Chap 19

4.1K 515 2
                                    

"Mau kemana?" Tanya Raska setelah kembali menghampiri Reane. Saat ini mereka masih berada di pintu kantin.

"Sebentar saja ok?" Reane berjalan mundur. Bersiap untuk berlari. Sebelum Adim berhasil mencekal tangannya, ia sudah berlari menjauhi dua anak laki-laki tersebut.

"Kalian makan berdua saja!! 'Kan kalian berteman baik!!" Teriak Reane sambil terus berlari. Menjauhi area kantin. Kembali kejalan yang ia lewati tadi.

☆☆☆

Reane masih terus berlari. Meninggalkan Raska dan Adim yang kebingungan disana. Ia terus berlari dan terus mengedarkan pandangannya, mencari seseorang.

Ia memelankan langkahnya kala matanya menemukan seseorang yang ia cari.

"Ketemu."

Reane berjalan mendekat. Duduk disampingnya. Dikursi yang berada dibawah pohon besar halaman sekolah.

"Hallo!" Sapa Reane dengan senyum mengembang. Ia menatap gadis didepannya dengan ramah. Berbeda dengan yang ditatap. Ia menatap Reane bingung dan tidak suka. Gadis itu adalah gadis yang sama. Gadis yang mengembalikan buku Raska beberapa menit yang lalu.

"Kita belum kenalan, perkenalkan aku Reane!" Ucap Reane sambil mengayunkan tangannya kedepan. Mengajak bersalaman. Gadis didepannya mengerutkan dahi bingung, lalu mengulurkan tangannya ragu-ragu.

"Aku Zeline." Kata gadis itu lalu melepaskan genggamannya. Tetapi tidak jadi sebab Reane kembali menariknya. Dengan tersenyum.

"Mari berteman! Kak Zeline." Seru Reane sambil mengeratkan genggaman tangannya. Zeline tersentak, dia kaget tentunya.

Genggamannya melonggar. Zeline melepaskan tangannya duluan. Lalu menatap kebawah.

"Kenapa.." gumamnya.

"Apa?" Reane memiringkan kepalanya. Ia masih setia memasang wajah ramahnya.

"Kenapa kau mau berteman, denganku?" Tanya Zeline lalu mengangkat wajahnya dan menatap manik emerald milik Reane. Ia terperangah. Terpaku terhadap iris mata yang seakan berkilau karena pantulan cahaya matahari itu.

"Karena... ingin?" Reane melebarkan senyum hingga matanya menyipit saat mengatakan itu. Zeline tersadar, tidak sopan jika ia terus menatap Reane seperti itu.

"Kau tidak membenciku?" Tanya Zeline kembali menatap kebawah. Memainkan jari-jari tangannya.

"Kenapa apa aku harus benci?" Reane mendongakan kepalanya. Menatap langit yang sangat cerah dengan awan-awan yang yang menggores luasnya langit bagai lukisan.

"...."

"Karena wajah kakak yang galak?"

Zeline tersentak. Ia kembali dikejutkan oleh anak disampingnya. Ia memandangi wajah Reane yang masih fokus memandang langit yang begitu cerah. Seperti wajah anak disampingnya.

Reane menoleh. Ia tersenyum lembut.

"Kakak tidak punya teman kan?" Tanya Reane selembut mungkin. Ia tak ingin pertanyaannya ditangkap salah oleh gadis disampingnya.

Zeline mengangguk. Wajahnya menunjukan kesedihan dengan sangat jelas. Reane menghembuskan nafas pelan. Ia menemui Zeline bukan tanpa sebab. Ia mengetahui sesuatu setelah melihat tatapan yang dilayangkan Zeline padanya tadi.

Tatapan iri. Entah karena Reane memiliki teman yang selalu ada atau karena hal lain. Yang intinya ia sangat paham dengan tatapan itu. Karena...

Ia juga seperti itu dulu.

Karena dulu ia tak mempunyai teman baik sama sekali. Satu-satunya sahabatnya sejak kecil pergi meninggalkannya. Bahkan sampai ia kehilangan nyawanya. Ia tak pernah memiliki teman selain sahabat kecilnya.

Masuk Kedalam Komik BL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang