Chap 44

1.7K 261 14
                                    

"Kau terlalu naif."

Reane memasang sikap waspada, ia hanya bisa melihat kegelapan tiada akhir yang menyelimutinya. Dan suara asing yang memenuhi pendengarannya.

"Kau terlalu memikirkan orang lain."

Reane hanya bisa diam dan merutuki suara yang terus menggema dalam kegelapan dan keheningan yang mengelilinginya. Suara Reane hilang, seakan tercekat dan tak bisa keluar. Ia panik, sangat panik, tetapi ia harus tetap berusaha tenang. Ini hanyalah dunia mimpi.

"Kau mengabaikan kehidupanmu sendiri."

Lagi-lagi suara itu terdengar, rasanya semakin lama semakin dekat. Tubuh Reane bergetar, ia sangat membenci hal seperti ini.

"Bukankah kau sudah diberi kesempatan untuk memulainya lagi?"

Reane memutar tubuhnya, ia menemukan cermin besar berada dihadapannya. Tak lama kemudian ia melihat bayangan dirinya sendiri. Tetapi ada yang aneh, bayangan itu bergerak tak sesuai gerakan tubuhnya. Reane membelalak sempurna, ia mundur perlahan.

"Hidupmu saat ini dalam bahaya, tetapi kau malah memikirkan kebahagiaan orang lain." Bayangan Reane dicermin itu berbicara dengan wajah datar, lalu memegang cermin seakan ingin keluar dari sana. Reane memekik dalam hati, badannya sudah sangat lemas sekarang.

"Lawan mereka! Kau tidak selemah ini!"

"Buat mereka mengerti siapa dirimu! Beri mereka pelajaran karena meremehkanmu!"

"Buang rasa kasihan, empati, dan cinta.."

"Kau tidak memerlukan hal konyol semacam itu! Ingat kau adalah Reane Serhen! Serangga semacam mereka bisa kau singkirkan dengan mudah."

"Karena itu bangunlah, diriku sendiri.."

"Huah!!" Reane terlonjak dari tidurnya, meraup kasar wajahnya. Mimpi yang benar-benar buruk, bahkan ia tidak berani turun dari kasurnya sekarang.

Ia bingung, entah mengapa ia merasa kalau itu bukanlah mimpi biasa. Terasa sangat nyata, bahkan perasaan takut yang menyelimutinya seakan sama. Seperti baru saja ia dari dimensi lain.

"Tidur tidur, sebaiknya aku tidur." Reane memejamkan matanya paksa, ia tak ingin mengingat-ingat mimpi buruk yang menghantuinya tadi. Itu mengerikan.

☆☆☆

"

Selamat pagi." Sapa Reane pada keluarganya yang tengah duduk dimeja makan, akan memulai sarapan. Semuanya membalas sapaan Reane dengan wajah cerah, apalagi Nuan.

"Kakak! Apa kakak tahu? Aku mendapat juara pertama lagi kali ini!" Seru Nuan dengan gembira, Reane tersenyum lembut. Menyembunyikan wajah lelahnya dari seluruh orang disana.

Tadi malam, setelah ia berhasil tidur kembali, ia malah harus memimpikan ingatan Reane asli. Ditambah, itu adalah potongan ingatan pada saat Reane asli tengah disiksa oleh seseorang Reane yang tak tahu. Sangat bruntal dan menyedihkan, hingga bisa membuat Reane bergidik jika mengingatnya.

"Ini Nona, hati-hati di jalan." Ucap Lira dengan memberikan Reane tote bag berisi makanan masakan Miran, yang akan diberikan pada Arin. Masih ingat bibi pemilik butik 'kan?

"Tentu, aku pergi dulu." Reane masuk kedalam mobil yang sudah berisi Nuan didalamnya. Anak itu memaksa untuk ikut, sebenarnya tak ada alasan yang membuatnya tak boleh ikut. Tetapi Reane ingin membeli novel BL yang ternyata disini juga ada. Seharusnya ia tahu sejak dulu!!

"Aku kangen bibi Arin!" Seru Nuan dengan wajah berbibar, Reane mengacak rambutnya gemas. Selama menjadi kakak, Reane tak pernah merasa direpotkan karena keberadaan Nuan disisinya. Kasih sayang orang tuanya juga tak pernah berubah hanya karena hadirnya orang baru. Reane sangat bersyukur untuk itu.

Masuk Kedalam Komik BL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang