C.47

1.5K 210 40
                                    

🍒 Typo 🍒

~
..
..
.
..
..
~

Happy Reading!!


Sekarang sudah pukul setengah lima sore waktu Korea, Jessica dan Krystal sudah tiba di rumah sakit. Tuan Jung sudah berangkat ke bandara setengah jam yang lalu, mungkin sekarang pesawatnya baru saja take off.

Krystal memarkirkan mobilnya setelah tiba, setelahnya kedua saudari Jung itu segera keluar dan berjalan memasuki rumah sakit. Krystal hanya mengikuti langkah kaki eonninya yang menuju ke lantai tiga.

"Eonni sebenarnya akan menemui siapa disini? Jika menjenguk temanmu apa tak apa kita tak membawa buah tangan untuknya?" Tanya Krystal yang masih penasaran kenapa Jessica meminta untuk menemaninya ke rumah sakit.

"Eonni tak menemui teman yang sakit Ital, eonni hanya ingin mengecek kesehatan saja." Jawab Jessica singkat.

"Permisi, apa Dr.Park nya ada?" Jessica bertanya pada salah satu perawat yang bertugas.

"Dr.Park Shin Ye? Apakah anda Jessica-nim?" Tanya perawat itu balik, Jessica mengangguk mengiyakan.

"Ada, Dr.Park sudah menunggu anda di ruangannya, ayo saya antarkan." Ajak perawat itu mulai melangkah mendekati ruangan Dr.Park di ikuti Jessica dan Krystal.

"Silahkan masuk Dr.Park menunggu didalam, kalau begitu saya permisi dulu." Perawat mempersilahkan Jessica masuk lalu membungkukkan badannya setelah berpamitan.

"Ital kamu bisa tunggu diluar dulu? Eonni ada urusan sebentar dengan Dr.Park." Ujar Jessica pada Krystal.

"Ne eonni masuklah, Ital akan menunggu disini saja." Jawab Krystal.

Jessica langsung masuk untuk menemui Dr.Park, sementara Krystal melihat-lihat diluar ruangan dan tak sengaja membaca nama dan gelar dokter yang ditemui Jessica.

"Bukankah itu gelar untuk psikolog? Apa eonni ingin konsultasi mengenai traumanya?" Gumam Krystal saat melihat salah satu gelar yang didapat Dr.Park.

*

Sementara di dalam, Jessica sedang berbincang dengan Dr.Park mengenai traumanya yang juga muncul akhir-akhir ini setelah sekian lama. Ini pertama kalinya lagi Jessica menemui Dr.Park untuk konsultasi lagi setelah dua tahun yang lalu.

Jika dengan Dr.Park, Jessica bisa menceritakan apa yang ia rasakan, karena Dr.Park adalah psikolog yang membantunya sedari dulu, jadi ia bisa membantu Jessica untuk memecahkan dan memahami situasinya.

Jessica juga menceritakan tentang kebenaran Jennie dan juga emosinya yang kadang tak stabil hingga tak sengaja membentak Jennie.

"Aku harus bagaimana Dok? Aku menyayangi putriku, tapi aku takut jika aku membawanya bersamaku aku akan terus menyakitinya." Tanya Jessica

"Kenapa kamu tidak menahannya Sica? Jika terpisah begini maka jarak antara kamu dan putrimu akan semakin menjauh." Ujar Dr.Park.

"Tapi masalahnya aku takut untuk menahannya bersamaku, aku takut akan selalu membentaknya, aku tidak mau dia semakin membenciku." Ucapnya dengan sedikit frustasi memikirkannya.

"Apa putrimu itu pernah mengatakan jika ia membecimu?" Tanya Dr.Park masih tenang.

"Tidak Dok, bahkan disaat aku sering membentak dan juga mengabaikannya, dia tak pernah lelah untuk mencoba mendekatiku meski ia tak tau jika aku ibu kandungnya. Dan adikku juga selalu mengatakan jika putriku juga merindukanku jika mereka sedang bertelponan." Jawab Jessica membuat Dr.Park tersenyum lembut.

ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang