Chap 42

1.8K 287 15
                                    

Typo bertebaran😪

🐟Happy Reading🐟

Akhirnya Roni dan Reane bisa keluar dari bangunan suram tersebut. Tentu saja itu bukan suatu hal yang mudah, mereka bisa keluar dari sana berkat bantuan Kean. Untung saja Roni bisa menghubungi anak itu, jadi ia bisa menerimaa bantuan darinya dengan memberikan denah tempat 3 lantai tesebut.

"Reane! Aku sangat khawatir kau tau?!" Teriak Raska dengan wajah penuh air mata. Ia menelisik setiap inci tubuh Reane, berharap tidak ada luka apapun disana.

"Aku pikir kau akan hilang.." ujar Zeline sambil memeluk Reane sekejap. Zeline bahkan ikut kelimpungan kala mendengar Reane terpisah dari kelompok kelasnya.

"Aku senang kau kembali dengan selamat.." bahkan Adim juga, lihatlah mata bocah itu sudah terlihat redup dan tersirat keputus asaan. Karena Reane sudah cukup lama didalam sana. Ia selalu berpikir bagaimana perasaan gadis itu berada didalam gelap sendirian.

"Ahaha, kalian terlalu cemas. Aku tak apa." Reane menggaruk pipinya yang tak gatal, Raska berhenti dari aksinya. Menatap kesal Reane.

"Apanya yang tak apa?! Kau sendirian disana dan baru keluar setelah sekian lama!" Teriak Raska kesal, Reane hanya nyengir menghadapinya.

"Aku tidak sendiri, ada yang menemaniku." Balas Reane dengan tersenyun tipis. Matanya menelisik seluruh tempat disampingnya, tetapi tak menemukan Roni sama sekali.

"Hei! Enak saja kau meninggalkanku bersama benda-benda aneh ini!"

"Harusnya kau juga bantu bawa!" Roni berteriak kesal keluar dari gedung itu dengan tangan penuh benda-benda berbentuk hampir tidak ada yang normal.

"Hee, aku pikir kau sudah keluar duluan.." Reane menghampiri Roni dan membantunya membawa barang banyak tersebut.

"Mana mungkin aku bisa keluar duluan? Kau saja langsung menumpukkan barang-barang aneh ini saat melihat pintu keluar!" Ketus Roni dengan wajah cemberut, Reane memekik dalam hati.

'Kyaaa!! kalau begini dia terlihat seperti uke!!'

"Jadi maksudnya didalam sana Reane ditemani bocah ini?" Aura gelap mengelilingi Adim, menunjuk Roni dengan mata menatap tajam pemuda bersurai hitam tersebut. Roni menatap Adim kesal.

"Lalu kenapa?! Terserahku--"

"Hoo~ jadi dia dengan beraninya berduaan dengan Reane-ku?" Raska menatap Roni dengan senyum psikopatnya. Dibalas tatapan kesal Roni yang sudah agak bercampur rasa terancam.

Zeline menepuk pundak Raska pelan, matanya menyorot tajam Roni. "Tenang saja, aku akan bantu mengeksekusinya." Bisik Zeline tapi tak ada pengaruhnya sama sekali, sebab perkataannya masih bisa didengar oleh Roni dan yang lainnya.

"H-hoi! Kalian salah paham! Aku hanya kebetulan bertemu dengannya! Seharusnya kalian senang karena aku menemaninya!" Teriak Roni dengan wajah memerah.

"Kami harusnya senang karena kau menemaninya..?" Wajah Raska semakin horor, Roni bergidik lalu bersembunyi dibelakang Reane.

"K-kau harus menolongku, ini semua terjadi karena salahmu." Bisik Roni membuat Reane tertawa lepas mendengarnya. Sampai akhirnya sekumpulan teman-teman kelasnya menghampirinya.

"Anu, maafkan aku Reane. Seharusnya aku tidak bertindak seperti ini." Grea membungkukkan badannya dihadapan Reane, ia merasa menyesal karena sudah bertindak diluar akal sehatnya. Karena ia sudah terpengaruh oleh rumor tersebut dan mengabaikan Reane akhir-akhir ini.

"Sebagai ketua kelas aku mewakili yang lainnya untuk meminta maaf padamu.." tambah Grea dengan wajah penuh rasa bersalah. Reane menaikkan satu alisnya. Matanya menemukan Lena dan Nese diantara mereka, menatapnya penuh permusuhan.

Masuk Kedalam Komik BL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang