Chap 61

1.4K 207 17
                                    

🐟Happy Reading🐟

Reane segera diamankan oleh Rendyan, di lindungi oleh orang-orang suruhan terbaik. Sedangkan Ansa tengah menghubungi Roni untuk mengirimkan bala bantuan segera.

Roni yang menerima kabar pun segera mengutus orang-orang yang sudah di bayar untuk kemungkinan terburuk. Dia pun segara berangkat, mana mungkin dia hanya diam saja sedangkan pujaan hatinya baru ditemukan dan sekarang dalam bahaya.

Dor! Dor!

Suara peluru saling bersahutan, korban saling berjatuhan. Reane menutup telinganya dengan wajah pucat. Ia tak menyangka akan menjadi sekacau ini

''Minumlah ini.'' Ansa menyerahkan botol berisi air putih pada Reane, Reane menerimanya dan segera meminum air putih tersebut. Perlahan perasaannya membaik.

''AKU AKAN MENGAMBIL REANE KEMBALI!!''

Ansa dan Reane sontak menatap satu helikopter yang ada di atas. Reane menatap tajam Halcin yang menampakkan dirinya disana, lalu mengeluarkan senapan dan mulai membidik.

Banyak polisi yang tumbang dalam sesaat. Itu membuat Rendyan gelisah, sudah hampir setengah dari pasukan yang ia bawa gugur.

''Kapan bala bantuan tiba?!'' tanya Rendyan.

''Sebentar lagi.'' jawab Ansa sambil menenangkan Reane.

'Apa yang aku lakukan salah?' gelisah reane.

Semuanya semakin kacau, dan pada saat itu Adim dan Raska turun dan menghampiri Reane.

Mereka berdua langsung memeluk gadis itu, seolah akan ditinggal pergi lagi. Reane pun membalas pelukannya dan tersenyum lembut, ia benar-benar merasa bahagia karena ada orang yang khawatir padanya. Ia merasa sangat disayangi.

''Hiks.. Reane pasti kesulitan di sana sendirian!'' racau Raska semakin mempererat pelukannya, mendorong Adim menjauh.

Adim hanya bisa mengumpati Raska dari dalam hatinya, sampai kapanpun sepertinya ia tak bisa akur dengan pemuda pirang itu. Walaupun dipaksa, lebih baik dia mandi lumpur dari pada akur dengan Raska.

''Mulai sekarang aku tidak akan meninggalkan Reane! Aku akan selalu disamping Reane!'' Reane membalas pelukan Raska, bisa ia rasakan betapa sayangnya Raska pada dirinya. Reane tidak akan pernah menyia-nyiakan orang yang begitu menyayanginya. Bagaimanapun, ia juga tak akan meninggalkan Raska.

''Iya, aku juga akan selalu disampingmu.'' balas Reane lalu menjauhkan Raska dari tubuhnya, pemuda itu mengusap pipinya yang penuh air mata.

Adim mengusap pipi Reane dengan lembut, tatapannya juga tak kalah menenangkan. Mungkin saat ini Reane adalah perempuan paling beruntung di dunia ini.

Adim berjongkok di depan Reane yang duduk di atas kursi. Pemuda bersurai biru tua itu melepas jaketnya dan meletakkannya di bahu Reane. Melihat tubuh rapuh itu, ia semakin yakin akan perasaannya. Ia ingin selalu melindunginya, tak akan ia biarkan siapapun menyakiti bagian dari hidupnya.

''Kita akan segera pulang dan bermain seperti biasanya.'' ucap Adim dengan nada yang begitu halus. Mungkin ini adalah kata-kata paling menenangkan yang ia ucapkan.

''Iya, kita akan kembali bersama seperti biasanya..'' Reane mengukir senyum manis, mau tak mau Adim ikut tersenyum. Bagaimanapun, melihat wajah itu ia tak bisa tak bahagia. Sedangkan Ansa berwajah muram sedari tadi, ia juga ingin mendapatkan pelukan di keponakan tersayangnya. Enak saja dua bocah yang datang-datang main rebut.

DUAR!!

Dentuman keras mengganggu keharmonisan mereka. Rendyan mengepalkan tangannya dan mengeluarkan pistol yang sedari tadi ada di saku jasnya.

Masuk Kedalam Komik BL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang