🐟Happy Reading🐟
Tak bisa melakukan semua hal dengan bebas, semua orang tentunya tak mengharapkan hal tersebut.
Terkurung di tempat yang bahkan tak kau kenal, bersama orang yang asing pula. Akankah dirimu tenang? Tentu saja tidak. Apalagi yang mengurung mu adalah orang dengan kepribadian gila.
Sudah lewat tiga hari sejak Reane diculik oleh Halcin. Dan selama tiga hari itu Reane habiskan untuk menjelajah rumah besar yang menampungnya. Ia hampir putus asa saat tak bisa menemukan sesuatu untuk kabur. Sampai akhirnya menemukan sebuah lubang di tembok yang mengelilingi rumah itu.
Reane berniat untuk kabur secepatnya. Walaupun ia yakin bahwa keluarganya tengah mengusahakan yang terbaik untuk menemukannya, Reane juga harus berjuang.
''Hari ini pun, Reane tetap manis seperti biasanya!'' ujar Halcin dengan senyum merekah, memandangi Reane yang tengah memakan sarapannya.
Reane membalasnya dengan senyum terpaksa, bagaimanapun ia tak ingin membuat mood pria didepannya buruk. Karena Reane tahu resikonya.
Halcin adalah seorang direktur perusahaan. Tentunya ia kadang keluar untuk mengurus itu, dan kesempatan itu Reane gunakan untuk mencari petunjuk di rumah ini.
''Aku harus berangkat sekarang, jika ada yang Reane inginkan, katakan saja pada Rob oke?'' Halcin mengecup kening Reane sebelum meninggalkannya dan berangkat ke kantor.
Reane mengintip dari jendela, setidaknya ia tahu kearah mana jalan raya dengan melihat arah mobil Halcin berjalan.
Reane keluar dari kamar dengan wajah cerah, ia akan meringankan kewaspadaan Rob, asisten Halcin yang sengaja Halcin tempatkan disini untuk menjaga-mengawasi-Reane.
''Rob, apakah tuan mu menyukai bunga?'' tanya Reane sambil memandang taman bunga dari lantai atas. Rob yang sedari tadi mengekor Reane, ia menatap Reane lalu mengangguk.
''Benar nona.''
''Bunga apa yang paling dia suka?''
Rob sempat diam sejenak, mencerna apa yang dikatakan Reane. Lalu dia kembali menunduk sopan dan tersenyum.
''Mawar merah, beliau sangat menyukai sesuatu yang berwarna merah.'' Rob mulai tersenyum misterius, Reane yang melihat pantulannya di kaca menajamkan penglihatannya. Seperti yang ia duga, semuanya mencurigakan.
''Jadi..'' Reane berbalik dan tersenyum manis.
''Apakah Halcin akan senang saat aku memberikannya rangkaian bunga mawar?'' tanya Reane dengan wajah polos, Rob melirik Reane dan memandangi gadis itu lama. Sampai akhirnya mengangguk.
''Beliau pasti akan sangat senang.'' jawab Rob sopan.
''Kalau begitu, bisakah kau membantuku mengambilkan beberapa mawar?'' tanya Reane dengan senyum yang sangat manis, Rob memicingkan matanya.
''Aku berpikir, setidaknya Halcin akan luluh dan mengajakku jalan-jalan keluar.'' ujar Reane sambil menatap taman dengan sendu.
''Aku bosan jika harus berada disini terus, setidaknya aku ingin menghirup udara jalanan.'' Rob menghela napas, sebenarnya ia harus selalu mengawasi Reane. Tetapi karena tak ada pekerja lain di rumah ini, ia harus melakukan itu sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masuk Kedalam Komik BL [END]
FantasyKarena makan makanan beracun. Aku, Arin Alesta mati dan bereinkarnasi menjadi Reane. Si anak keluarga kaya yang dimanja. Kunikmati hidupku dengan penuh kenyamanan hingga, sebuah fakta mengejutkanku. "Yaah, kalau begitu siapa namamu?" "A-Adim.. Adim...