C.50

2.4K 240 87
                                    

🍒 Typo 🍒

~.~
..
..
.
..
..
~.~

Happy Reading!!


Sudah hampir sepuluh menit berlalu, suasana menegangkan masih menyelimuti mereka.

Seohyun sudah sedikit tenang duduk di ujung kursi tunggu bersama Yong Hwa yang berada disampingnya untuk menenangkannya.

Sedang Jessica masih terisak dengan Krystal yang sudah memeluknya tak jauh dari mereka, Jessica tak bisa menghentikan tangisnya begitu saja karena rasa khawatirnya pada sang putri.

Tuan Jung yang awalnya hanya terdiam bingung melihat keadaan putri sulungnya itu akhirnya beranjak untuk duduk lebih dekat pada kedua putrinya yang kedatangannya tak pernah ia sangka.

"Ital dia akan baik-baik saja kan?" Terdengar suara Jessica yang lirih bertanya pada Krystal.

"Ne eonni, eonni tenanglah, semua akan baik-baik saja." Jawab Krystal masih setia memeluk eonninya.

"Sica, Ital." Panggil tuan Jung pelan tapi jelas didengar kedua putrinya.

"Ne appa." Jawab Krystal yang memang sudah lebih tenang.

"Kalian kenapa bisa disini? Lalu kenapa Sica menangis?" Pertanyaan yang terdengar tak penting yang diajukan kepada seorang ibu yang anaknya sedang sakit didalam sana bukan?

Tapi tuan Jung hanya ingin memastikan jika apa yang ia lihat ini adalah nyata, ia hanya ingin memastikan jika benar putri sulungnya itu datang karena ingin melihat Jennie yang artinya Jessica benar-benar telah menerima Jennie sebagai putrinya.

Sungguh kedatangan mereka yang tak terduga dan juga bagaimana interaksi Jessica dengan Jennie di dalam tadi membuat tuan Jung masih tak begitu percaya.

Tuan Jung masih sedikit tak percaya jika ia akan melihatnya tanpa terduga seperti ini, ia jelas melihat tadi bagaimana tatapan Jessica pada Jennie yang memancarkan rasa khawatir dan juga kasih sayang seorang ibu pada anaknya.

Apalagi sampai sekarang Jessica masih menangis karena dokter belum selesai untuk memeriksa keadaan Jennie didalam.

"Apa appa masih butuh jawaban yang jelas setelah melihat semuanya? Atau appa berpikir jika Sica hanya berpura-pura saja?" Jawab Jessica lirih

"Bukan begitu Sica, appa hanya masih merasa tak percaya jika kalian akan datang kesini dan melihatmu mengkhawatirkan Jennie seperti ini." Ucap tuan Jung cepat.

"Dia putriku appa, apa aku tak boleh mengkhawatirkannya?"

"Aniya, hanya saja.."

"Maafin Sica appa, maaf jika selama ini Sica menyimpannya sendiri hingga kalian hanya melihat sisi keras dan dingin dari hati seorang Jessica Jung untuk putrinya sendiri. Sejujurnya Sica hanya terlalu takut akan menyakitinya terlalu dalam. Sica ingin menahannya agar selalu bersama Sica dan merawatnya dengan memberikan kasih sayang yang layak sebagai seorang ibu kepada anaknya. Tapi Sica terlalu dikuasai pikiran negatif jika dia bersama Sica maka Sica akan selalu menyakitinya dan Sica tak ingin itu terjadi."

"Jadi dengan bersikap dingin dan keras itulah Sica pikir semuanya akan baik-baik saja. Setidaknya Sica ingin sembuh total dulu agar bisa membawanya bersama Sica suatu saat nanti tanpa takut akan kembali menyakitinya. Sica hanya tak ingin melukainya terlalu dalam yang bisa saja dia akan semakin takut dan menjauhi Sica untuk selamanya."

"Tapi Sica salah, Sica hanya terlalu pengecut untuk bergerak, Sica hanya terlalu dikuasai pikiran negatif itu. Tapi sekarang Sica tak ingin menyimpannya lagi, Sica tak ingin kehilangannya untuk yang kedua kalinya appa. Sica sudah mendapatkan kesempatan untuk menjaga dan merawatnya seperti keinginan Sica dulu, dan Sica tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini lagi appa. Maafin Sica." Jessica mengatakannya dengan lantang meski suaranya sudah terdengar parau.

ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang