🐟Happy Reading🐟
"M-maksudmu?" Tanya Lena dengan mata membulat sempurna.
"Berhentilah menggunakan topeng baikmu itu." Ucap Reane dengan tatapan tajam. Membuat Lena memundurkan langkahnya, tangannya mengepal erat.
"Topeng apa maksudmu? Aku tidak mengerti.." kilah Lena dengan senyuman andalannya. Ia masih berusaha mempertahankan posisinya.
Reane memutar bola matanya malas. Lama-lama ia jadi tidak mood.
"Tsk! Jangan pura-pura! Aku sudah tau semuanya." Ujar Reane dengan berdiri dari duduknya, menahan rasa sakit yang menjalar dikakinya.
"Kau pasti sedang kesal karena perintahku tadi yang membuat kakimu kambuh lagi, maafkan aku." Kata Lena dengan nada sedih. Reane mengernyitkan dahi, apa katanya? Perintah? Ouh dia sangat percaya diri.
"Hei Lena, kau jangan mengada-ngada. Aku ikut pertandingan bukan karena perintahmu, tetapi demi kelas!" Ujar Reane tak terima.
"A-ah aku tidak bermaksud berkata seperti itu." Lena mundur perlahan, dan Reane hanya diam ditempatnya berdiri tadi.
"Akan ku katakan lagi, aku sudah tau akal busuk mu itu. Jadi jangan berharap kau bisa memanfaatkanku lagi untuk mendekati Adim dan Raska." Peringat Reane dengan nada dingin, Lena tersentak. Tanpa sadar ia menginjak kaleng bekas. Membuatnya terhuyung kebelakang dan terjatuh.
"Auww!!" Lena meringis sambil terduduk, Reane hanya melihatnya tanpa ada niatan membantu.
'Azab? Karma? Tau ah apapun itu, syukurin!!'
"Lena!!" Reane dan Lena spontan menoleh kearah sumber suara. Dan menemukan segerombolan siswi kelas 1-4 sedang berdiri dia ambang pintu pos kelas mereka.
Seakan melihat kesempatan emas, Lena tersenyum miring. Ini akan sangat menguntungkannya.
'Tak apa jika aku sudah tidak dipercaya oleh Reane, yang penting aku sudah mendapatkan Raska dan Roni!' Sarkas Lena dalam hati. Lalu setelahnya ia berusaha dengan sekuat tenaga untuk terlihat menyedihkan.
"R-Reane aku sangat minta maaf, aku tidak tahu jika kakimu masih sa-sakit.."
"Jangan memukulku hanya karena itu hiks.." Lena mulai menangis, lalu ia dibantu oleh beberapa siswi yang ada disana. Reane hanya diam saja ditempatnya, tetapi sebenarnya dia sangat terkejut dengan kehadiran orang-orang ini diwaktu yang sangat tidak tepat. Apalagi Lena malah memberikan perkataan tidak masuk akal tentang dirinya.
"Reane.. aku tidak menyangka kau akan berbuat seperti ini.." ucap Nese dengan wajah sedih, sambil merangkul Lena. Beberapa teman sekelas Reane juga menatap kecewa kearah Reane, membuatnya semakin merasa dipojokkan.
"Jika kau memang membenci Lena karena memaksamu ikut pertandingan, setidaknya.. aku benar-benar kecewa Reane.." tambahnya dengan dramatis. Reane tidak habis pikir, ia sama sekali tidak menyangka akan terjadi kejadian seperti ini.
"Kalian salah paham--"
"Tolong jangan me-mengancam akan menghabisiku lagi, a-aku akan selalu patuh padamu hiks.." ucap Lena dengan terisak. Reane semakin bingung dan kesal, apalagi ditambah tatapan benci dari beberapa temannya membuatnya semakin takut.
"Bukan! Aku tidak mengatakan--"
"Setelah melihat keadaan Lena yang seperti ini kau masih akan mengelak?" Tanya salah seorang teman sekelas Reane, Reane menggeleng kuat. Dirinya merasa semakin terpojok.
"Apa jangan-jangan Reane sering menyiksa Lena?" Bisik seorang siswi berasumsi. Yang lainnya hanya mengangguk dan semakin menambah cemoohan untuk Reane.
"Tidak! Bukan begitu!" Reane terus menyanggah, memang ia tidak melakukannya. Lena jatuh dengan sendirinya. Reane menatap Grea yang juga tengah menontonnya, tetapi sang ketua kelas malah memalingkan wajahnya. Reane semakin bingung, ia kembali menatap Lena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masuk Kedalam Komik BL [END]
FantasyKarena makan makanan beracun. Aku, Arin Alesta mati dan bereinkarnasi menjadi Reane. Si anak keluarga kaya yang dimanja. Kunikmati hidupku dengan penuh kenyamanan hingga, sebuah fakta mengejutkanku. "Yaah, kalau begitu siapa namamu?" "A-Adim.. Adim...