C-6

1.3K 207 44
                                    

Typo
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy Reading!!

"Yuhuuu anybody home, Ital pulang." Teriak Krystal yang baru saja tiba dirumah.

"Kok sepi sih? Ah pasti appa dan eonni masih di kantor, kenapa juga aku bisa lupa." Monolognya sendiri.

Lalu ia melangkahkan kakinya menuju dapur untuk minum, ia membuka kulkas dan mengambil sekotak jus untuk diminumnya.

"Hm apa ini, eskrim? Siapa yang beli eskrim?" Bingungnya saat melihat satu jejer eskrim cup berbagai macam rasa.

"Eh nona Krystal sudah pulang? Nona mau sesuatu?" Sapa Yejin yang baru saja memasuki dapur.

"Nggak, aku hanya ingin minum. Oh ya Yejin-shi, siapa yang membeli eskrim? Seingatku appa dan eonni tak pernah membeli eskrim apalagi sampai membeli sebanyak ini."

"Ah itu untuk nona Jennie."

"Semuanya?"

"Iya, tuan bilang nona Jennie suka makan eskrim, terutama rasa susu."

"Tapi kalau suka susu, susu yang biasanya kan ada, kenapa harus membeli eskrim rasa susu sampe sebanyak ini?" Tanyanya penasaran.

"Tuan bilang nona Jennie tidak terlalu suka susu apalagi susu putih. Tapi kalau eskrim rasa susu nona suka." Jelas Yejin lagi.

"Aneh, tak suka susu tapi suka eskrim rasa susu." Gumam Krystal.

"Namanya juga anak-anak nona." Saut Yejin tersenyum.

"Iya sih, hah sudahlah aku ke atas dulu mau mandi." Krystal meninggalkan dapur segera ke kamarnya untuk mandi karena hari memang sudah sore.

*

Jennie terbangun dari tidurnya, gadis itu mengucek2 matanya untuk menyesuaikan cahaya, lalu terdiam sejenak mengumpulkan nyawanya.

"Yah kok udah mau gelap?" Ucapnya lesu saat melihat keluar dimana memang hari nampak sudah mulai malam.

Ia bangkit dari tidurnya lalu berjalan ke arah Jendela dan menatap sendu langit yang nampak mulai menggelap.

Ceklek..

Yejin masuk kamar berniat membangunkan Jennie atas perintah tuan Jung karena hari sudah mulai malam jadi Jennie harus segera dimandikan.

"Nona sudah bangun? Sebaiknya kita mandi sekarang nona." Yejin menghampiri Jennie yang masih melihat keluar.

"Nona melihat apa?" Yejin mengadah mencari sesuatu diatas sana yang Jennie lihat.

"Bibi kenapa tidak membangunkan Jennie sedari tadi? Lihat langitnya sudah mulai gelap." Ucapnya sendu.

"Memangnya kenapa kalau langit mulai gelap nona? Wajar kan, itu karena sekarang sudah pukul 6 lewat." Heran Yejin

"Tapi kalau langitnya gelap Jennie jadi nggak bisa menyapa appa, biasanya Jennie menyapa appa jika mulai sore." Lirihnya serak

"Menyapa appa nona? Dimana?" Tanya Yejin masih tak mengerti.

"Di atas sana." Tunjuknya pada langit.

"Semenjak appa pergi, Jennie selalu menyapa appa setiap sore dilangit, karena appa bilang kalau appa ada di atas sedang melihat Jennie. Tapi kalau langitnya sudah gelap pasti appa tidak bisa melihat Jennie sekarang." Sedihnya. Yejin menatap iba Jennie.

"Jika appa nona ada di atas nona tenang saja, jika pun nona menyapa di malam hari appa nona juga bisa melihatnya."

"Benarkah? Tapi kan gelap, apa appa bisa melihat Jennie?" Tanyanya sedikit tak percaya.

ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang