Chap 62

1.5K 202 2
                                    

🐟Happy Reading🐟

Reane duduk termenung di kamarnya, memandang daun-daun yang berjatuhan dari balik jendela. Semuanya selesai, dia sudah tidak terkurung di rumah itu lagi.

Andaikan, andaikan dia telat sedikit.. Kira-kira apa yang terjadi.

Reane jadi mengingat kembali mimpinya, ia didatangi lagi oleh makhluk yang mengaku peri dulu.

Flash back.

''Hei! Kau harus keluar dari rumah itu!''

Baru saja membuka mata, Reane sudah dapat semburan dari makhluk putih didepannya.

Reane berdecak.

''Kau bilang tidak akan bertemu denganku lagi?''

Peri itu membuang muka dan cemberut. ''Itu jika kau tidak membuat masalah.'' cicitnya.

''Ha? Aku? Membuat masalah?'' Reane maju sambil menunjuk dirinya sendiri.

''Tolong berpikir dulu sebelum bicara! Aku tidak pernah membuat masalah!'' bentak Reane tak terima. Ia bersedekap dada dan menatap peri didepannya dengan tajam.

''Iya iya! Aku salah bicara! Intinya kau harus keluar dari sana sebelum terjadi apapun padamu!'' Reane mendelik.

''Aku juga sudah berharap bisa keluar sebelum kau bilang!'' bentak Reane lagi.

''Kalau begitu cepat!'' Pavery balas membentak.

''Kau ini kenapa sih?! Dari tadi emosi terus.''

Pevery terdiam, dia mengusap wajahnya dengan kasar lalu membuang muka. Mulutnya bergumam tidak jelas.

''Ck! Aneh!''

Reane duduk lesehan lalu melihat-lihat keadaan sekitarnya. Masih tempat yang sama seperti dulu. Padang rumput.

''Lagipula Halcin tidak jahat padaku.'' gumam Reane mampu membuat Pevery menoleh.

''Tidak ada yang tahu hati manusia.'' sahutnya dengan wajah muram. Reane mendongak dan menyipitkan matanya.

''Jadi, kenapa kau membawaku kemari lagi? Ada yang tertinggal?'' tanya Reane akhirnya.

Pevery mendengus. ''Kau harus cepat-cepat keluar dari sana.''

Reane mengernyitkan dahinya, kenapa peri ini begitu buru-buru?

''Nanti saja.'' balas Reane acuh. Wajah Pevery memerah, sepertinya dia marah.

''Kau harus dengan cepat kabur dan berlindung dari bahaya!!'' astaga, Reane jadi kesal.

''Beri aku alasan kenapa aku harus cepat kabur!'' Pevery kembali membuang muka. Sial, Reane kehabisan rasa sabar.

Dia sudah bersiap mencakarkan kukunya di wajah Pevery. Tetapi Pevery langsung duduk didepannya sebelum itu terjadi.

''Sial! Baiklah! Dengarkan aku!'' Reane menurunkan tangannya lalu menatap penuh pada Pevery.

''Hm.''

''Ada alasan lain kenapa aku membuatmu hidup sebagai Arin dan memberitahumu tentang kehidupanmu dahulu.'' ucap Pevery memulai cerita. Reane diam mendengarkan.

''Karena sebenarnya, aku melakukannya demi keseimbangan dunia.'' Reane sedikit tersentak.

''Kematian mu, menyebabkan keseimbangan dunia yang aku jaga goyah. Dan berawal dari kegoyahan itu, kehancuran mulai terjadi.''

Masuk Kedalam Komik BL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang