Typo
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy Reading!!Pagi ini tuan Jung lagi lagi dibuat terheran dengan sikap Krystal, bagaimana tidak, sekarang saat ia memasuki kamar Jennie untuk membangunkan dan memandikannya justru ia menemukan Jennie sudah selesai mandi dan memakai seragam sekolahnya sedang duduk manis di depan cermin dengan Krsytal yang setia menata rambutnya.
"Kakek, kakek sudah mandi?" Jennie bertanya saat menyadari kehadirannya.
"Iya baby, ternyata baby udah mandi ya, baru aja tadi mau kakek bangunin." Jawabnya menghampiri keduanya.
"Jennie udah mandi sama aunty Ital kakek, liat aunty juga sisirin sama ikat rambut Jennie. Aunty Ital baik kan?" Ucap Jennie senang.
"Iya. Terimakasih ya Ital, kamu sudah mau repot-repot buat ngurusin cucu appa."
"Appa ngomong apa sih. Jennie kan cucu appa, itu artinya dia keponakan Ital dong, jadi nggak salah kan kalau Ital bantu ngurusin Jennie. Benar kan sayang cantiknya aunty?"
Jennie mengangguk semangat. "Benar aunty, gomawo aunty cantik dan nggak galak lagi. Hehe." Jennie menyengir saat mengatakan kalimat terakhirnya.
Krystal terkekeh mendengarnya, memang ia akui selama ini sering sensian jika sudah dekat dengan Jennie. Tapi sekarang tak lagi.
"Iya sayang, gapapa kalau kamu masih bilang aunty galak, emang kenyataannya gitu. Kekeke. Aunty nggak akan marah kok."
"Nah sudah selesai, gimana cantikkan rambutnya aunty buat?"
Jennie melihat hasil karya Krystal pada rambutnya, senyum puas ia berikan karena menyukainya.
"Jennie suka aunty, apalagi sama poninya, hehehe,, aunty jjang." Jennie memberikan dua jempolnya ke hadapan Krystal membuatnya tersenyum puas.
"Nah karena sudah selesai sekarang kita kebawah untuk sarapan, setelah itu baru kita berangkat sekolah." Ajak tuan Jung, jujur saja ia sangat senang dengan perubahan Krystal sekarang meski ia masih sedikit heran.
"Ayo kakek, aunty kita sarapan di bawah, aunty Sica pasti udah nungguin kita." Ajak Jennie, ia menggandeng tangan kedua orang dewasa itu untuk segera ke bawah.
Tiba dibawah mereka sudah melihat Jessica berdiri di dekat meja makan sedang meminum susu coklatnya.
"Pagi aunty Sica." Seperti biasa gadis itu menyapanya dengan ceria dan seperti biasa juga Jessica akan kembali mengabaikannya.
Setelah menghabiskan minumnya ia mengambil beberapa berkasnya yang ia letakkan di kursi dan tentu saja ia bersiap pergi.
"Aku pergi dulu."
"Aunty kenapa sekarang jarang dirumah sih? Aunty sibuk banget ya? Kenapa nggak sarapan dulu, nanti aunty bisa sakit loh kalau nggak makan." Jessica mengeratkan pegangannya pada map yang ada ditangannya.
"Bukan urusanmu, kau masih kecil jadi tak akan mengerti." Lagi, jawaban dingin dan kadang tajam ia berikan pada Jennie.
"Sica bisakah untuk menjaga ucapanmu pada Jennie? Jika tak ingin menjawab setidaknya diam, jangan memberikannya kata-kata yang kejam. Dia masih kecil." Sama saja, teguran itu hanya angin lalu bagi Jessica.
"Aku permisi." Ia langsung pergi dengan langkah cepatnya. Entah bagaimana perasaannya saat ini tak ada yang tau karena sikap dinginnya membuat Jessica nampak kuat dan kejam. Tapi tak ada yang tau bagaimana perasaannya sebenarnya. Apakah sama seperti yang terlihat atau malah sebaliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance
Random"Siapa gadis kecil yang kau bawa appa?" "Namanya Jennie Ruby Jane Kim mulai sekarang dia tinggal bersama kita karena dia akan menjadi cucu appa." "Whaaat?!!." Kaget mereka . . . . . . . 》♡《Kesempatan tak terduga pada Jessica Jung yang membuatnya ha...