Kejahatan Nese sangat berat, selain yang diberikan oleh Raska. Ada satu hal lagi yang menggemparkan semua orang, fakta bahwa ternyata Nese lah yang melenyapkan Lena dengan menyewa orang. Kejahatan beratnya ini terungkap saat seorang pria mengaku telah dibayar oleh Nese untuk membunuh seorang gadis dengan menabraknya.
Karena kejahatan beratnya itu, Nese dijatuhi hukuman dengan dimasukan kedalam lapas remaja. Tak ada perlawanan apapun dari keluarganya, mereka menyerahkan segalanya pada pihak yang berwajib. Hal itu membuat semua orang beranggapan bahwa ini adalah akhir dari perusahaan Cerries.
Malamnya, Reane berkunjung kerumah Adim. Tetapi ada sesuatu yang membingungkan. Reane aneh.
Memiringkan kepalanya, Adim menatap Reane yang tengah melakukan hal aneh. Gadis itu tengah duduk bersila dengan alis menyatu. Entah apa yang ia pikirkan.
"Humm!!" Lagi-lagi Reane bergumam, matanya terus terpejam dengan kerutan tercetak jelas.
'Sebenarnya.. dia sedang apa?'
"Huh!" Adim tersentak saat Reane membuka matanya tiba-tiba. Matanya menyorot tajam membuat Adim meneguk ludahnya.
'Haaa~ apa yang aku lakukan sudah benar?!'
'Apa Niel sakit hati karena aku?!'
'Bagaimana saat kita bertemu nanti?!'
"Hei, kau sebenarnya kenapa?" Tanya Adim sambil menepuk pundak Reane. Gadis itu mendongak menatap wajah tampan didepannya.
Tiba-tiba pipinya bersemu, aahh dia masih ingat dengan kejadian beberapa hari lalu.
"A-aku baik-baik saja." Reane adalah tipe orang yang susah menceritakan masalah pribadinya. Ia lebih suka menyelesaikannya sendiri atau mungkin membiarkan masalah itu selesai dengan sendirinya.
"Kau berkeringat." Adim mengelap keringat di pelipis Reane menggunakan tisu, membuat jantung Reane berdegup. Gadis itu diam menatap Adim yang tengah fokus pada kegiatannya.
"Anu.. Adim!" Panggil Reane sambil menahan lengan Adim yang tengah menyentuh pipinya menggunakan tisu. Pemuda itu menaikkan satu alisnya, Reane meneguk ludahnya.
Adim berhenti mengelap. "Apa?"
"Kenapa.. kau selalu percaya padaku?" Tanya Reane, dirinya selalu penasaran sejak dulu. Adim tak pernah meragukannya, ia selalu menghargai keputusan Reane. Selalu percaya dengan apapun yang gadis itu katakan, itu.. membuat Reane kepikiran. Apakah dia pantas mendapatkan itu? Dia hanyalah seseorang yang beruntung setelah melakukan berbagai kesalahan.
Ia sangat ingat, dulu secara tidak langsung, dirinya membuat Adim menderita. Ia selalu berusaha memisahkan Adim dan Raska. Menyewa orang untuk merenggangkan hubungan mereka dengan menyebarkan rumor, dan berkerja sama dengan Roni, yang notabenya adalah musuh percintaannya.
Reane, jadi merasa sakit. Mengapa ia mendapatkan kepercayaan dari orang yang telah ia lukai berkali-kali?
"Karena tak ada alasan untuk aku meragukanmu."
'Eh?'
Seakan angin berhembus menekannya, Reane terdiam dengan pupil mengecil.
"Tak.. ada alasan.."
Aneh, hati Reane terasa semakin sakit. Seumur hidupnya, entah hidup sebagai Reane ataupun Arin, dirinya tak pernah mendapatkan hal semacam ini.
Reane yang selalu dingin kepada orang tuanya, dan Arin yang terkadang membenci dan curiga kepada keluarganya.
Reane dingin karena memang itu sifat alaminya. Dan Arin benci karena orang tuanya yang sering membandingkannya dengan kakaknya, Aini yang memiliki sebidang prestasi. Dan pada saat ia memiliki satu orang yang bisa ia jadikan penopang hidup, orang itu malah pergi jauh dan tak kembali hingga ia hilang dari dunia itu, dia adalah sahabatnya yang bernama Farel. Orang yang entah bagaimana ceritanya sekarang telah menjadi Niel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masuk Kedalam Komik BL [END]
FantasyKarena makan makanan beracun. Aku, Arin Alesta mati dan bereinkarnasi menjadi Reane. Si anak keluarga kaya yang dimanja. Kunikmati hidupku dengan penuh kenyamanan hingga, sebuah fakta mengejutkanku. "Yaah, kalau begitu siapa namamu?" "A-Adim.. Adim...