Chap 21

4K 489 16
                                    

Umur Ansa= 18 tahun (baru lulus SMA. Dan mau lanjutin kuliah di Negara Reane. Ceritanya tuh dari luar negri.)

🐟Happy Reading🐟

"Pfft-- kikikik.." Reane berusaha menahannya sekuat tenaga. Perutnya bahkan sampai sakit karenanya.

Ansa menatap Reane kesal. Sedangkan Reane masih berusaha meredakan tawa tertahannya.

Setelah dikira cukup. Reane menatap om nya. Kembali menahan cekikikan nya.

"Apa yang om p-pfft--pakai?" Reane mencoba tersenyum ramah. Menatap Ansa yang sudah bersender di dinding.

"Anggap saja kau tidak pernah melihatnya." Ucap Ansa sambil menatap Reane datar. Reane tersenyum kecut. Sudah terlanjur melihat. Akan terus diingat dong..

"Mmn." Gumam Reane sambil berjalan menuju kulkas.

"Om sedang apa?" Tanya Reane sambil berusaha membuka kulkas besar didepannya. Setelah berhasil terbuka, ia mengambil satu botol berukuran besar. Lalu meletakannya di meja dapur. Tentunya dengan susah payah.

"Om?" Reane menoleh. Menatap om nya yang juga sedang menatapnya masih dengan posisi bersender di dinding dengan bersedekap dada. Reane menutup mulut nya rapat-rapat. Sungguh! Wajah om nya yang tertutup masker wajah sangat lucu. Berbeda sekali dengan tadi saat di ruang tamu.

"Cepat. Aku mau naik lagi." Reane tersenyum kesal. Kalau itu ia juga tahu. Memangnya ia harus berfikir kalau om nya ingin tidur disini gitu?

'Tinggal menjawab pertanyaannya apa susahnya sih?!' Dumel Reane dalam hati. Tetapi wajah nya tetap menunjukkan senyuman. Ia mengambil satu gelas lalu membuka tutup botolnya.

Dengan hati-hati ia mencoba menuangkannya. Keringatnya bahkan turun.

'Pliss jangan ada drama...'

Reane mengerutkan kening kala ia merasa botol besar yang ia pegang menjadi ringan. Ia menatap keatas. Ternyata om nya sedang membantunya.

"Lepas. Jangan sok-sok an, kau masih kecil." Reane melepaskan tangannya. Batinnya bergejolak dasyat mendengar ucapan om nya yang satu ini.

'SIALAN KAU $G@#÷¥°☆&!! KAU PIKIR AKU JUGA SUKA MENJADI KECIL?!'

Berbeda dengan batinnya, saat ini Reane sedang tersenyum dengan lembut. Bahkan Ansa yang menatapnya heran. Apakah bocah ini tak lelah melengkungkan bibirnya terus?

'Benar-benar bocah aneh.'

Ansa menurunkan botol tadi dan menutupnya. Berjalan, berniat mengembalikannya ke kulkas. Sampai ia berhenti karena dihadang oleh Reane.

"Jangan! Reane akan membawanya ke kamar." Ucap Reane lalu meloncat berusaha menggapai botol itu. Tapi gagal, karena Ansa mengangkatnya tinggi-tinggi.

"Minum cepat." Ucap Ansa masih mengangkat botolnya. Reane mencebikkan mulutnya. Lalu berjalan menuju meja, letak gelasnya.

Glup. Glup. Glup.

"Kemarikan!!" Seru Reane sambil menjulurkan tangannya kedepan. Meminta botol miliknya(?)

Ansa berjalan menjauhi Reane. Menuju tombol lampu tadi. Reane yang tahu apa kelanjutan kegiatan om nya itu berlari mendekat. Lalu memegang ujung bajunya.

"Ck. Menyebalkan." Ucap Ansa lalu menekan tombol lampu. Dan seketika dapur menjadi gelap. Hanya terterangi sedikit, karena lampu kecil dari tengah ruang tamu.

'Kau pikir kau tidak menyebalkan?!'

'Bahkan Adim lebih baik!!'

Ansa berjalan menaiki tangga menuju lantai atas. Dengan Reane yang mengekorinya, bersama sumpah serapah di lubuk hatinya.

Masuk Kedalam Komik BL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang