Chap 49

1.4K 197 2
                                    

🐟Happy Reading🐟

Kantin hening tiba-tiba. Tentunya karena ulah Reane.

Reane berdiri dari posisinya dan menepuk roknya yang kotor. Ia juga menyayangkan jusnya yang belum sempat ia minum.

Adim, Raska dan Zeline sontak langsung menghampiri Reane, menatapnya khawatir. Mengabaikan orang yang keadaanya lebih memprihatinkan.

"Kau harus mengganti jus ku." Ujar Reane tiba-tiba sambil menunjuk salah seorang siswi, yang merupakan dalang dibalik jatuhnya Reane. Siswi itu mendelik tak terima.

"Kau yang menumpahkannya kenapa aku yang harus mengganti?!" Teriaknya dan berdiri dari duduknya. Reane menaikkan satu alisnya.

"Kau yang menyandungku." Jawab Reane enteng. Membuat semua orang disana sontak terkejut karena jawaban langsung Reane.

"Bajuku.." ketegangan itu terjeda karena suara lirih Nese. Semuanya sontak mengalihkan pandangan pada gadis tersebut. Bajunya tampak basah kuyup, rambutnya juga basah.

"Astaga! Nese, kau berantakan sekali!" Teriak salah satu temannya histeris. Nese memandang prihatin dirinya sendiri. Lalu menatap Reane sendu.

"Dia yang salah." Reane menunjuk siswi yang sempat berdebat dengannya.

"Kau gila--"

"Memang."

Semuanya terdiam kembali, tetapi tak bertahan lama.

"Aku tidak apa-apa, aku tidak meminta pertanggung jawaban." Ujar Nese tersenyum manis, beberapa murid disana menatap prihatin, ada juga yang menggunjing Reane karena dialah pelaku dibalik keadaan Nese sekarang, apalagi Reane tak mau mengaku salah. Padahal memang salah.

"Kau harus minta maaf Reane!" Perintah salah seorang teman Nese.

"Untuk apa? Dia bilang tidak perlu tanggung jawabku."

"Kau tidak tahu malu sekali!"

"Urat maluku tertinggal dirumah. Jika mau, ambilkan dengan merangkak.'"

"Sialan!"

"Toxic sekali."

"Pfft-- Reane sudahlah.." Raska yang sedari tadi menonton, sekarang mendekati Reane. Gadis itu mendengus. Adim dan Zeline tak kalah kesal juga, walaupun yang dikatakan Reane tidak ada buktinya, gadis itu tak mungkin berbohong untuk hal yang sama sekali tidak menguntungkannya.

"Kau pasti sengaja! Kau pasti mendengar saat kami mengejekmu tadi kan?!" Siswi yang menjadi pelaku terjatuhnya Reane bersedekap dada dan menatap Reane remeh.

"Untuk apa kesal dengan gonggongan anjing?" Tanya Reane memiringkan kepalanya. Para penghuni kantin sontak menahan napas mereka, Reane yang mereka kenal sebagai gadis ramah nan lembut kemana?!

"Jaga mulutmu!" Teriak gadis itu tak terima dan menunjuk wajah Reane.

"Kau yang jaga mulutmu." Dingin, aura hitam menguar dari tubuh Reane. Menandakan gadis itu tengah kesal. Reane maju dan mendekatkan bibirnya pada telinga gadis itu sambil menepis tangannya yang menunjuk Reane tadi.

"Kau pasti tahu, aku adalah putri keluarga Serhen." Bisik Reane.

"Aku bisa melakukan apapun pada orang yang tidak aku sukai." Tambahnya dengan nada meremehkan.

"Pfft--aku tidak takut!" Reane memundurkan badannya, tersenyum pongah.

"Ka-kalian jangan bertengkar, aku tidak apa-apa." Ucap Nese lirih. Reane mendelik.

"Siapa yang bertengkar karenamu? Kami bertengkar karena urusan kami sendiri." Cibir Reane lalu mendekat ke mejanya. Menusuk satu pentol bakso dan meletakkanya dimulut.

Masuk Kedalam Komik BL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang