Dalam pertandingan itu kelas Reane memenangkannya dengan cukup mudah. Karena dalam kelas Reane ada beberapa atlet Volly.
"Kerja bagus kalian semua!" Grea mengusap peluhnya dengan senyuman bangga. Tetapi setelahnya melihat kearah Reane yang sedang dikerumuni beberapa murid.
"Reane! Tadi sangat keren!" Seru salah satu siswi dengan wajah berbinar. Reane tersenyum kecil menanggapinya.
"Cewek itu bisa olahraga juga ternyata." Bisik salah satu siswi angkatan ketiga.
"Tentu saja bisa." Sahut temannya.
"Ku pikir dia hanya cewek yang cuma bisa menempel pada dua kacungnya itu hihi."
"Dibanding berbicara omong kosong seperti itu, lebih baik kalian membantu yang lainnya bersiap!" Zeline menyorot tajam dua siswi yang beraninya mengolok Reane.
"Ck! Kau mengatakan itu karena Reane itu temanmu kan?" Cibir salah satunya.
"Entah apa yang dia lakukan sampai bisa mencuci otakmu untuk terus mendukungnya."
Zeline menggertakkan giginya. Berani-beraninya dua siswi itu menghina Reane nya.
"Bahkan jika dilihat lebih saksama, wajahnya itu biasa saja cih!" Zeline menarik kerah seragam siswi tersebut, temannya berteriak histeris membuat beberapa orang langsung kesana untuk melerai atau sekedar menonton.
"Jika sampai aku mendengar omongan tentang Reane lagi dari mulut busukmu itu..!" Geram Zeline memelototi siswi tersebut. Bukannya takut, siswi itu malah tersenyum mengejek.
"Heh, kau saja yang terlalu memujinya. Dia itu memiliki banyak keburukan dibaliknya!"
"Kau tidak tau apa-apa jadi tutup mulutmu!!" Zeline semakin naik pitam. Tak lama kemudian, murid-murid lain yang jaraknya cukup jauh mulai tertarik dengan pertengkaran tersebut.
"Kau salah! Aku pernah melihatnya bersama pria yang sangat tua! Mereka terlihat sangat mesra!!"
"Apa maksudmu..?!"
"Apa lagi kalau bukan dia menjual dirinya pada--"
Plak!!
"Jaga ucapanmu.." Zeline menampar siswi itu dengan sangat keras. Sampai beberapa siswa laki-laki datang untuk menjauhkan Zeline darinya.
"Haha, kau menamparku berarti itu benar kan?"
"Kau tidak akan marah kalau itu tidak benar!!"
"Itu kakakku." Reane tiba-tiba datang diantara mereka. Lalu menatap pipi siswi itu yang memerah karena tamparan Zeline.
"Tidak perlu berbohong untuk itu! Pria itu terlalu muda untuk disebut kakak!"
Reane mendecak, lalu mengorek kupingnya dengan wajah jengah.
"Tadi kau bilang aku berjalan bersama pria tua, tapi kenapa sekarang kau bilang pria itu muda?"
"Apa mungkin telingaku yang salah?"
Siswi itu mengeram, menatap tajam Reane yang seakan sedang meremehkannya.
"Kau tidak tau sopan santun pada kakak kelas ya?!" Siswi itu mendekati Reane dengan wajah yang sudah memerah. Zeline berniat menjauhkannya tetapi ia ditahan oleh dua siswa disampingnya.
Plak!!
Reane ditampar, siswi itu tersenyum miring dengan melihat tangannya yang ia gunakan untuk menampar Reane. Reane terdiam, luka yang disebabkan oleh tamparan itu cukup sakit. Bahkan bibirnya sedikit robek dan mengeluarkan darah.
"Itu balasan untuk tamparan yang ada dimukaku!"
"Oh ya?" Reane tersenyum lebar. Tanpa aba-aba ia mengangkat botol minumannya lalu menuangkan seluruh isinya diatas kepala siswi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masuk Kedalam Komik BL [END]
FantasyKarena makan makanan beracun. Aku, Arin Alesta mati dan bereinkarnasi menjadi Reane. Si anak keluarga kaya yang dimanja. Kunikmati hidupku dengan penuh kenyamanan hingga, sebuah fakta mengejutkanku. "Yaah, kalau begitu siapa namamu?" "A-Adim.. Adim...