Hari ini adalah saat dimana pesta pernikahan paman dan tanteku dilaksanakan. Aku sudah siap dengan gaun yang aku pesan.
Aku dan kedua orang tua ku berjalan menaiki mobil yang akan kami gunakan untuk mendatangi pesta. Gaun berwarna merah cerah dan putih tulang, serta rambut yang dibiarkan terurai dengan bando mutiara sebagai hiasannya. Itulah penampilanku saat ini dan disampingku saat ini mama dan papa yang menggunakan baju dengan warna yang sama dengan ku, yaitu merah cerah.
Kami menempuh perjalanan dari mansion menuju kediaman Floras sekitar 15 menit.
Setelah sampai dikediaman kakek ku aku dan kedua orang tua ku segera turun dari mobil dan berjalan santai melewati beberapa orang yang berlalu lalang.
Beberapa mata menatap kami yang datang dengan penampilan cukup menyolok. Banyak bisik-bisik yang memasuki telingaku. Dan selagi itu tidak membicarakan sesuatu yang buruk aku membiarkannya.
"Ah mereka ya.."
"Mereka terlihat bersinar.."
"Lihat-lihat putri mereka sungguh manis!"
"Dia seperti seorang putri raja."'Haha benar! Aku memang manis. Lanjutkan saja.'
Aku mengangkat kepalaku bangga. Tak lama kemudian kami bertinga sampai di pintu masuk aula pesta. Sampai kami masuk pun tatapan orang-orang masih sama seperti tadi. Kagum, penasaran bahkan iri."Reane.. gandeng tangan papa." Ucap papa disela perjalanan. Aku berhenti sejenak lalu segera menggandeng tangannya yang sudah terjulur padaku. Papaku memang posesiv.
"Mama juga dong.." Memang penyakit posesiv itu bisa menular. Mungkin.
"Iya!" Seruku sambil terkekeh.
Dari sini aku melihat Raska yang sedang dikerubungi beberapa ah bukan banyak sekali gadis-gadis seumuranku. Yaah, memang dia tampan sih atau lebih tepatnya imut.
Tapi beberapa dari mereka mungkin hanya penjilat yang mengincar posisi Raska sebagai anak dari penerus perusahaan besar.
'Menjijikan'
Setelah jarakku dengannya tinggal sedikit, tanpa sengaja dia melihatku dan dengan tergesa-gesa menuju kearahku."Ah maaf, saya harus segera pergi." Katanya dengan sopan pada anak perempuan yang sedang bergelayut manja ditangannya. Tetapi bukannya melepaskan dia malah semakin terlihat manja.
Aku yang mendengarnya menatap jijik pemandangan didepanku. Penampakan bibit lonet nya sudah ada dong..
Raska terlihat kesusahan dengan tingkah anak perempuan tersebut. Aku yang tidak tahan melihat uke tercintahku digoda perempuan lain berniat menghampiri mereka. Tetapi sebelum itu Raska sudah bisa melepaskan diri dari uler cilik itu.
"Reane!" Serunya sumringah.
Berbeda dengan anak tadi yang melihat kepergian Raska dengan amarah dan beralih melotot menatapku.
'Hey! Berani-beraninya dia..'
Sementara itu Raska sudah ada didepanku dan menggenggam tanganku. Dia benar-benar terlihat bahagia, tentu saja dia kan sebentar lagi memiliki seorang ayah. Aku ikut bahagia Raska ku.
"Reane cantik!" Katanya dengan senyuman lebar. Ayah dan ibuku yang ada disampingku terlihat menahan tawa.
"Pfft.. hmm jangan sampai karena kecantikannya kau jatuh cinta padanya Raska!" Ucap papa menatap Raska dengan serius tapi menurutku itu hanya candaan belaka. Mana mungkin, Raska untuk Adim dan akan selalu seperti itu.
"Hehe." Kekeh Raska mendengar ucapan papa.
"Raska juga terlihat tampan saat ini, dimana mama mu?" Tanya mama dengan lembut pada Raska. Raska menoleh kebelakang lalu menunjuk keberadaan mamanya yang sedang bersama paman berbincang dengan para tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masuk Kedalam Komik BL [END]
FantasiKarena makan makanan beracun. Aku, Arin Alesta mati dan bereinkarnasi menjadi Reane. Si anak keluarga kaya yang dimanja. Kunikmati hidupku dengan penuh kenyamanan hingga, sebuah fakta mengejutkanku. "Yaah, kalau begitu siapa namamu?" "A-Adim.. Adim...