C.27

1.1K 215 108
                                    

Typo
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy Reading!!

21.30 pm

"Appa."

Tuan Jung yang baru keluar kamar Jennie sedikit tersentak saat Jessica tiba-tiba saja sudah ada didepan pintu menatapnya dengan datar.

"Sica, kamu buat appa terkejut, untung appa tak punya riwayat penyakit jantung." Ucapnya mengusap-usap dadanya.

"Mianhe appa, aku ingin bicara."

"Bicara apa? Sepertinya serius sekali." Heran tuan Jung, ia bisa melihat dari raut wajah putrinya itu.

Sesuai permintaan Jessica, tuan Jung pun mengajak Jessica mengobrol di ruang kerjanya karena sepertinya pembicaraan ini cukup serius.

"Ada apa Sica, sepertinya sangat penting? Apa ada masalah di kantor?" Tanya tuan Jung saat sempat terjadi keheningan.

Jessica menggeleng. "Sebenarnya apa maksud appa membawa gadis itu kesini?"

"Gadis itu? Maksud kamu Jennie?"

Jessica mengangguk masih dengan wajah datarnya, beberapa kejadian akhir-akhir ini benar-benar mengacaukan pikirannya.

"Untuk apa masih bertanya jika dari awal sudah appa jelaskan kalau dia akan jadi cucu appa."

"Maksudku 'Sebenarnya' appa." Jessica menekan kata-katanya.

"Apa maksud appa sebenarnya membawa gadis itu kesini, apa yang sebenarnya appa sembunyikan dari kami tentang gadis itu?"

Tuan Jung hanya diam mendengar ucapan putri sulungnya itu, jelas terlihat jika Jessica sangat menuntut jawaban.

"Apa kamu benar ingin mengetahuinya? Apa kamu menemukan sesuatu yang mengganjal akhir-akhir ini?"

"Jangan bertele appa. Katakan sejujurnya, siapa gadis itu sebenarnya? Jangan mencoba mengujiku appa." Jessica masih berusaha menahan emosinya karena appanya seperti tak berniat menjawab pertanyaannya.

"Sica." Tuan Jung memanggilnya setelah terdiam beberapa saat memikirkan sesuatu. Jessica menatap sang appa menunggu ucapannya.

"Apa kamu yang mengambil photonya?" Tanya tuan Jung.

"Apa kamu sudah melihat photo itu? Photo yang ada didalam salah satu halaman buku dongeng Jennie. Kamu yang menyimpannya?" Ia memperjelas pertanyaannya.

"Ne, aku melihatnya, aku tak bermaksud mengambilnya, hanya saja photo itu terjatuh sendiri sehingga aku melihatnya dengan jelas gambar dari photo itu." Jawab Jessica yakin menatap appanya.

"Sekarang appa jawab apa maksud semua ini? Siapa sebenarnya gadis itu appa?" Jessica kembali bertanya dengan sedikit frustasi merasa sudah tak tahan dengan rahasia yang mungkin disembunyikan appanya.

"Kau sudah melihatnya Sica, jadi untuk apa lagi appa menjelaskan siapa Jennie. Kau pasti membaca tulisan dibelakang photo itu, jadi kau pasti tau siapa ayah kandung Jennie didalam photo itu." Jawab Tuan Jung tenang.

"Jadi gadis itu benar anaknya?" Tuan Jung mengangguk.

"Iya benar, Kim Jae Joong dia ayah kandung Jennie. Sudah jelas kan kenapa appa membawanya kesini? Karena dia putri Jae Joong, itu artinya dia cucu appa. Jadi apa yang masih tak kamu mengerti Sica?" Tuan Jung menatap Jessica yang terdiam mendengar pengakuannya.

"Apa kamu sudah mengerti sekarang kenapa appa membawa Jennie tinggal disini?"

"Aku nggak ngerti, kenapa appa membawa seseorang yang berkaitan dengan masalalu burukku kesini appa? Apa appa sengaja ingin menyakitiku lagi dengan membawa seseorang yang berhubungan dengan masalaluku? Appa sengaja?." Jessica meneteskan airmatanya, sungguh perasaannya sangat sesak sekarang.

ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang