Chap 27

3K 399 24
                                    

🐟Happy Reading🐟

"Kebetulan sekali," Roni tersenyum manis menatap Reane yang terus menundukkan kepalanya.

'Aaakkhhh!! Mampus aku!! Mamaa!!'

"Murid yang akan mengajakku keliling sekolah ini tiba-tiba ada urusan,"

"Jadi.. bisakah kamu menemaniku berkeliling?" Roni melirik tangan Reane yang memegang bekal dengan gemetar. Lalu kembali pada wajah gadis itu yang sudah menatapnya.

'Jangan bilang iblis ini sudah bertemu dengan Adim?!'

'Lalu mencoba mendekatiku karena tahu aku dekat dengan Adim...'

'Haha ha ha, nggak, nggak mungkin.'

Reane menggelengkan kepalanya, mencoba berfikir positif. Karena yang ia ingat, Roni mulai tertarik pada Adim pada saat ia bertemu dengan Adim ketika Roni sedang membolos di UKS.

'Mari berpositif thinking!'

Reane memantapkan hatinya. Ia menatap Roni lekat-lekat. Memang sih cukup tampan, tetapi Reane tidak mungkin bisa menyukainya karena tahu apa yang akan dilakukan iblis didepannya pada masa mendatang.

"Ahaha maaf aku ada urusan." Kilah Reane, ia berusaha terlihat biasa saja. Reane mengangkat bekal ditangannya. Menunjukannya pada Roni.

"Aku mau makan bersama temanku." Ucap Reane tersenyum kaku. Ia melangkahkan kakinya melewati Roni.

"Makan saja bersamaku." Sela Roni sambil menghalangi Reane yang hampir lepas dari pengawasannya. Reane tersenyum kikuk, ia mengedarkan pandangannya mencari alasan agar bisa lepas dari antagonis menyeramkan didepannya tersebut.

"Kak Jelin!!" Zeline yang sedang berjalan santai di koridor menoleh. Lalu mendekati Reane yang sudah berkeringat dingin. Mengerutkan alisnya kala melihat seorang cowok di dekat sahabatnya.

Zeline memang satu SMA dengan Reane, bahkan mereka selalu satu sekolah sejak sekolah dasar. Entah itu disengaja atau tidak.

Reane saja tidak tahu kalau Zeline juga sekolah di Qasetra High School. Tetapi ia bersyukur karena didalam cerita tidak disebutkan nama Zeline sama sekali. Jadi, sedikit kemungkinan Zeline akan terlibat kekacauan.

"Ada apa?" Tanya Zeline. Reane mengkode Zeline dengan matanya. Meminta Zeline untuk menyelamatkannya.

Zeline yang sudah paham dengan Reane. Menarik lengan gadis tersebut untuk berdiri sejajar dengannya. Ia berfikir bahwa cowok itu adalah salah satu dari siswa di sekolah ini yang memuja Reane.

"Jadi tidak bisa?" Tanya Roni sambil membalikkan badan. Membuat Zeline tercengang. Zeline menoleh menatap Reane dan Roni bergantian.

Apakah mata sahabatnya itu rabun? Cowok didepanya ini sangatlah tampan. Bahkan menurutnya ketampanan cowok tersebut melebihi Adim.

"Re--"

"Temanku sudah datang! Maaf tapi sebaiknya minta bantuan orang lain saja." Potong Reane sebelum Zeline berbicara.

"Baiklah kalau begitu," ucap Roni lesu. Tetapi ia segera mengubah raut wajahnya.

"Selamat bersenang-senang." Tambahnya dengan senyum manis. Tubuh Reane merinding, ia harus segera pergi dari sana. Sebelum Adim datang dan bertemu dengan Roni disini. Ia tak bisa membayangkannya.

Reane berjalan menjauhi Roni bersama Zeline. Sedangkan Roni masih menatap lekat-lekat kepergiannya.

"Aku lupa menanyakan namanya."

Reane dan Zeline turun menuju lantai satu, menggunakan lift yang memang tersedia. Tujuan Reane saat ini adalah pergi sejauh-jauhnya dari jangkauan Roni. Lagipula Kelas Adim dan Raska ada di lantai satu.

Masuk Kedalam Komik BL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang