Chap 51

1.4K 231 9
                                    

🐟Happy Reading🐟

Mobil tersebut menghantam tembok dengan keras. Membuat bagian depannya remuk tak berbentuk.

Reane terdiam, wajahnya memucat didalam pelukan Roni. Seperkian detik sebelum mobil itu menghempaskan tubuh Reane, Roni berhasil mendekap Reane dan mereka terjatuh.

Kepala Roni terbentur pot semen di taman itu, membuat kepalanya mengalir darah segar. Tangannya juga terluka karena melindungi kepala Reane karena mereka sempat berguling saat menghindari mobil tersebut.

"Kau tak apa?" Tanya Roni terus memandang gadis itu. Wajahnya pucat, tubuhnya juga kaku. Reane menenggelamkan kepalanya pada dada bidang Roni. Posisinya saat ini sedang dipeluk Roni yang terbaring, dengan Reane diatasnya.

Reane sadar jika posisinya pasti menyusahkan Roni, ia berdiri lalu membantu Roni untuk duduk. Roni menghela napas, pertanyaannya tak dijawab oleh Reane. Akankah gadis itu terus mengabaikannya?

Roni bersiap untuk berdiri, tetapi Reane langsung mengehentikanya.

"Lukamu bisa tambah parah!" Bentak Reane pada Roni membuat pemuda itu terperangah. Reane menghawatirkannya? Dan lagi, Reane bahkan mau bicara padanya.

"Tapi orang itu--" Roni menunjuk mobil yang sudah ringsek dan berjarak cukup jauh darinya.

"Dia mati! Mobilnya melaju terlalu kencang, sepertinya dia tidak tahu jika didepannya terdapat dinding. Atau mungkin dia telat mengerem." Jelas Reane panjang, Roni terdiam.

"Dan juga, sebentar lagi akan--"

Duar!!

"--meledak." Mereka berdua menatap mobil itu nanar, untungnya mereka berada dijarak yang jauh. Jika tidak, dapat dipastikan mereka akan ikut jadi korban. Bahkan empat orang yang menjadi korban pukulan Roni, ikut menjadi bahan ledakan mobil itu.

"Aku akan mengobatimu." Ujar Reane pelan, ia mengambil kantong kresek yang sempat terjatuh. Lalu membongkar isinya. Dirinya menemukan obat merah, tisu dan kain kasa. Sebenarnya Miran yang titip itu, tetapi sekarang ia yang perlu.

Roni mengamati Reane yang dengan cekatan mengobatinya. Mengapa gadis itu bisa biasa saja setelah melihat kejadian mengejutkan semacam ini?

Roni tak habis pikir, tetapi ia segera mengenyahkan pikiran itu saat melihat wajah Reane. Gadis itu terlihat serius membuat Roni tersenyum lebar dengan rona merah dipipinya.

"Maaf.." lirih Roni dengan senyum sendu, sontak membuat Reane menghentikan kegiatannya. Matanya menatap wajah Roni dengan kening yang sudah dibalut perban.

"Saat itu aku benar-benar melewati batas.." Roni terus meracau.

"Aku sama sekali tak bermaksud--"

"Lupakan saja." Potong Reane. Roni tersentak dan menatap gadis itu lamat.

Reane kembali melanjutkan kegiatannya.

"Kau memaafkanku?" Tanya Roni penuh harap. Matanya terlihat sorot khawatir, ia khawatir jika Reane masih membencinya.

Reane tak menghentikan kegiatannya, sampai akhirnya ia selesai, Reane masih bungkam.

'Kau sudah membuat kesalahan yang sangat fatal.' Batin Reane memandang wajah Roni yang terlihat menyedihkan.

'Kau merusakku, kau menodaiku, kau menghancurkan semangatku.'

Reane meremas baju yang ia gunakan. Ia kembali mengingat masa-masa menyedihkan itu.

"Aku membuang semua kaca karena kau pasti akan melukai dirimu sendiri!"

"Ceroboh sekali! Kau ingin mati?!"

Masuk Kedalam Komik BL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang