🐟Happy Reading🐟
Reane mengusap keringat dipelipisnya dengan terengah-engah. Padahal baru satu set dia melawan kelas 1-1. Tetapi perbedaan kekuatan seakan ditunjukkan dengan kentara oleh kelas tersebut.
Tak sengaja Reane menatap salah satu gadis yang berada diseberangnya. Gadis itu menatap tajam dirinya. Reane sedikit tersentak, ia menggelengkan kepalanya.
'Mungkin salah liat.'
Dash!!
Bola mendarat dengan kasar tepat disamping Reane. Ia mematung dengan wajah pucat, seandainya dia tidak menghindar tadi, pasti wajahnya akan mendapat satu luka lagi.
Reane mendongak, matanya bertatapan dengan gadis yang sempat menatapnya tajam tadi. Gadis itu berdecak sambil melenggang.
"Padahal sedikit lagi tadi!" Gumam gadis itu yang masih terdengar oleh Reane. Mata Reane membola, ia menyimpulkan sesuatu.
'Dia menargetkan wajahku?!'
Reane sangat tidak menyangka, mengapa musuhnya begitu banyak disini? Padahal ia tidak pernah melakukan hal yang menurutnya buruk.
"Reane." Panggil Grea yang ada disebelah Reane. Reane menoleh lalu mengisyaratkan bahwa dirinya baik-baik saja.
Di set kedua, lagi-lagi Reane ditargetkan. Disaat dirinya melakukan block bersama dua teman lainnya, gadis lain dari tim lawan sengaja memukul bolanya dengan keras untuk mengarah ke telapak tangan Reane. Dan tentunya itu membuat tangan Reane sedikit nyeri.
'Ouh, sial!.'
Reane membalas, ia sengaja mengarahkan service yang sengaja ia pukul dengan sangat keras kearah gadis tadi. Dan bingo! Dia mengenai pundak gadis itu hingga dia terjatuh.
'Impas!'
Rekan satu tim nya yang tidak terima hendak membalas Reane. Dan Reane menerima tantangan perang tersebut. Permainan Volly yang berubah menjadi perang atar Reane dan kelas 1-1.
"Huft.." Reane menghela napas sambil meregangkan ototnya, menunggu lawan menservise bola.
Pertandingan terus berlanjut, sampai akhirnya Reane kembali ingin melakukan block. Block yang dia lakukan memang berhasil, tetapi itu harus dibayar dengan kakinya yang kembali kambuh.
Saat Reane menapakkan kakinya setelah melompat tinggi, tiba-tiba sengatan seperti aliran listrik dikakinya membuatnya oleng. Dan akhirnya ia jatuh.
"Akh!" Reane memegangi kakinya yang begitu nyeri, sepertinya cuma sampai disini dia bisa bermain.
Grea dan yang lainnya bergegas kearah Reane. Para penonton pun bersorak karena terkejut, Reane yang dari tadi kelihatan baik-baik saja sekarang limbung dengan kesakitan.
"Seharusnya kau tidak perlu memaksakan diri Re.." ucap Grea khawatir. Begitu pula dengan yang lainnya.
"Heem? Tuan putri kenapa nih?" Salah satu siswi kelas 1-1 mencibir dengan nada yang sangat menyebalkan.
"Tidak perlu berpura-pura! Kalau tidak kuat bilang aja iih."
"Pasti dia memaksakan dirinya untuk bermain agar bisa semakin populer jika menang!"
"Atau mungkin dia hanya berpura-pura sakit agar diperhatikan?"
Cemoohan dari tim lawan yaitu kelas 1-1 semakin menjadi-jadi. Sedangkan Reane? Dia sedang menatap malas ocehan demi ocehan yang mereka keluarkan.
"Masa sih? Reane begitu?"
"Iya juga ya, jangan-jangan Reane memang gadis yang seperti itu.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Masuk Kedalam Komik BL [END]
FantasyKarena makan makanan beracun. Aku, Arin Alesta mati dan bereinkarnasi menjadi Reane. Si anak keluarga kaya yang dimanja. Kunikmati hidupku dengan penuh kenyamanan hingga, sebuah fakta mengejutkanku. "Yaah, kalau begitu siapa namamu?" "A-Adim.. Adim...