Reane reink.= Arin
🐟Happy Reading🐟
Arin terus memaki Reane kecil yang baru saja mendorong Raska. Raska menangis karena kakinya sedikit lecet. Air mata yang turun dari mata anak laki-laki tersebut membuat Arin semakin membenci Reane.
"Huaaa hiks hiks.." Reane mendekat ketempat Raska, lalu jongkok dihadapannya. Reane menyobek bajunya dan membalut luka Raska dengan telaten.
Arin tercengang, kenapa Reane membantu Raska? Bukankah dia membencinya?
"Kata mama, anak laki-laki tidak boleh cengeng!!" Teriak Reane didepan Raska. Reane mengusap air mata Raska dengan kasar, lalu pergi meninggalkannya. Arin masih terdiam ditempatnya. Dan Raska yang sudah sedikit tenang.
Wushh!!
"Ini.. kamar?" Beo Arin, lalu matanya menemukan Reane yang sedang mengamati bajunya yang ia sobek untuk Raska tadi. Reane tersenyum lebar, hingga matanya menyipit.
"Baju yang sobek, untuk menyelamatkan Raska!" Ujar Reane dengan senang. Arin memasang wajah julid nya, memandang aneh Reane.
"Bentar deh, kan yang buat Raska terluka itu dia?" Reane masih bingung dengan ini semua, apakah ini hanya mimpi? Atau ingatan masa lalu Reane yang asli.
Arin mengikuti Reane yang sedang duduk kasur nya. Memegang sebuah bingkai kecil, Arin yang tidak bisa melihat apa gambarnya menggerutu kesal.
"Ini kenapa harus ada tembok sih?!"
"Raska Raska Raska!" Reane meletakkan bingkai tersebut diatas nakas dengan langkah gembira, mata Arin membola saat ia menemukan wajah Raska terpampang disana.
"Ngapain foto Raska ada dikamar ini bocah?"
Wushh!!
Kali ini Arin berada di sebuah sekolah, ia berjalan menyusuri koridor sekolah tersebut. Lalu matanya menemukan Reane yang sedang mengintip sesuatu dari balik tembok. Dilihat dari perawakannya, sepertinya dia sudah SMA.
Wajah Reane terlihat serius, Arin mengikuti arah pandang gadis itu. Dan ia menemukan Raska yang sedang di rundung oleh teman-temannya.
Arin menatap tajam Reane. Ia berfikir bahwa Reane lah yang memerintahkan siswa-siwa tersebut untuk merundung Raska. Rahang Arin mengeras, padahal baru saja ia berfikir Reane tak sejahat itu. Ternyata semua salah. Reane begitu menjijikkan.
Wushh!!
Kali ini Arin berada disebuah gang sepi, sangat gelap dan hanya diterangi oleh sebuah lampu kecil. Siapapun akan merinding jika berada disini. Arin sontak menutup mulutnya menggunakan tangan karena ia melihat tiga orang yang sudah terkapar di sudut gang tersebut.
Dan didepan mereka ada seseorang yang menggunakan hodie hitam dan sebuah tongkat pemukul?
Arin melangkah mendekat, dengan hati-hati ia terus mendekat kesana. Betapa terkejutnya dia saat melihat wajah tiga pemuda yang terkapar tersebut. Karena mereka adalah murid-murid yang merundung Raska tadi.
Arin lebih terkejut lagi saat melihat seseorang yang memakai hodie hitam tersebut membuka tudungnya. Rambut merah dan mata hijau yang menyorot tajam tiga pemuda yang sudah tidak sadar didepannya. Dia Reane.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masuk Kedalam Komik BL [END]
FantasyKarena makan makanan beracun. Aku, Arin Alesta mati dan bereinkarnasi menjadi Reane. Si anak keluarga kaya yang dimanja. Kunikmati hidupku dengan penuh kenyamanan hingga, sebuah fakta mengejutkanku. "Yaah, kalau begitu siapa namamu?" "A-Adim.. Adim...