🐟Happy Reading🐟
Reane mengamati barang-barang didepannya dengan mengernyitkan alis, lalu setelahnya ia menghela napas panjang.
"Dasar, dia selalu berbuat semaunya." Reane membereskan barang-barang yang baru saja dikirim oleh Ansa. Yang tak lain adalah barang bukti bahwa patahnya high heels milik Reane bukan karena kebetulan.
"Rekaman CCTV, lalu bon belanja, lalu sidik jari, ini sih jadi seperti masalah berat." Reane duduk dikasurnya lalu tak lama kemudian terlelap.
Disebuah kafe dengan pengunjung lumayan ramai, terdapat dua remaja yang tengah bercengkrama. Mereka adalah Roni dan Lena. Masih ingat 'kan tentang ajakan kencan sebelumnya?
"Roni mau pesan apa?" Tanya Lena antusias, sambil mengamati menu dengan mata berbinar.
"Americano saja." Jawab Roni dengan senyuman andalannya, membuat Lena tersipu. Lalu segera memesan makanannya.
"Americano, Fruity Lemon Squash, lalu Foie Gras." Ujar Lena dengan senyuman manis, sedangkan Roni saat ini mencoba mengendalikan raut wajahnya.
'Dia mau mengabiskan uangku ya?!'
"Jadi.. apa yang mau kau bicarakan Roni?" Tanya Lena setelah pelayan pergi dari tempat mereka. Roni berdehem sejenak, lalu tersenyum manis.
"Tidak ada hal khusus, aku hanya ingin menghabiskan waktu denganmu." Ujar Roni masih mempertahankan senyumannya. Sedangkan dalam batinnya..
'Aku harus segera membilas mulutku dengan air kembang tujuh rupa!'
Wajah Lena memerah, ia tersenyum malu-malu.
"Kalau begitu bukankah lebih baik kita ke apartement mu?" Usul Lena dengan binar dimatanya, Roni melirik tajam. Tetapi tak bertahan lama.
"Darimana kau tau aku tinggal di apartement? Kau pasti sudah lama mengamatiku ya?" Tanya Roni dengan mengedipkan matanya, Lena gelagapan. Ia keceplosan.
"A-aku hanya tak sengaja melihatmu keluar apartement." Kilah Lena mencoba berbohong. Yang tentu saja bisa Roni tahu dengan mudah.
"Tak apa." Ujar Roni tersenyum, tak lama kemudian pesanan mereka datang. Roni meminum americano miliknya dengan santai. Sesekali memperhatikan Lena yang tengah menikmati makanannya. Senyum miring terbit di bibirnya.
"Aku dengar kau ada masalah dengan Reane?" Tanya Roni memulai pembicaraan kembali. Lena tersentak, lalu melihat wajah tampan Roni yang tengah menyeruput minumannya.
"I-itu hanya masalah kecil. Kau tidak perlu khawatir." Ujar Lena dengan senyuman manis. Lalu kembali menyantap makanannya.
'Malam itu Roni habis berduaan dengan Reane di Gedung tua, apa terjadi sesuatu diantara mereka? Ah pasti hanya pikiranku saja.' Lena menggelangkan kepalanya, mencoba membuang pikiran-pikiran tersebut dari otaknya.
Roni terus mengamati pergerakan Lena, ia mendesis pelan.
'Lama sekali.'
"Uhm Roni, aku ke toilet dulu sebentar ya? Perutku sedikit mual." Ucap Lena dengan terburu-buru, ia pergi tanpa menunggu jawaban Roni. Membuat pemuda tersebut kembali menyunggingkan senyum miring.
"Kena kau." Gumam Roni, lalu ia memberi kode pada Adim dan Raska yang sedari tadi ada didekatnya. Dua pemuda tersebut segera beranjak menuju tempat Roni.
"Aman untuk 10 menit kedepan." Ujar Adim sambil melihat jam tangannya. Ia menggunakan topi dan masker untuk menutupi wajahnya, begitu pula Raska.
"Itu sudah sangat cukup." Kata Raska lalu duduk ditempat yang awalnya ditempati Lena. Mengeluarkan laptopnya dan memulai aksinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masuk Kedalam Komik BL [END]
FantasíaKarena makan makanan beracun. Aku, Arin Alesta mati dan bereinkarnasi menjadi Reane. Si anak keluarga kaya yang dimanja. Kunikmati hidupku dengan penuh kenyamanan hingga, sebuah fakta mengejutkanku. "Yaah, kalau begitu siapa namamu?" "A-Adim.. Adim...