eros dengan sigap mengusap pelan punggung Vitha dengan lembut.
"Detak jantung terdeteksi" Suara itu kembali, membuat semua yang ada disana menghembuskan nafasnya.
Eros tersenyum mendapati mata Vitha yang terbuka sedikit.
"Kenapa? Kenapa?" Tanya Eros menggebu-gebu.
Mengusap pelan dagu Vitha.
"Lo tega banget bikin gue nangis" Sambungnya.Senyuman tipis terukir pada wajah indah Vitha.
"Boy, biarin Vitha istirahat dulu" Ucap Rendra menepuk pelan bahu Eros.
Eros menggeleng kan kepalanya pelan.
"Aku mau sama Vitha" Balasnya dingin menekankan setiap katanya."Papah akan menyuruh suster untuk membersihkan semua ini, dan menyuruh mereka agar segera menangani Vitha" Rendra berlalu setelah mengatakan hal tersebut.
Vitha dipindahkan kekamarnya, dengan fasilitas lengkap juga alat-alat medis yang masih melekat pada badannya.
Mereka semua duduk pada karpet lembut disana, menunggu Eros selesai mandi.
"Kalian ngapain kesini" Suara datar Eros mengintrupsi mereka.
"Niat hati mau main sama kalian berdua, tau-tau nya kita malah dibuat jantungan" Jawab Real memegang dadanya yang masih berpacu hebat.
Delvin menganggukkan kepalanya pelan. Menyetujui ucapan Real.
Jea senang mendapati kabar bahwa Vitha tidak jadi meninggalkan mereka.
Tapi, tetap saja, kondisinya masih lemah karena terkejut.
Jadi, Sena yang notabetnya Abang yang baik, sejak tadi memangku adik bontotnya yang sedang tertidur karena kelelahan menangis.
"Kasihan Jea, nangis ampe mau pingsan" Ucap Real melihat Sena yang mengelus lembut punggung Jea.
Ersya yang berada di samping Sena, menengok pada wajah lucu Jea yang tertidur menghadap kearahnya.
"Gue baru liat Eros nangis segitunya" Goda Real lagi.
Eros yang sedang duduk di samping Vitha, menatap dalam-dalam wajah adiknya, terganggu saat Real menyebut namanya.
"Dia adik gue, wajar aja gue sayang sama dia" Jawab datar Eros.
Mendapat seruan heboh dari Real dan Delvin.
Vitha menggeliat saat merasakan tangan besar Eros mengelus pelan pipinya.
Kata dokter, saluran pernapasan Vitha tersumbat karena aliran darah yang tidak bisa terkendali.
Akibatnya jantung tidak dapat bekerja dengan baik.
Tapi, syukur lah waktu itu Eros mengangkat kepala Vitha, yang membuat sedikit cela untuk darah keluar kembali.
Jika tidak, apa mungkin Vitha meninggalkan mereka?.
Kondisinya memang belum bisa dikatakan baik, tapi kata dokter, tidak ada luka dalam.

KAMU SEDANG MEMBACA
CENTAURUS [END]
FantasyRoman tipis-tipis. Action 99%. Romance 1%. Jika memang dirinya tidak dibiarkan untuk bahagia, lalu mengapa mereka datang untuk mengisi kebahagiaan itu???. Eros, orang pertama yang membuatnya tahu arti kasih sayang dan cinta. Tapi, itu sia-sia. Terny...