C.53

2.5K 224 68
                                    

🍒 Typo 🍒

~.~
..
..
.
..
..
~.~

Happy Reading!!

02.25 am

Jessica merasakan sesuatu yang menyentuh kulit perutnya secara langsung. Masih mencoba mencari kesadaran sepenuhnya tangannya sudah bergerak kedalam bajunya untuk memegang sesuatu yang menyentuh perutnya di dalam sana.

"Heum?" Keningnya berkerut saat merasakan sebuah tangan dengan jari-jari kecilnya menempel di perutnya.

Ia menunduk saat kembali merasakan sesuatu di bagian dadanya seperti ada sesuatu yang bergerak, membuka matanya lebih lebar Jessica menyadari jika sedari tadi yang mengganggu tidurnya adalah Jennie putrinya.

"Baby kenapa?" Jessica mulai panik saat melihat wajah Jennie yang sangat pucat ditambah dengan ekspresi Jennie yang seperti menahan sakit meski matanya masih terpejam.

"Hiksss... sakit, mommy hiksss,,,"

"Mana yang sakit sayang, bilang sama mommy." Jessica mulai duduk secara perlahan mengusap pipi Jennie yang sudah mengeluarkan air matanya.

"Tambah panas? Sayang kamu dengar mommy, mana yang sakit?" Tangannya mulai menepuk pelan pipi Jennie berharap membuka matanya.

Perlahan Jennie membuka matanya dan menatap sayu Jessica yang sudah panik, Jennie tak bersuara, gadis itu malah merapatkan dirinya pada Jessica yang membuatnya hanya bisa memeluk perut mommynya itu karena posisi Jessica yang sudah duduk.

"Kepalanya sakit mom, uhuuuk,, haus,, hikssss sakit." Jennie meracau yang membuat Jessica semakin panik. dengan segera ia memencet tombol yang ada dibagian atas dinding dekat kepala ranjang agar perawat datang.

"Ssssttt ini mommy sayang." Perlahan Jessica mengangkat Jennie agar naik ke pangkuannya dan mulai memijit pelan kening Jennie.

"Hiksss sakit."

Tak lama pintu terbuka dan masuklah dua orang perawat menghampiri mereka, menanyakan apa yang terjadi. Jessica menjelaskan keluhan yang sedari tadi Jennie katakan serta panas badannya yang kembali naik.

Setelah mendengar penjelasan Jessica salah satu suster memeriksa Jennie dan yang satunya pergi keluar untuk mengambil infus pengganti karena Jennie kembali demam. Setelah beberapa saat Jennie sudah mulai tenang meski masih terdengar isakan kecil darinya.

"Bagaimana suster, apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba panasnya kembali tinggi, padahal tadi dokter menjelaskan jika keadannya sudah lebih baik." Jessica bertanya dengan rasa cemasnya yang tak bisa ia sembunyikan.

"Tenang saja mrs, panas suhu tubuhnya memang meningkat, tapi ini bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan, hal seperti ini memang kadang biasanya terjadi saat masa penyembuhan pada pasien DBD, kami sudah mengganti infusnya. Sebaiknya sekarang anda tidurkan lagi putri anda agar reaksi obatnya cepat berjalan dan suhu tubuhnya akan segera turun karena memang pasien DBD butuh banyak istirahat."

"Iya terima kasih, maaf jika mengganggu waktu istirahat kalia."

"Ini memang sudah tugas kami, jika ada masalah lagi panggil saja." Senyum suster tersebut, lalu keduanya segera keluar meninggalkann Jessica yang masih memangku Jennie.

ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang