Chap 22

3.8K 464 12
                                    

🐟Happy Reading🐟

"KAK JELIN!!" Reane berlari menuju tempat Zeline berada. Ia menghampiri Zeline dengan raut wajah gembira. Sedangkan Zeline menatapnya datar.

"Selamat pagi!" Sapa Reane saat sudah berjalan disamping Zeline. Saat ini mereka sedang berada di lapangan sekolah. Baru saja masuk.

"Namaku Zeline, bukan Jelin!" Ujar Zeline sambil melanjutkan langkahnya. Dan di ikuti oleh Reane di sampingnya.

"Oke kak Jelin!" Seru Reane dengan tawa di akhirannya. Zeline tetap melanjutkan langkahnya dengan rasa kesal yang tertahan.

"Oh iya! Nanti kak Jelin harus ikut Reane ke kantin!" Reane berlari mendahului Zeline. Lalu berjalan mundur. Ia menatap antusias Zeline yang berjalan di depannya.

"Aku sudah membawa bekal." Ucap Zeline lalu memalingkan mukanya ke samping. Sebenarnya ia tak enak jika menolak ajakan Reane. Tetapi ia juga masih canggung dengan kehadiran Reane yang menurutnya tiba-tiba.

"Mmn, kalau begitu Reane akan menemani kakak makan nanti!" Ucap Reane dengan wajah berseri. Kali ini Zeline juga ingin menolaknyaa, tetapi ia kalah cepat dengan Reane yang sudah berlari meninggalkannya.

"Aku duluan! Daah~"

"Ah..." Zeline menatap kepergian Reane dalam diam. Lalu ia tersenyum tipis. Sangat tipis. Tetapi itu tak bertahan lama, karena ia dibuat terkejut dengan suara keras dari sampingnya.

"REANE!! KEMARI KAU!!" Adim berlari mengejar Reane yang sudah jauh didepan. Ia benar-benar kesal karena wajahnya dicoret-coret dengan spidol berwarna saat di mobil tadi.

Dalam perjalanan ia memang sempat tertidur sebentar, karena semalam ia tak bisa tidur karena terlalu larut dengan tugas sekolahnya. Hingga ia lupa waktu. Tetapi ia tak menyangka akan kecolongan seperti ini. Bersama Reane dalam keadaan tanpa perlindungan adalah hal yang berbahaya ternyata. Ck ck, Adim yang malang...

Zeline menatap punggung Adim, anak laki-laki itu dengan kekesalan di ubun-ubun masih setia mengejar Reane yang sudah hampir tertangkap. Mungkin Adim tidak melihat keberadaan Zeline tadi. Karena jika begitu, ia akan menatap Zeline dengan tajam. Zeline tahu itu, karena kemarin ia tak sengaja bertemu mata dengan Adim sewaktu pulang sekolah.

Dan anak laki-laki itu menatapnya dengan ketidak sukaan yang terpampang jelas.

Reane tertangkap oleh Adim, lalu Adim mengacak rambut Reane gemas. Sedangkan Reane terus tertawa dengan lepas menatap ekspresi marah Adim dengan hiasan coretan spidol darinya.

'Aku.. juga ingin..'

Zeline menatap sendu pemandangan didepannya, lalu menundukkan kepalanya. Menatap halaman sekolah beralaskan paving abu-abu. Ia sangat ingin, sangat menginginkan kebersamaan semacam itu dengan beberapa sahabat tentunya. Ia sangat iri, ia iri pada Reane yang mendapatkan kebahagiaan yang sepertinya tak akan luntur. Tetapi disisi lain, ia sangat menyukai senyuman, tawa, dan suara gadis kecil tersebut.

Ia ingin terus melihat wajahnya yang bersinar bak berlian temuan tersebut.

Zeline tersadar dari lamunannya. Ia kembali melihat ke depan tempat dimana tadi Reane berada. Tetapi gadis cilik itu sudah tidak berada disana. Ia melanjutkan perjalanannya yang sempat tertunda. Ia tersenyum dalam hati.

'Sepertinya makan berdua juga tidak buruk..'

☆☆☆

"Selamat makan!" Reane memakan roti selai keju dengan kidmat. Bersama Zeline. Adim dan juga Raska. Di taman belakang sekolah. Mereka memilih makan disini karena tempat ini lumayan sepi dikunjungi. Tetapi tetap nyaman dan bersih untuk ditempati.

Masuk Kedalam Komik BL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang