Chap 8

9K 1.1K 11
                                    

"Hngg." Disinilah aku sekarang. Berada diruang tamu dan diapit oleh dua anak yang sedari tadi tidak mau melepaskanku. Dengan posisi mereka yang masing-masing menggenggam erat satu tanganku.

Sebelumnya, terjadi pertengkaran antara Adim yang berusaha melepaskanku dari Raska dan Raska yang tidak mau mengalah dan malah memelukku makin erat.

Pelayan yang melihat pertengkaran hebat itu pun langsung buru-buru melaporkan kejadian itu kepada papa dan mama.

Dan sekarang aku merasa menjadi seekor serangga kecil yang sedang di kerubungi oleh binatang predator. Dan predatornya adalah Adim dan Raska.

"Pfft, hahaha dasar anak-anak." Aku memelototi papa yang malah tertawa dengan menyebalkan melihat anaknya sedang menerima musibah. Dasar papa durhaka!

"Jadi bagaimana? Tidak ada yang mau mengalah?" Good tante, kau adalah satu-satu nya yang bisa aku harapkan.

"..atau kalian akan ingin terus seperti itu?" Tanteku melanjutkan ucapannya yang membuat raut wajahku berubah menjadi pasrah kembali.

"Aku tidak akan mengalah."
"Aku tidak akan memberikan Reane."

Hancur harapanku.

Aku mendengus pelan lalu dengan cepat menepis tangan mereka berdua kasar. Aku menyedekapkan tanganku kedepan dan turun dari sofa lalu menatap mereka tajam.

"Kalian menyebalkan!" Aku berjalan menghentak-hentakkan kakiku dengan keras menuju kamar ku dilantai atas.

Aku bisa mendengar para orang dewasa disana sedang tertawa dengan keras. Memangnya apa sih yang lucu?!

Aku masuk kekamar lalu merebahkan diriku dikasur. Aku menenggelamkan wajahku dibantal besar milikku.

"Sekarang bagaimana? Mereka sangat sulit didekatkan."

Aku memutar tubuhku menatap langit-langit kamarku yang bernuansa putih tulang dengan beberapa lampu berbentuk bintang dan bulan.

Aku menutup mataku perlahan lalu tidur beberapa saat kemudian.
.
.
.
.

"Hnnggh." Aku membuka mataku perlahan dan mendapati suasana yang sudah berubah. Sekarang sudah malam sepertinya.

Aku hendak duduk dan mengambil minum diatas laci yang biasanya selalu disiapkan Lira saat aku tidur. Itu karena aku selalu haus jika terbangun tengah malam.

Aku memindahkan dua tangan yang melingkar di badanku lalu duduk dan berniat turun dari kasur, sebelum aku menyadari sesuatu.

'Tangan siapa?'

Aku menoleh kesamping kanan, mataku membulat mendapati disana ada seorang anak kecil yang sedang tertidur pulas. Dia Adim.

Lalu aku menoleh kearah kiri, disana juga ada seorang anak kecil yang sedang dalam posisi tidur. Tetapi dia menatapku sambil tersenyum. Dia Raska.

"Aku pasti bermimpi." Gumamku pelan lalu turun dari kasur dan mengambil minum lalu meneguk beberapa tegukan. Setelah itu aku kembali menoleh kekasur.

Disana aku melihat Raska yang sedang dalam posisi duduk menghadapku. Aku masih berpikir bahwa ini hanya halusinasi. Aku menggelengkan kepala lalu menaiki kasurku kembali.

Aku mengambil posisi seperti tadi saat baru bangun dan merebahkan tubuhku pelan. Aku menghadap keatas melihat Raska yang juga menatapku, lalu tak lama kemudian dia ikut berbaring disampingku dan merengkuh tubuhku erat.

"Selamat tidur." Katanya dan mulai memejamkan mata.

"Hmm." Aku berdehem dan kembali menutup mataku dan berharap besok aku bisa kembali kekenyataan.

Masuk Kedalam Komik BL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang