"Hei." Panggil Roni dengan suara seraknya, membuat Reane menoleh dan beralih dari fokusnya.
"Aku ingat, dimana kita pernah bertemu dulu."
"Dimana?"
"Di hotel Harum, dalam acara pelantikkan presdir baru Arjaya Group."
"Mm, aku tidak ingat." Balas Reane dengan memiringkan kepalanya, mencoba mengingat acara yang dimaksud Roni.
"Padahal itu baru terjadi 5 tahun lalu." Ucap Roni dengan wajah melas. Reane menatap jijik Roni, membuat pemuda tersebut terkekeh kecil.
"5 tahun itu lama bodoh!"
"Tapi aku ingat."
"Masa kau tidak ingat?" Roni bertanya dengan nada kecewa. Membuat Reane semakin kesal dan juga bingung, bingung dengan sikap Roni yang terkesan aneh padanya.
"Lain kali aku akan mencoba untuk mengingatnya." Ujar Reane dengan senyum kecil, mata Roni terlihat berbinar. Reane mau menanggapi obrolannya saja sudah menjadi sebuah perkembangan bagus baginya.
"Aku akan menunggu sampai kau mengingatnya,"
"Tapi jika kau tidak ingat, aku akan memaksamu untuk bisa mengingatnya." Ucap Roni memajukan badannya, mendekatkannya pada Reane. Sedangkan Reane mundur untuk menjauh karena tidak nyaman.
'Menyeramkan.'
Roni semakin gemas dengan sikap Reane, jika ia melakukan hal seperti ini pada wanita lain, maka wanita bodoh itu akan kesenangan lalu merayunya menggunakan tubuh mereka. Dan Roni sangat muak dengan hal seperti itu.
'Untungnya kau masih sama.'
•Flashback 5 tahun yang lalu
"Sebaiknya kau jangan bertingkah dan memalukan namaku." Peringat Baren, ayah Roni pada anak laki-laki berumur 12 tahun yang tak lain adalah Roni.
"Baik, ayah." Jawab Roni terpaksa, dirinya masih terguncang karena kematian ibunya satu minggu lalu. Dan sekarang ayahnya memaksanya untuk mengikuti acara membosankan yang bahkan berada diluar kota.
Mata Roni terlihat redup, mengamati satu persatu orang-orang penting disana. Ia terus mengekori ayahnya dan sesekali berbincang dengan para rekan bisnis ayahnya. Sampai akhirnya berada dipertengahan acara, ia meminta izin kekamar mandi pada ayahnya.
"Kau merepotkan sekali, pergilah!" Ucap ayahnya dengan sinis, Roni hanya mengangguk. Sudah biasa ia menerima perlakuan seperti ini dari ayahnya, ia tak pernah merasa diperlakukan selayaknya seorang anak oleh ayah kandungnya tersebut.
"Leganya.." gumam Roni setelah keluar dari kamar mandi. Lalu matanya tak sengaja menemukan seorang gadis kecil yang tengah kebingungan. Sepertinya ia tersesat.
"Halo!" Sapa Roni setelah berada dihadapan gadis kecil itu. Gadis kecil tersebut berhenti sejenak, lalu menaikkan alisnya untuk menjawabnya.
"Kamu tersesat ya? Aku bisa bantu." Tawar Roni dengan niat baik. Reane, gadis kecil berusia 11 tahun tersebut mengamati Roni dari atas hingga bawah. Merasa familiar dengan bocah didepannya.
"Tidak, tidak perlu. Saya hanya sedang mencari saudara saya." Tolak Reane dengan halus, tentunya disertai senyum manisnya.
"Oh begitu ya, maaf mengganggu."
"Tidak apa." Setelah itu Reane pergi, mencari orang yang sedari tadi hilang dari pandangannya. Yang tak lain adalah Raska.
"Gadis yang pemberani." Gumam Roni memandang punggung kecil Reane. Lalu setelahnya ia bergegas pergi untuk kembali ke aula utama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masuk Kedalam Komik BL [END]
FantasyKarena makan makanan beracun. Aku, Arin Alesta mati dan bereinkarnasi menjadi Reane. Si anak keluarga kaya yang dimanja. Kunikmati hidupku dengan penuh kenyamanan hingga, sebuah fakta mengejutkanku. "Yaah, kalau begitu siapa namamu?" "A-Adim.. Adim...