Di lapangan Qasetra high school saat ini sangat ramai, seluruh siswa-siswi dari ketiga angkatan berkumpul. Hari ini adalah hari pertama Festival tahunan sekolah dimulai. Tentunya para murid sangat bersemangat.
"Habis dari mana Re?" Tanya Lena penasaran.
"Pos kelas kak Jelin," jawab Reane jujur, ia baru saja kembali dari pos kelas 3-1. Menyerahkan titipan mamanya.
"Ooh, ayo sudah mau dimulai!" Ajak Lena sambil menggandeng tangan Reane menuju lapangan.
Acara dimulai dengan pidato panjang dari kepala sekolah, lalu sambutan dari para tamu penting.
Hari pertama dan kedua dimeriahkan dengan penampilan dari semua kelas, hari ketiga dan keempat adalah lomba olahraga antarkelas, lalu di malam hari terakhir akan diadakan game yang biasanya OSIS buat.
"Kelas kita akan tampil dipertengahan nanti."
"Masih ada waktu untuk siap-siap." Ujar Lena yang duduk disamping Reane, Reane mengangguk menanggapi.
Setelah sambutan nan ceramah panjang yang membuat para murid jengah, akhirnya kepala sekolah mengumkan bahwa acara telah resmi dibuka. Dan para murid pun akhirnya bersorak bahagia.
"Parah! Ceramahnya sampai satu jam," gumam salah satu siswa.
"Biasalah,"
☆☆☆
"Huft.." Reane menghembuskan nafas panjang, setelah penampilan ini adalah kelasnya. Dia harus menampilkan ackting terbaik.
"Kau gugup?" Tanya Roni yang berada disamping Reane.
"Dih? Nggak tuh!" Reane melengos pergi dari sana. Lalu menghampiri teman-temannya yang sedang berkumpul.
"Ah Reane, ini sepatumu," salah seorang siswi memberikan sepasang sepatu hak tinggi berwana merah berkilau. Reane menerimanya lalu segera memakainya.
"Semangat!" Ucap Grea dengan senyum mengembang. Reane mengangguk semangat.
"Pelan-pelan Reane!" Peringat Lena kala Reane sudah menjauhi mereka.
Reane mengangguk menjawabnya.
"Ayo!" Roni menjulurkan tangannya, Reane menggapainya ragu-ragu.
"Iya!"
Srek!!
Tirai panggung terutup. Lalu tanpa menunggu lama tirainya terbuka kembali, menampilkan Reane yang sedang berdiri dengan anggun mengenakan kostum abad pertengahan.
Adim dan Raska menonton dengan berbinar, mereka sangat menantikan penampilan Reane.
"Disebuah menara yang dingin nan gelap, seorang wanita jahat tengah tertidur pulas," ucap seseorang yang membacakan alur cerita menggunakan mikrofon.
"Sampai ia membuka matanya perlahan,"
Reane membuka matanya perlahan, lalu duduk.
"Aku sudah bangun?"
"Sang wanita jahat telah bangun dari tidur panjangnya, dengan bahagia ia menjalani kehidupan kejamnya seperti biasa,"
"Siapa kamu?"
"Sampai seorang pria pengembara yang pemberani memasuki menara terkutuk tersebut tanpa rasa takut,"
"Aku adalah seorang penyihir jahat, sebaiknya kau tinggalkan aku, sebelum kumakan," ucap Reane dengan penuh wibawa.
"Sang pengembara terdiam, dia terpesona dengan kecantikan dan keanggunan sang penyihir tersebut."
"Aku jatuh cinta padamu.." ujar Roni dengan mata yang menatap lekat Reane, sedangkan Reane sedang berusaha mempertahankan perannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masuk Kedalam Komik BL [END]
FantasyKarena makan makanan beracun. Aku, Arin Alesta mati dan bereinkarnasi menjadi Reane. Si anak keluarga kaya yang dimanja. Kunikmati hidupku dengan penuh kenyamanan hingga, sebuah fakta mengejutkanku. "Yaah, kalau begitu siapa namamu?" "A-Adim.. Adim...