Chap 64 [END]

4.8K 329 48
                                    

🐟Happy Reading🐟

Hari ini adalah hari dimana hukuman Halcin dilaksanakan setelah pria itu selesai menjalani masa rehab selama 1 bulan, dan dia dinyatakan tidak bisa sembuh dari penyakit mentalnya. Bisa dibilang terlambat melakukan hal itu.

Dan Reane saat ini tengah duduk berdua bersama pria itu. Karena permintaan terakhirnya sebelum dieksekusi adalah menghabiskan waktu berdua dengan sang pujaan hatinya, Reane.

''Aaa~" Halcin menyuapi Reane dengan kue kesukaan gadis itu yang mereka berdua buat sendiri sebelumnya. Halcin bilang jika ia menginginkan ini karena belum sempat memakan kue buatan Reane waktu lalu, karena dia menyimpannya untuk dijadikan pajangan.

Reane mengunyah kue yang Halcin masukan kedalam mulutnya dengan pelan. Saat ini mereka tengah berada di dapur tempat rehabilitasi yang dikosongkan. Hanya ada mereka berdua disana, walaupun sebenarnya ada banyak kamera yang Rendyan pasang sebagai pengaman.

''Aku sangat bahagia! Malaikatku dan aku menikmati waktu berdua dengan suasana romantis ini.'' ujar Halcin tersenyum lebar, tangannya mulai menyendok kue kembali.

Saat Halcin ingin memasukkan potongan kue kedalam mulutnya sendiri, ia urungkan dan meminta Reane untuk memegangnya.

''Bisa suapi aku?'' pintanya dengan mata berbinar, Reane meneguk ludahnya kasar. Ia pun mengangguk dan mulai menyuapkan kue tersebut. Halcin memakannya dengan hati berbunga, ia sangat amat bahagia. Mungkin bisa dibilang ini hari terbaiknya.

''Ini pertama kalinya aku bisa menghabiskan waktu dengan nyaman bersama orang yang aku cintai..'' Halcin menelungkup kan wajahnya, ia mengangkat kembali kepalanya lalu tersenyum manis.

''Dan aku harap Reane tidak melupakannya.'' lirih Halcin dengan suara serak, tangan Reane yang ia gunakan untuk memegang gagang sendok menegang. Bibirnya bergetar mengingat apa yang akan terjadi pada Halcin beberapa jam ke depan.

''Kenapa diam saja? Apa Reane tidak bahagia bersamaku?'' alis Halcin menukik lemas, melihat itu Reane sontak menggeleng.

''Aku.. Bahagia.'' Reane tak bohong, karena sejujurnya saat bersama Halcin ia merasakan sebuah perasaan yang tak asing. Ia nyaman bersama Halcin, tetapi disaat bersamaan ia takut. Karena pria itu tidaklah normal.

''Syukurlah! Aku sempat takut karena Reane diam saja dari tadi.'' Halcin menggaruk tengkuknya.

''Kalau begitu, bagaimana jika kita melihat kolam ikan di taman belakang?'' Reane menyetujuinya dan mengekori Halcin menuju taman belakang, sesampainya di depan kolam, Halcin duduk di sebuah batu besar dan mengajak Reane untuk ikut duduk disebelahnya.

''Aku sering kemari jika sedang bosan! Lihatlah ikan-ikan ini, mereka sangat cantik seperti Reane hehe!'' Reane mengangguk ragu, ia memandang banyaknya ikan hias yang cantik. Bibirnya melengkung menikmati suasana itu. Sampai..

Byur!

''Lihat! Ikan ini punya warna yang sama dengan rambut Reane!'' seru Halcin sambil mengangkat ekor ikan yang ia tangkap, Reane melihatnya dengan ekspresi shock. Apalagi saat Halcin ganti mencengkram badan ikan tersebut dan meremasnya.

''Ha-Halcin pelan-pelan saja saat memegangnya.'' nasehat Reane dengan wajah pucat, ia mengarahkan Halcin untuk memegang ikan berwarna merah tersebut dengan benar.

''Begini?'' beo Halcin.

''Benar, seperti itu.'' Reane mengusap peluhnya, sangat tertekan karena harus berduaan bersama seorang psikopat semacam Halcin.

''Padahal jika aku memegangnya seperti tadi, lebih aman karena dia tidak mungkin jatuh.''

''Ta-tapi dia akan kesakitan.''

Masuk Kedalam Komik BL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang