🐟Happy Reading🐟
Reane memakan sarapannya dengan pelan. Karena sekarang masih jam 07.00, ia tak perlu buru-buru. Sebab jam masuk sekolahnya adalah jam 07.30. Dan letaknya juga tidak terlalu jauh dari rumahnya. Juga, ia bukan tipe murid yang suka masuk pagi dan merenungi nasib bersama sepinya kelas, beuhh.
"Kamu yakin mau sekolah sayang?" Tanya Miran khawatir, sebab anaknya baru pulang tiga hari lalu. Sebenarnya Reane ingin masuk sejak kemarin, tetapi mama dan papanya melarang keras.
Reane mengangguk sambil terus mengunyah roti. Lalu meminum susunya hingga tandas. Reane tersenyun menatap mamanya.
"Reane sudah sembuh ma,"
"Lihat!" Reane menggerakkan badannya dengan riang. Menunjukkan bahwa dirinya sudah baik-baik saja.
"Masuk besok saja ya?" Bujuk Miran lagi. Reane mengerucutkan bibirnya, ia menggeleng kuat.
"Tiidak! Lagipula ini sudah berserangam." Tolak Reane lagi sambil tersenyum cerah. Miran memasang senyum kecil, sudah ia duga bahwa akan sulit membujuk anaknya.
"Kakak! Kalau sakit lagi nanti Nuan yang akan mengurus kakak!" Seru Nuan dengan riang. Mengundang gelak tawa dari ruang makan. Rendyan mengelus kepala putranya penuh kasih sayang.
"Lalu kamu juga harus menghajar penyakit jahat itu!" Ujar Rendyan menyemangati, Nuan semakin tersenyum lebar sambil mengepalkan tangannya keudara.
"Iya! Akan Nuan hajar nanti!" Reane terkekeh, begitu pula dengan Miran dan juga Rendyan. Suasana menjadi lebih hidup dengan hadirnya Nuan diantara mereka. Anak laki-laki tersebut selalu membuat kehebohan didalam rumah ataupun diluar.
"Iya iya, lanjut makan gih!" Perintah Reane dengan senyuman, Nuan mengangguk dengan semangat lalu melanjutkan memakan sarapan miliknya.
"Nona, Tuan muda Deyandra sudah menunggu didepan." Ucap Robi, kepala pelayan dalam rumah besar ini. Reane mengangguk menanggapi, ia berpamitan lalu keluar dari rumahnya.
"Selamat pagi." Sapa Reane dengan senyum cerah, Adim langsung mengalihkan fokusnya pada Reane. Lalu tersenyum kecil.
"Pagi." Balasnya ramah. Adim memasangkan jaket dipinggang Reane. Menutupi paha gadis tersebut agar terhindar dari mata para buaya. Lalu dengan teliti ia memasangkan helm dikepala Reane.
"Ayo." Ucap Reane saat sudah duduk, ia menepuk bahu Adim sedikit keras. Adim tersenyun dibalik helm full face miliknya.
"Hmm."
☆☆☆
Reane mengamati keadaan kelasnya, lalu melangkahkan kakinya kedalam. Beberapa penghuni kelas langsung mengalihkan atensi mereka.
"Reane!" Lena berlari menuju Reane dan memeluknya manja. Reane hanya tersenyum canggung, ia sedikit keberatan dengan tatapan para teman sekelasnya.
"Kamu sudah baikan Re?" Tanya Grea, ketua kelas nya dengan lembut. Reane mengangguk sambil berjalan menuju bangkunya. Beberapa murid langsung mengerubunginya. Reane terus memasang senyum canggung.
"Kau tau? Kau jadi perbincangan hangat kemarin!" Ujar salah satu siswi, ia memasang wajah antusias membicarakan hal ini.
"Oh ya? Aku tidak tau itu." Ucap Reane sambil menurunkan tas dari pundaknya. Ia melipat tangannya dimeja dengan tersenyum manis.
"Kamu benar-benar sudah sembuh kan?" Tanya Lena yang juga sudah duduk disamping Reane. Reane mengangguk, sudah berkali-kali ia mendengar ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masuk Kedalam Komik BL [END]
FantasyKarena makan makanan beracun. Aku, Arin Alesta mati dan bereinkarnasi menjadi Reane. Si anak keluarga kaya yang dimanja. Kunikmati hidupku dengan penuh kenyamanan hingga, sebuah fakta mengejutkanku. "Yaah, kalau begitu siapa namamu?" "A-Adim.. Adim...