Chap 4

10.1K 1.1K 9
                                    

Aku bangun seperti biasanya, yaitu dengan segar dan tanpa gangguan sama sekali. Aku melihat jam di dinding.

"Hmm, masih jam 5 pagi. Kepagian." Gumamku setelah tahu bahwa aku bangun kepagian. Padahal tadi malam aku tidur larut, tapi kenapa malah bangun pagi?!

"Haaah..." Aku mengela nafas kasar. Padahal aku pengennya bangun siang.

Aku mengambil selimutku lagi bersiap untuk menjelajahi alam mimpiku kembali. Sampai suara pintu kamarku mengubah atensiku.

Kriet

"Eh?! Nona sudah bangun?" Lira yang datang kekamar ku memasang raut terkejut, tetapi tidak lama setelahnya wajahnya kembali datar. Hih nih orang tidak bisa gitu ya memasang ekspresi lebih lama?!

Aku memasang wajah suram menatap Lira yang membawa beberapa kain, sepertinya baju dan selimut.

"Ada apa nona? Kenapa menatap saya seperti itu, apakah saya membuat kesalahan?" Tanyanya sambil mendekat kearahku tetapi menatap ku dengan wajah datarnya.

'Ya kau membuat kesalahan! Wajahmu menyebalkan!!' Rutukku dalam hati. Jika bisa aku ingin sekali memberikan topeng manusia tersenyum diwajahnya itu.

"Tidak ada, hanya saja aku masih mengantuk. Aku akan kembali tidur!" Kataku sambil menarik kembali selimutku yang sempat tertunda.

"Kalau begitu, saya ingin membereskan buku-buku nona dan membersihkan lacinya." Aku membelalakkan mata mendengar ucapan Lira, karena yang Lira maksud adalah laci tempat buku ku berada.

Aku tidak akan membiarkannya menyentuh buku itu. Aku bangkit dan segera duduk, lalu turun dari kasur dan menghadang Lira yang baru hampir mencapai laci itu.

"TIDAK!! Re-Reane akan membantu!" Seruku yang membuat Lira berjengit kaget. Lira menatapku bingung, lalu tidak lama kemudian menggelengkan kepala pelan.

"Tidak nona! Biar saya saja, nona silahkan lanjutkan tidur. Saat sudah waktunya nanti saya akan membangunkan nona." Katanya dan berjalan mendahului ku.

Aku mengejarnya dan sekali lagi menghadang tangan Lira yang hampir mencapai gagang laci.

"D-di dalam sana ada barang rahasia Reane, jadi hanya Reane yang boleh tahu!!" Seruku menatap Lira serius. Lira diam sejenak lalu membalikkan badan.

'Ha-haah? Semudah ini?'

"Baiklah nona, saya tidak akan melihat." Katanya dan tetap berada diposisinya yang berdiri membelakangiku.

Ternyata menjadi anak kecil ada untungnya juga.

Aku berbalik badan dan segera mengambil 'buku rencana happy ending' ku dan dengan cepat menaruhnya dibawah bantal.

"Sudah selesai, Lira bisa berbalik." Kataku semangat. Lira membalik badan dan tersenyum tipis kepadaku.

"Nonaku sudah besar rupanya." Lah emang aku sudah besar dari bayi.

Aku tersenyum kecut dan meringis dalam hati menanggapi perkatakan Lira. Maafkan nonamu ini yang telah berbohong Lira huhu.

Setelah selesai mandi dan didandani oleh Lira aku turun kebawah dan menemukan papa dan mama yang sedang mengobrol dengan dua sepasang suami istri dan bocah laki-laki seumuranku.

Karena dari atas tidak terlalu jelas aku hanya bisa menyimpulkan mereka adalah rekan kerja papa dan anaknya.

Aku turun dari atas dan berada di gendongan Lira. Setelah sampai dibawah aku meminta Lira untuk menurunkanku dan setelah berhasil turun aku berlari menuju sofa tempat duduk papa.

Masuk Kedalam Komik BL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang